Senin, 14 Maret 2011

LP Ma’arif Sebagai Ujung Tombak Kaderisasi

NU Jombang Online,
Bertempat di Aula Graha Gus Dur Jombang, Pengurung LP Ma’arif NU Jombang pada hari Rabu (1/09/2010) mengadakan pelatihan materi Aswaja NU (Ahlissunah wal Jama’ah Nahdlatul Ulama) bagi guru-guru Madrasah Ibtida’iyah (MI) di bawah naungan LP Ma’arif NU Jombang. Pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan PCNU Jombang dalam menyambut dan memeriahkan bulan suci Ramadhan, disamping kegiatan Tarawih Keliling (Tarling), pengiriman da’i dan pembagian zakat.

Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan guru-guru MI, khususnya guru Aswaja, tentang materi Aswaja serta metodologi pendidikannya. Dalam pelatihan ini materi yang diberikan antara lain: Ke-NU-an, Metodologi Pendidikan Aswaja, Amaliah Aswaja NU dan materi tentang peta Islam radikal dan counter terhadap alirannya.

Dalam sambutannya PCNU Jombang yang diwakili oleh H. Hamid Bisri (gus Mamik) mengatakan: “Pelatihan ini dilakukan sebagai upaya PCNU Jombang untuk meningkatkan kemampuan guru-guru MI dalam menyampaikan materi Aswaja. Disamping itu juga sebagai upaya untuk mendinamisasi LP Ma’arif NU Jombang agar bisa lebih eksis dalam menjalankan perannya”. Lebih lanjut Gus Mamik mengatakan bahwa, PCNU Jombang saat ini sedang membangun kerjasama melalui MoU dengan Dinas Pendidikan dan Kantor Kementrian Agama Jombang dalam upaya memperbaiki kondisi lembaga pendidikan di lingkungan NU Jombang.

Acara yang dihadiri 165 peserta ini juga dihadiri oleh penasehat LP Ma’arif Jombang, H. Halim Iskandar. Dalam sambutannya dia menegaskan bahwa, LP. Ma’arif merupakan ujung tombak bagi pengkaderan di organisasi NU. “Ma’rif merupakan lembaga yang melakukan kegiatan pendidikan bagi anak-anak di sekolah. Karena itu, Ma’arif memegang peran vital dalam upaya kaderisasi di tubuh NU. Hal ini karena, bagi saya, kaderisasi yang paling kongkrit adalah melalui pendidikan di sekolah” ulasnya.

Disamping materi tentang ke-NU-an, metodologi pendidikan dan Aswaja, dalam pelatihan ini juga disampaikan materi counter terhadap aliran radikal dalam Islam, yang disampaikan oleh KH. Wazir Ali, Lc. Materi ini disampaikan karena pada akhir-akhir ini, gejala Islam radikal merebak ke mana-mana, bahkan sampai ke pelosok desa. Aliran ini banyak mempersoalkan amaliah NU bahkan cenderung merongrong NU dengan ‘mencuri’ jama’ah yang ada di bawah. Aliran Islam radikal juga sangat bertentangan dengan paham yang selama ini diajarkan NU. (mus-ab)

Tarling (Tarawih Keliling): Media Konsolidasi Dalam Ramadhan

NU Jombang Online,
Pada hari kamis (26/08/2010) tujuh tim yang dibentuk oleh PCNU Jombang bergerak ke masjid-masjid di tujuh wilayah MWC NU Jombang. Tim-tim tersebut adalah tim Tarawih Keliling (Tarling) ke MWC-MWC NU di Jombang. Tim ini dibentuk menjelang bulan suci Ramadhan dan sebagai salah satu kegiatan PCNU Jombang dalam rangka memeriahkan bulan Ramadhan. Secara umum tujuan dilaksanakannya kegiatan Tarling ini adalah untuk melakukan konsolidasi organisasi dan sekaligus sebagai wahana silaturrahmi antara PCNU dan pengurus MWC dan Ranting NU.

Salah satu kegiatan Tarling tersebut dilaksanakan di MWC Mojoagung. Kegiatan di MWC Mojoagung ini diikuti oleh pengurus MWC dan pengurus Ranting se kecamatan Mojoagung dan bertempat di Masjid Anni’mah Betek Barat Mojoagung Jombang. Dalam kesempatan tersebut, wakil dari MWC Mojoagung, Zaenal MA’arif, mengatakan “Tradisi dalam NU sangat banyak, salah satunya Tarling ini. Karena itu Tarling ini bisa menjadi salah satu media silaturrahmi bagi seluruh jajaran kepengurusan NU di lingkungan cabang Jobang”. Dalam sambutannya, Zaenal juga menyinggung tentang ideologi dan jalan berfikir NU yaitu ASWAJA. “Aswaja yang kita pegangi merupakan roh bagi NU untuk membangun gerakan untuk menciptakan masyarakat, khususnya warga NU agar bisa hidup lebih baik di dunia dan bahagia di akhirat“, kata Zaenal.

Sementara itu, PCNU Jombang yang turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah H. Hamid Bisri dan Muslimin Abdilla. Dalam sambutannya, H. Hamid Bisri atau lebih dikenal dengan Gus Mamik, menguraikan tentang kegiatan-kegiatan NU selama ini dan selama bulan Ramadhan. Gus Masmik juga menjelaskan tentang pola kegiatan NU yang sederhana, seperti Tarling. “Pola pendekatan seperti yang kita lakukan saat ini (konsolidasi melalui Tarling, red) adalah pola yang terus kita kembangkan. Sederhana tetapi memiliki makna yang mendalam dan cukup indah untuk menjalin hubungan” ungkapnya.

Lebih lanjut, Gus Mamik mengatakan “Kata kunci mengabdi ke NU adalah ketulusan hati. Meskipun dalam melakukan pengabdian kelihatan tidak menguntungkan secara materi, tetapi karena ketulusan tersebut, hidup kita akan berkecukupan”.

Dalam kesempatan tersebut, Muslimin Abdilla juga memberikan sambutan. Dia menguraikan tentang kelembagaan zakat, infaq dan sodaqoh yang dimiliki PCNU Jombang. Hal ini disampaikan, disamping sebagai sosialisasi keberdaan LAZIS-NU, juga sebagai himbauan agar warga NU bisa menyalurkan dana ZIS-nya melalui LAZIS-NU. “LAZIS-NU kegiatnnya sudah cukup banyak dalam membnatgu warga kurang mampu meskipun donaturnya masih sedikit. Kami mengandaikan, jika semua dermawan NU bisa menyalurkan dana ZIS-nya melalaui LAZIS-NU, maka kami akan bisa mengembangkan kegiatan untuk membantu warga NU yang kurang mampu yang saat ini menjadi mayoritas di Jombang” imbaunya di hadapan sekitar 150-an jama’ah orang.

Menurut rencana, Tarling juga akan dilaksanakan pada hari Sabtu (28/08) dan hari Senin (31/08). Pada hari-hari tersebut, Tarling dilaksanakan serentak di tujuh MWC NU, sehingga pada hari Senin seluruh MWC telah menerima kegiatan Tarling tersebut. “Tarling dilaksanakan dalam satu hari serentak di tujuh MWC, sehingga pada hari yang ketiga, seluruh MWC yang jumlahnya 21 bisa kebagian menerima kegiatan Tarling” demikian dikatakan Hamid Bisri. (mus-ab)

Persiapan Kegiatan Ramadhan

NU Jombang Online,
Bertempat di rumah makan Heny Jombang, PCNU Jombang melakasanakan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan bulan Ramdahan dan buka bersama. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa (24/08/10) tersebut memiliki agenda: menegaskan kembali rencana kegiatan menyambut bulan Ramadhan yang sudah disusun dalam Rapat Pleno PCNU Jombang (17/08/10). Dalam rapat tersebut dibicarakan tentang kesiapan setiap tim yang akan melaksanakan beberapa kegiatan.

Sebagaimana yang teah diberitakan di NU Jombang online (13/08/10) bahwa, dalam bulan Ramdhan ini, PCNU Jombang akan dan sedang melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain: Tarawih Kelilingh (Tarling), Tadarus bersama di kantor PCNU, pengiriman da’i ke radio, pembagian zakat dan pelatihan Aswaja bagi guru Madrasah Ibtida’iyah.

“Kami berharap seluruh petugas dalam kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan bisa bersiap, terutama petugas Tarling. Jangan sampai nanti kita mengecewakan pengurus MWC yang akan menyiapkan acaranya di tempatnya masing-masing. Jika ada petugas yang berhalangan, kami berharap untuk menyampaikan kepada panitia, biar segera dicari penggantinya” Kata ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, DR. KH. Isrofil Amar.

LAZIS-NU Mulai Melakuakan Distributsi Produktif

Nahdlah, Jombang,
Sebagaimana yang sudah direncanakan dalam program, LAZIS-NU Jombang mulai bulan November 2009 ini, mulai melakukan distribusi Produktif. Distribusi produktif adalah penyaluran (distribusi) dana yang berhasil dikumpulkan oleh LAZIS-NU Jombang kepada musathiq produktif. Mustahiq produktif adalah mustahiq yang diberi dana zakat, infaq dan shodaqoh untuk kepentingan modal usaha. Karena itu besaran barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq ini berbeda dengan barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq konsumtif.

Karena untuk kepentingan modal usaha, maka barang atau uang yang diberikan dihitung berdasarkan besarnya modal usaha yang dibutuhkan, namun sebelumnya dilakukan beberapa penilaian untuk menentukan berapa dan siapa yang berhak menerima. Pemberian kepada mustahiq produktif ini, diharapkan bisa meningkatkan kemampaun mustahiq, sehingga bisa berkembang dan untuk selanjutnya bisa menjadi muzakki atau munfiq bagi masyarakat miskin (mustahiq) lainnya. Proses inilah yang akan menjawab persoalan kemiskinan yang terjadi dimasyarakat secara kongkrit. Dari sini, zakat bisa menjadi solusi untuk mengurangi kemiskinan. Mustahiq produktif ini antara lain: pedagang kecil, petani kecil, peternak dan lain-lain.

Distribusi untuk mustahiq produktif ini mulai dijalankan, setelah LAZIS-NU Jombang selama hampir dua tahun menjalankan distribusi untuk mustahiq konsumtif berupa pemberian kebutuhan bahan pokok dan bantuan financial langsung, serta untuk mustahiq peningkatan kapasitas yang berupa beasiswa dan peningkatan kesejahteraan guru, terutama guru Taman Pendidikan Alqur’an.

Pada tanggal 31 November secara serentak pemberian dana untuk mustahiq produktif ini dilakukan kepada tiga orang. Untuk sementara, sebagai bahan untuk proses pembelajaran, pemberian dana untuk mustahiq produktif sengaja dilakukan hanya kepada tiga orang. Untuk selanjutnya, jika proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik, maka LAZIS-NU Jombang akan mengembangkan dan memperluas jumlah mustahiq produktif. Jumlah modal usaha yang dilakukan juga tidak seberapa besar, namun mencukupi untuk digunakan sebagai modal awal usaha.

Pemilihan mustahiq produktif dilakukan secara selektif, dan untuk saat ini LAZIS-NU Jombang masih menggunakan pihak yang bertanggung jawab terhadap kelancaran usaha yang dilakukan. Pihak yang bertanggungjawab inilah yang akan mendampingi dalam menjalankan usaha. Sehingga diharapakn dana yang telah diberikan oleh LAZIS-NU tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. (mus)

Distribusi Terus Dilakukan, Meskipun Jumlah Donatur Stagnan

NU Jombang Online,
Setelah satu bulan yang lalu LAZIS-NU Jombang mengadakan kegiatan distribusi bagi mustahiq produktif, pada hari Rabu (28/07) LAZIS-NU Jombang kembali melakukan distribusi bagi mustahiq produktif (penerima dana zakat dan sodaqoh untuk modal usaha). Distribusi kali ini dilakukan bagi mustahiq produktif di desa Denanyar Jombang.

LAZIS-NU Jombang dalam distribusi di Denanyar ini bekerjasama dengan Pengurus Muslimat Ranting Denanyar, yang sejak dua minggu sebelumnya sudah membicarakan dengan Pengurus LAZIS-NU tentang apa dan bagaimana memanfaatkan dana zakat dan shodaqoh yang dikelola oleh LAZIS-NU.

Kegiatan distribusi diselenggarakan di aula rumah ibu Lilik Faruq Denanyar Jombang, bersamaan dengan kegiatan pengajian rutin Rabu Pahing yang diselenggarakan Muslimat Ranting Denanyar. Karena bersamaan dengan kegiatan pengajian rutin, maka yang menghadiri kegiatan distribusi ini lebih dari 200 orang, sehingga kelihatan cukup semarak.

Dalam sambutannya, pengurus LAZIS-NU Jombang yang di wakili oleh sekretaris pengurus, Muslimin Abdilla, menjelaskan tentang keberadaan LAZIS-NU Jombang dan kegiatan yang telah dilakukan. “Setelah selama hampir dua tahun LAZIS-NU Jombang melakukan distribusi dengan memberikan kebutuhan konsumtif, maka sejak tahun lalu LAZIS-NU Jombang memutuskan hanya memberikan untuk kebutuhan produktif atau modal usaha. Hal ini karena manfaat yang diperoleh lebih banyak dengan memberikan untuk kebutuhan produktif daripada kebutuhan konsumtif” tutur Cak Mus di depan pengurus dan anggota Muslimat Denanyar.

Selanjutnya dia juga menambahkan dalam sambutannya: “Meskipun donatur LAZIS-NU sejak hampir tiga tahun yang lalu tidak pernah bertambah (stagnan), bahkan sangat berkurang, tetapi LAZIS-NU Jombang tetap bisa melakukan distribusi dana untuk modal usaha. Karena manajemen LAZIS-NU Jombang berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa memanfaatkan sejumlah dana yang diperoleh meskipun tidak banyak”. Selama hampir satu tahun ini, LAZIS-NU Jombang memang hanya memgandalkan dana infaq rutin dari guru-guru dan pegawai MTSN Tambakberas dan MAN Tambakberas Jombang.

Dalam distribusi yang juga dihadiri oleh ibu Nyai Lilik faruq dan Ibu Nyai Hanik Arifin Khan ini, LAZIS-NU menyalurkan tiga juta rupiah untuk modal usaha bagi enam orang mustahiq. Dana yang disalurkan akan digunakan untuk tambahan modal bagi usaha-usaha yang dilakukan oleh anggota Muslimat dan anggota masyarakat lainnya. “Dana ini merupakan langkah awal, jika nanti bisa berjalan baik, maka LAZIS-NU akan melanjutkan kerjasama dengan Muslimat Denanyar” kata H. Anshori Anwar, ketua LAZIS-NU Jombang, ketika menyerahkan dana tersebut kepada ketua Muslimat denanyar, Mas’aroh. (mus)

DISTRIBUSI BANTUAN MODAL USAH

Nahdlah Jombang,
Setelah sukses dengan gebrakan program distribusi ke mustahiq produktif, melalui bantuan modal usaha, yang dimulai pada akhir tahun lalu, LAZIS-NU Jombang kembali melakukan distribusi untuk mustahiq produktif. Pada hari Minggu (13/06/09) LAZIS-NU Jombang menyalurkan bantuan dana modal ke 6 orang mustahiq yang berada di dusun Nglaban, Bendet, Diwek dan di desa Ngoro kecamatan Ngoro. Di dusun Nglaban, LAZIS-NU Jombang memberikan bantuan modal ke dua orang mustahiq, yaitu Salmiah Sriwijayanti (30) untuk usaha jual mamin di sekolahan dan Siti Kasanah dengan usaha yang sama. Pemberian bantuan yang tertunda hampir tiga minggu ini, diberikan oleh ketua LAZIS-NU Jombang, Drs. H. Anshori Anwar secara langsung kepada dua orang mustahiq tersebut sebesar masing-masing satu juta rupiah.

Penyerahan bantuan ini bersamaan dengan acara rutin khataman al Qu’ran yang dilaksanakan oleh Anak Ranting Muslimat NU Nglaban Bendet kecamatan Diwek. Hal ini karena yang mengajukan ke LAZIS-NU dan yang bertanggungjawab dalam pembinaan kedua mustahiq tersebut adalah pengurus Anak Ranting Muslimat NU dusun Nglaban. “Pembinaan selanjutnya kami serahkan kepada pengurus Anak Ranting Muslimat NU Nglaban” kata Drs. H. Anshori Anwar. Meskipun begitu kata pak Anshori, LAZIS-NU Jombang juga akan turut memantau perkembangannya setiap bulan.
Sementara itu, distribusi bantuan modal usaha di Ngoro bekerja sama dengan salah seorang pengurus MWC NU Ngoro. Mustahiq produktif yang dibantu modal usaha adalah Nurul Hidayati (38) digunakan untuk usaha pracangan, Kasiati (52) digunakan untuk jual bakso dan mie ayam, Sri Iswinarsih (44) digunakan untuk jual beras dan, Nur Fadilah (63) digunakan untuk usaha pracangan. Jumlah dana yang diberikan sebesar masing-masing satu juta rupiah. “pada masa-masa selanjutnya, LAZIS-NU Jombang akan berusaha untuk memberikan bantuan kepada para mustahiq lebih banyak lagi” kata Drs. H. Anshori dalam salah satu pembicaraannya. (mus)

BANTUAN MODAL USAHA YANG MENGUBAH HIDUP

Nahdlah, Jombang,
Pagi-pagi sekali sebelum adzan Shubuh berkumandang, pria paruh baya itu sudah bergulat dengan rendaman kedelai semalam untuk dipisahkan antara biji dan kulit ari, sementara sang istri sibuk mengiris-iris bahan jadi hasil olahan kemarin yang sauha jadi. Bertepatan adzan shubuh berkumandang, suami istri itu pergi jama’ah sholat shubuh di masjid dekat rumahnya. Sepulang dari masjid dengan bergegas pria tersebut menuju sepeda motor warisan dari mertuanya. Sejurus kemudian, tepat jam 5 pagi, dia sudah membelah dinginnya pagi dan, pulang kembali ke rumah ketika mentari sudah mulai merangkak tinggi, jam 8 pagi.

Itulah rutinitas Muchid Murtadlo (45) dan istrinya dalam menjalankan usaha memproduksi tempe sekaligus memasarkannya sendiri. Kegiatan usaha ini, dia jalankan setelah mendapatkan dana bantuan modal usaha dari LAZIS-NU sejak akhir tahun kemarin. Sebelumnya Muchid adalah penarik becak yang setiap harinya tidak memiliki pendapatan yang pasti.

Warga dusun Dempok, desa Sidomulyo, kecamatan Megaluh tersebut sebelumnya sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan rekreasi keluarga, untuk makan sehari-hari saja kesulitan. “Sebelum ada bantuan (dana modal LAZIS-NU, red), untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga kami sangat kesulitan” kata Muchid mengenang masa lalunya. “Meskipun begitu, waktu itu saya masih berusaha untuk bisa menyekolahkan anak. Karena bagi saya sekolah adalah harus” sambungnya dengan penuh semangat.

Muchid yang memiliki semangat yang tinggi dalam berusaha ini, bisa merasakan manfaat bantuan dana modal LAZIS-NU Jombang. Karena dengan bantuan dana modal tersebut, Muchid bisa membuka usaha dan menaikkan pendapatan keluarga setiap bulan. Bahkan saat ini, Muchid bisa menyisihkan laba bersih paling tidak 30 ribu rupiah atau paling tinggi 40 ribu rupiah setiap hari. “Dulu, jangankan untuk menabung, untuk beli makan saja kesulitan” katanya. Dari pendapatannya tersebut, Muchid masih bisa memberikan infaq ke LAZIS-NU Jombang sebesar 75 ribu rupiah setiap bulan. “Karena bantuan yang diberikan LAZIS sangat bermanfaat bagi kami sekeluarga, maka saya dengan sukarela memberikan infaq ke LAZIS, agar selanjutnya bisa diberikan kepada yang lain. Ini untuk simpanan akhirat saya” katanya dengan bangga. Bahkan sekarang, untuk memberikan uang saku sekolah kepada anak-anaknya Muchid dan istri tidak merasa kesulitan lagi.

Inilah sekilas tentang manfaat dan peran LAZIS-NU Jombang terhadap masyarakat kecil. LAZIS-NU Jombang, saat ini tidak hanya memberikan bantuan dana modal ke Muchid. Selain Muchid, masih ada puluhan mustahiq yang saat ini dibantu permodalan oleh LAZIS-NU Jombang, terutama masyarakat yang telah menjalankan usaha tetapi tidak berkembang karena kekuarangan modal. “LAZIS-NU Jombang tidak muluk-muluk dalam bekerja, asal bisa bermanfaat bagi orang kecil terutama yang memenuhi kriteria 8 ashnaf” kata Drs. H. Anshori Anwar, ketua LAZIS-NU Jombang ketika bertatap muka dengan penerima manfaat LAZIS-NU Jombang. Dia juga menghimbau kepada orang punya yang dermawan untuk bisa menyalurkan dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh melalui LAZIS-NU Jombang, karena pengelolaannya sudah terbukti amanah dan memberi manfaat pada orang kecil. “Pak Muchid saja bisa memberikan Infaq ke LAZIS secara rutin, masak para dermawan yang bergelimang harta tidak bisa” tantangnya. Selanjutnya, Anshori menyatakan “Saya berharap LAZIS-NU Jombang bisa memberi harapan kepada Muchid-muchid lain untuk melakukan perubahan hidup yang lebih baik”. (mus)

Distribusi LAZIS NU Jombang

Nahdlah, Jombang,
LAZIS NU Jombang selama bulan November 2009 sampai bulan Februari 2010 telah menyalurkan dana kepada 8 orang musthiq produktif dan 7 orang musthiq konsumtif. Musthiq produktif yang telah diberi dana untuk kebutuhan produktif antara lain:
1. M. Fathurrazi bertimpat tinggal di Pandean Ngoro Jombang untuk modal usaha toko peracangan
2. Mustaqim bertimpat tinggal di Pandena Ngoro Jombang digunakan sebagai modal jual sayur
3. Winarsih bertempat tinggal di Jl. PB Sudirman Denanyar Jombang untuk modal usaha jual beli sprei dan pakaian perempuan
4. Suhada’ bertimpat tinggal di Tambakberas Jombang untuk usaha toko peracangan
5. Muchid Murtadlo bertimpat tinggal di Dempok Sidomulyo Megaluh untuk modal usaha jual tempe
6. Hantok Denanyar Jombang untuk modal usaha pertukangan (alat pertukangan)
7. Mustajib bertimpat tinggal di Dempok Sidomulyo Megaluh untuk modal usaha warung kopi
8. Mbak Mus bertimpat tinggal di Sawahan Kepatihan Jombang untuk modal usaha warung kopi
Dana yang diberikan kepada para mustahiq produktif tersebut berkisar antara Rp. 500.000 sampai Rp. 1.000.000, yang diberikan dimuka secara keseluruhan. Total dana yang telah disalurkan untuk distribusi produktif ini adalah sebesar Rp. 8.300.000

PENGEMBANGAN STRATEGI DISTRIBUSI

Mengubah Mustahiq menjadi Muzakki atau Munfiq

Nahdlah, Jombang,
Setelah rapat pengurus yang dilakukan pada bulan November 2009, LAZIS-NU Jombang mengembangkan strategi distribusi-nya. Dari semula distribusi hanya untuk kebutuhan konsumtif (pemberian bantuan untuk kebutuhan konsumsi) dan peningkatan kapasitas (beasiswa dan bantuan bagi Guru), dikembangkan dengan melakukan distribusi produktif. Distribusi produktif ini adalah penyaluran dana zakat, infaq dan sodaqoh kepada mustahiq dengan memberikan modal usaha. Dalam penyaluran ini, mustahiq diberi dana zakat, infaq dan sodaqoh (dengan titik tekan) bukan untuk kebutuhan-kebutuhan konsumtif yang langsung habis.

Namun, distribusi produktif ini bukanlah strategi yang baru disusun, tetapi strategi yang sejak pembentukan LAZIS NU Jombang dan penyusunan program pada tahun 2008 sudah di rencanakan. Walaupun pelaksanaan strategi ini baru dilakukan sejak akhir tahun kemarin (akhir 2009). Karena LAZIS NU Jombang sejak awal memiliki tiga strategi distribusi dana zakat, infaq dan sodaqoh: distribusi konsumtif, produktif dan untuk peningkatan kapasitas.

Dalam menjalankan distribusi ini, LAZIS NU Jombang terlebih dahulu membuat pilot (percontohan) selama 2 bulan. Pilot kegiatan ini diberikan kepada 3 orang. Setelah tiga sampai bulan ternyata kegiatan bisa berjalan dengan baik, maka selanjutnya kegiatan distribusi produktif ini dikembangkan kepada 8 orang mustahiq.

Di awal kegiatan, LAZIS NU Jombang membuat pilot dengan pendekatan mengangkat penanggungjawab. LAZIS NU Jombang mencari orang yang bertanggungjawab dalam distribusi. Ketika sudah ada orang mau bertanggungjawab, kemudian si penanggungjawab menunjuk musthiq yang akan diajukan sebagai penerima dana. LAZIS NU melakukan kontrak dengan penanggungjawab. Kontrak berisi penangungjawab diberi dana oleh LAZIS NU untuk disalurkan kepada mustahiq, dan penanggung jawab memiliki kewajiban untuk melakukan pembinaan dan pendampingan kepada musthiq agar dana yang disalurkan dari LAZIS NU Jombang digunakan sesuai dengan kebutuhan mustahiq sebagai modal usaha. Penangunggungjawab juga mendampingi msutahiq jika ada persoalan-persoalan yang berkaitan dengan usahanya musthiq.

Selama kurang lebih 5 bulan ini, ternyata pendekatan tersebut cukup efektif dan selama empat bulan ini dana yang diberikan kepada mustahiq bisa berkembang. Dana yang diberikan oleh LAZIS NU tidak habis seketika itu juga, tetapi bisa berkembang menjadi dana modal. Diharapkan dari sini, mustahiq untuk selanjutnya bisa menjadi munfiq dan memberikan dana infaq kepada LAZIS NU Jombang yang kemudian bisa disalurkan lagi kepada mustahiq yang lain. Melalui strategi dan pendekatan seperti ini, misi LAZIS NU Jombang untuk melakukan penyadaran kepada masyarakat untuk berzakat, infaq dan sodaqoh diharapak juga bisa berjalan dengan baik. (Mus)

LANGKAH KEDEPAN LAZIS NU JOMBANG

NU Jombang Online,
LAZIS-NU Jombang adalah lembaga pelaksana program Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama’ (PCNU) Jombang yang bergerak mengelola zakat, infaq dan shodaqoh. Mandat pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh yang diberikan kepada LAZIS-NU adalah segala hal upaya mengumpulkan zakat, infaq dan shodaqoh dan kemudian menyalurkan kepada yang berhak (mustahiq). Dalam penyalurannya LAZIS-NU bekerjasama dengan lembaga atau organisasi pelaksana baik dari lingkungan Nahdaltul Ulama’ atau dari luar lingkungan Nahdlatul Ulama’.

Saat ini, LAZIS-NU Jombang telah memiliki acuan dalam menjalankan mandat yang telah diberikan oleh PCNU Jombang. Acuan tersebut disusun oleh pengurus LAZIS-NU Jombang melalui proses perencanaan startegis (strategic planning) lembaga dan pemrograman (programming), selanjutnya hasil dari perencanaan dan pemrograman tersebut disahkan oleh PCNU Jombang berupa program LAZIS-NU Jombang. Untuk menjalankan program tersebut Pengurus LAZIS-NU Jombang juga membuat sistem kelembagaan. Sistem yang telah dibuat adalah sistem keuangan dan tugas pokok, fungsi dan wewenang, serta selanjutnya juga akan dibuat sistem pengambilan keputusan dan sistem perencanaan, monitoring dan evaluasi (PME). Sistem-sistem atau aturan main ini akan menopang pelaksanaan program, sehingga bisa berjalan dengan baik dan bisa memenuhi tujuan yang telah ditentukan..

Lebih lanjut, dalam melihat LAZIS-NU Jombang tiga tahun kedepan, bisa ditelusuri melalui kerangka kerja logis (logical framework) program LAZIS-NU Jombang. Kerangka kerja logis tersebut adalah kerangka kerja yang disusun berdasarkan hasil dari perencanaan strategis (strategic planning). Perencanaan strategis adalah proses melakukan analisis orientasi (visi-misi), analisis penopang LAZIS-NU, analisis kekuatan-kelemahan yang dimiliki LAZIS-NU dan peluang-ancaman yang dihadapi LAZIS-NU.

Proses melakukan analisis tersebut menghasilkan permasalahan-permasalahan strategis yang harus diselesaikan oleh LAZIS-NU dalam jangka waktu tiga tahun, karena jika permasalahan-permasalahan tersebut tidak diselesaikan atau ditangani, maka akan berdampak buruk bagi kondisi warga miskin NU khususnya, dan orang miskin secara umum, terkahir dan yang paling penting, permasalahan tersebut mampu dan realistis untuk ditangani.

Upaya-upaya untuk menyelesaikan dan menangani permasalahn-permasalahan strategis tersebut menjadi program LAZIS-NU Jombang untuk tiga tahun kedepan. Setelah tiga tahun ke depan, sejak tahun 2008, pengurus LAZIS-NU akan melihat kembali (review) seluruh perencanaan yang telah dilakukan. Apakah perencanaan yang telah dilakukan tiga tahun yang lalu berjalan dengan baik, apa dampak yang telah terjadi dan pelajaran (al-hikmah) apa yang bisa dipetik dari proses pelaksanaan program.

Kerangka Kerja Logis LAZIS-NU Jombang
Kerangka kerja LAZIS-NU Jombang adalah kerangka kerja yang dibuat, sehingga logika program tersusun secara sistematis mengikuti cara berfikir logis. Cara berfikir logis disini mengacu pada hukum kausalitas (sebab-akibat). Jika pekerjaan/kegiatan utama dilakukan, maka akan menghasilkan output (keluaran); jika output (keluaran) dihasilkan, maka akan berakibat pada pencapaian tujuan strategis; dan jika tujuan strategis tercapai, maka akan menghasilkan outcome; dan jika outcome dihasilkan, maka goal akan bisa diraih; dan jika goal diraih, maka akan berdampak pada pencapaian visi organiasi.

Kerangkan kerja logis LAZIS-NU Jombang memiliki goal (tujuan umum) “Menjadi Lembaga Terpercaya Untuk Menciptakan Masyarakat Yang Sejahtera, Adil dan, Mandiri”, dan hasil yang diharapkan (impact) dari goal ini adalah berkurangnya masyarakat miskin (mustahiq) yang selanjutnya menjadi muzakki, munfiq atau mutashoddiq.

Sedangkan tujuan strategis yang menjadi sebab dari goal ini adalah: (1) Mewujudkan LAZIS-NU Jombang sebagai lembaga yg kuat dalam mengelola zakat, infaq dan, shodaqoh; (2) Memunculkan kepercayaan Muzakki pada LAZIS-NU Jombang sebagai lembaga pengelola zakat yg terpercaya dan; (3) Terpenuhinya hak-hak mustahiq sehingga bisa lebih sejahtera.

Hasil yang diharapkan (outcome) ketika tujuan strategis ini tercapai adalah: (1) Terbangunnya sistem manejemen yang baik; (2) Tersedianya staf yang memiliki kemampuan dalam mengelola program; (3) Meningkatkanya kepercayaan muzakki kepada LAZIS-NU Jombang; (4) Meningkatnya kondisi ekonomi mustahiq produktif; (5) Meningkatnya kualitas kesehatan, makanan dan perumahan mustahiq konsumtif; (6) Meningkatnya kapsitas anak-anak miskin yatim piatu, serta guru-guru di pedesaan.

Untuk meraih tujuan strategis diatas, dibuatlah strategi atau kegiatan utama. Strategi atau kegiatan utama untuk meraih tujuan strategis antara lain: (1) Penyusunan dan pengembangan sistem lembaga; (2) Pengadaan sarana dan prasarana kantor; (3) Pendidikan dan latihan; (4) Kampanye, promosi dan pelayanan dalam rangka jalbul muzakki; (5) Penyaluran (distribusi) zakat, infaq dan shodaqoh.

Program Tiga Tahunan
Selama tiga ini, LAZIS-NU akan selalu fokus pada: (1) upaya penguatan lembaga LAZIS-NU, (2) membangun kepercayaan dan menumbuhkan kesadaran muzakki, munfiq dan mutashoddiq atau donator melalui kampanye dan, (3) memberikan bantuan atau mendistribusikan barang ke mustahiq (orang yang berhak menerima zakat, infaq dan shodaqoh). Tiga hal ini akan dilakukan secara bersamaan, karena ketiganya saling terkait. Mengurangi yang satu dan melebihkan yang lain akan menegakkan LAZIS-NU Jombang dalam kondisi miring.

Upaya penguatan lembaga LAZIS-NU akan dilakukan melalui, secara umum, membangun tim yang kuat agar bisa menjalankan kegiatan kampanye/penyadaran dan melakukan distribusi ke mustahiq. Hal ini dilakukan karena LAZIS-NU Jombang secara ruhiah merupakan ‘lembaga baru’, meskipun secara badaniah sudah ada sejak berpuluh tahun yang lalu. Bangunan tim yang kuat ini merupakan pondasi (al-ushul) bagi kelembagaan LAZIS-NU Jombang kedepan. Tanpa bangunan tim yang kuat, yang ditopang oleh (a) kuatnya sistem (aturan main), (b) patuhnya dan terbiasanya personalia pada aturan yang main yang dibuat, serta (c) tercukupinya sarana dan prasarana lembaga, maka bangunan kelembagaan LAZIS-NU Jombang akan rapuh dan mudah runtuh.

Penguatan LAZIS-NU secara khusus dilakukan dengan memperbanyak diskusi dan konsultasi, karena melalui diskusi dan konsultasi ini, pikiran-pikiran majemuk dari setiap person yang bergelut di LAZIS-NU Jombang bisa diikat dalam satu titik temu, kemudian secara bersama-sama didorong menjadi kekuatan lembaga. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam hal ini adalah rapat reguler antar pengurus membicarakan tentang perencanaan, monitoring dan evaluasi, pertemuan dengan Pengurus Cabang NU Jombang, pelatihan dan pendidikan, serta pertemuan-pertemuan (workshop) dalam upaya mengembangkan sistem kelembagaan.

Kedua, membangun kepercayaan dan menumbuhkan kesadaran muzakki, munfiq dan mutahsoddiq (donatur) untuk menjalankan kewajibannya, memiliki keterkaitan dengan upaya pertama memperkuat LAZIS-NU Jombang, karena dengan kuatnya LAZIS-NU Jombang, maka LAZIS-NU Jombang menjadi lembaga yang terpercaya, terutama bagi muzakki, munfiq dan mutahsoddiq (donatur), sehingga muzakki, munfiq dan mutahsoddiq (donatur) mempercayakan (memberikan amanah) kepada LAZIS-NU Jombang untuk menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh mereka. Upaya ini secara khusus dilakukan dengan selalu memberikan informasi, mendatangi dan memebrikan konsultasi kepada , munfiq dan mutahsoddiq (donatur) tentang LAZIS-NU Jombang dan tentang zakat, infaq dan shodaqoh.

Ketiga, menyalurkan atau menditribusikan barang ke mustahiq dilakukan dengan pembagian pada tiga jenis mustahiq: (1) mustahiq konsumtif, (2) mustahiq produktif dan, (3) mustahiq untuk peningkatan kapasitas.

Mustahiq konsumtif adalah mustahiq yang akan diberi barang-barang atau uang zakat, infaq dan shodaqoh untuk kebutuhan-kebutuhan konsumsi atau kebutuhan sekali habis, misalnya untuk makan, minum, pakaian dan papan (rumah). Barang-barang konsumsi ini, berupa sembilan bahan pokok (sembako), air bersih, obat-obatan, pakaian baru dan lama layak pakai, serta pembenahan rumah (bedah rumah). Barang-barang tersebut didistribusikan bagi yang berhak terutama di wilayah-wilayah kantong kemiskinan, wilayah yang terkena bencana alam, panti asuhan yatim piatu secara langsung, cepat dan tepat setelah melalui proses penilaian secara cermat.

Mustahiq produktif adalah mustahiq yang diberi zakat, infaq dan shodaqoh untuk kepentingan modal usaha. Karena itu besaran barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq ini berbeda dengan barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq konsumtif. Karena untuk kepentingan modal usaha, maka barang atau uang yang diberikan dihitung berdasarkan besarnya modal usaha yang dibutuhkan, namun sebelumnya dilakukan beberapa penilaian untuk menentukan berapa dan siapa yang berhak menerima. Pemberian kepada mustahiq produktif ini, diharapkan bisa meningkatkan kemampaun mustahiq, sehingga bisa berkembang dan untuk selanjutnya bisa menjadi muzakki atau munfiq bagi masyarakat miskin (mustahiq) lainnya. Proses inilah yang akan menjawab persoalan kemiskinan yang terjadi dimasyarakat secara kongkrit. Dari sini, zakat bisa menjadi solusi untuk mengurangi kemiskinan. Mustahiq produktif ini antara lain: pedagang kecil, petani kecil, peternak dan lain-lain.

Sedangkan mustahiq untuk peningkatan kapasitas adalah mustahiq yang diberi untuk meningkatkan kemampuan, misalnya melalui beasiswa sekolah bagi anak-anak miskin dan pemberian uang saku (bisyaroh) untuk guru sekolah atau ngaji terutama yang berada di wilayah-wilayah dimana mereka sulit mengakses sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Dari keseluruhan hasil pengumpulan zakat, infaq dan shodaqoh, secara lebih tegas, barang atau uang yang berasal dari zakat akan dibedakan dengan uang atau barang yang diperoleh dari infaq dan shodaqoh. Pendistribusian (tasharruf) barang atau uang yang berasal dari zakat akan selalu diberikan kepada kepada 8 golongan yang berhak menerima zakat (al ashnaf al tsamaniyah): fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil (catatan: pengurus LAZIS-NU Jombang, selama ini bukan termasuk amil, tetapi panitai zakat, sehingga pengurus LAZIS-NU Jombang tidak termasuk 8 golongan tersebut, karena itu tidak berhak menerima zakat)

Proses pemilihan dan penentuan mustahiq di LAZIS-NU Jombang dilakukan melalui rapat yang diatur dalam sistem pengambilan keputusan. Dalam sistem pengambilan keputusan ini diatur proses pengambilan keputusan dimana dan siapa mustahiq yang akan diberi dalam satu periode pendistribusian. Sedangkan penentuan tempat dan besaran yang akan didistribusikan tidak dibicarakan dalam sistem ini.

Secara programatik, seperti yang telah disebutkan di atas tidak ada prioritas dari ketiga program untuk tahun 2008 namun secara prinsipil dalam tahun pertama ini, titik tekan, LAZIS-NU Jombang akan lebih berkonsentrasi untuk memperkuat kelembagaan ke dalam, dengan membangun sistem dan upaya internalisasi sistem: bagaimana hubungan antar orang diatur dan dikelola dengan baik, bagaimana pikiran-pikiran yang mulai menyatu terus dikonsolidasikan; bagaimana aturan main-aturan main (sistem-sistem) yang lain bisa diinternalisasi (dibumikan) terus sehingga bisa menjadi kebutuhan, bukan lagi sekedar kewajiban dan; bagaimana LAZIS-NU Jombang bisa memenuhi sarana – prasarana sehingga bisa bekerja dengan baik.

Namun untuk keluar akan tetap dilakukan. Untuk tahun pertama ini LAZIS-NU Jombang mulai dan terus mendekati dan memperkenalkan diri ke sebanyak-banyaknya muzakki, munfiq dan mutashoddiq khususnya warga NU Jombang. Upaya pendekatan ini dilakukan sebagai cara untuk membangun kepercayaan. Dalam tahun pertama ini, LAZIS-NU masih mencari-cari peta kondisi muzakki, munfiq dan mutashoddiq, kemudian memasukkan dalam data base, sama halnya ketika berkaitan dengan mustahiq. Sampai saat ini LAZIS-NU Jombang masih terus mencari bentuk, bagaiamana teknis pendistribusian yang paling efektif. Meskipun secara konseptual sudah memiliki mekanisme, tetapi masih perlu terus diuji.

Untuk tahun-tahun selanjutnya, secara prinsipil, prioritas akan lebih ditekankan pada upaya keluar, setelah kondisi di dalam cukup meyakinkan untuk menopang kegiatan-kegiatan yang mengarah keluar. Karena tanpa kekuatan di dalam, tidak dimungkinkan untuk mengembangkan keluar, tetapi kekuatan di dalam juga ditentukan oleh berkembangnya kondisi diluar.

Terkahir, berjalan dan tidaknya LAZIS-NU Jombang dalam mengambil, mengelola dan menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh tergantung pada kepedulian, kesadaran dan andil seluruh penopang yang terdiri dari pengurus LAZIS-NU Jombang, seluruh Pengurus Cabang NU Jombang beserta Badan-badan Otonom NU Jombang, para bapak Kiyai dan ibu Nyai, Pondok-pondok Pesantren dan sekolah/madrasah di Jombang, serta seluruh warga NU Jombang. Tanpa kepedulian dan kesadaran seluruh penopang tersebut, sulit bagi LAZIS-NU untuk berkembang dan bisa menjalankan amanah yang telah diberikan. (Muslimin Abdilla)

SEMARAK RAMADHAN LAZIS-NU

NU Jombang Online,
“Ya Allah berilah LAZIS-NU Jombang kekuatan dan bisa terus berkembang. Kuatkanlah seluruh orang yang mengurusinya, agar bisa terus membantu masyarakat yang miskin. Berilah barokahmu bagi seluruh orang yang menyumbang LAZIS-NU Jombang”. Itulah salah satu kutipan do’a yang dipanjatkan oleh KH. Abd. Mutholib pengurus MUI Bareng, ketika memimpin do’a penutupan dalam kegiatan Tarawih Keliling bersama yang bertempat di masjid Assyukur Kedunggalih Bareng Jombang (23/8/2010). Disamping dihadiri oleh pengurus MUI Bareng, acara Tarling bersama tersebut juga dihadiri oleh Pengurus MWC NU Bareng, Kepala Desa Bareng, Kapolsek Bareng, Camat Bareng serta masyarakat dusun Kedunggalih.
Do’a itu dipanjatkan karena dalam salah satu acara Tarawih Keliling (Tarling) bersama tersebut, LAZIS-NU Jombang melakukan kegiatan distribusi dana ZIS. Dalam kegiatan tersebut, LAZIS-NU menyalurkan bantuan modal usaha bagi masyarakat kedunggalih. Pada kegiatan distrubusi yang pertama kali diadakan di Kedunggalih dan kecamatan Bareng tersebut, disalurkan bantuan modal usaha sebesar 3 juta rupiah bagi tiga orang yang berhak menerima.
Dalam sambutannya, pengurus LAZIS-NU Jombang yang diwakili sekertarisnya, menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan LAZIS-NU Jombang selama ini. Baik yang berkaitan dengan kegiatan distribusi maupun kegiatan pemungutan dana ZIS. “Dana LAZISNU Jombang, dikumpulkan sedikit demi sedikit. Dari infaq 5 ribu, 10 ribu dan, 25 ribu, terutama dari guru-guru di MTsN dan MAN Tambakberas yang dengan iklhas memberikan infaq dan sodaqohnya, karena itu kami berharap dana yang disalurkan bisa digunakan sebaik-baiknya, karena dana itu merupakan amanah” katanya dalam kesempatan memberikan sambutan. Dia menambahkan “meskipun saat ini sudah mulai ada dana zakat mal dari dermawan, tetapi masih belum besar, karena itu kami mohon dukungan dan do’anya.
Adapun pelaksanaan dan pengawasan bagi dana yang sudah disalurkan LAZIS-NU Jombang di dusun Kedunggalih, Pengurus LAZIS-NU bekerjasama dengan pengurus NU ranting dan Takmir masjid Assyukur. “ Kami pihak yang diajak kerjasama oleh LAZIS semoga bisa menjalankan amanah yang diberikan”, kata Su’udi, salah satu pengurus masjid Assyukur.
Sementara itu, dalam kegiatan peningkatan kapasitas yang berupa kegiatan dakwah melalui radio, LAZIS-NU Jombang juga memberikan bantuan honoraria dan transportasi bagi para da’i yang mengisi acara dakwah bulan Ramadhan di radio Suara Jombang. Dalam hal ini, LAZIS-NU Jombang bekerjasama dengan LDNU Jombang. (mus)

Distribusi Bantuan Modal Usaha

Annahdlah Nu Jombang,
Setelah sukses dengan gebrakan program distribusi ke mustahiq produktif, melalui bantuan modal usaha, yang dimulai pada akhir tahun lalu, LAZIS-NU Jombang kembali melakukan distribusi untuk mustahiq produktif. Pada hari Minggu (13/06) LAZIS-NU Jombang menyalurkan bantuan dana modal ke 6 orang mustahiq yang berada di dusun Nglaban, Bendet, Diwek dan di desa Ngoro kecamatan Ngoro. Di dusun Nglaban, LAZIS-NU Jombang memberikan bantuan modal ke dua orang mustahiq, yaitu Salmiah Sriwijayanti (30) untuk usaha jual mamin di sekolahan dan Siti Kasanah dengan usaha yang sama. Pemberian bantuan yang tertunda hampir tiga minggu ini, diberikan oleh ketua LAZIS-NU Jombang, Drs. H. Anshori Anwar secara langsung kepada dua orang mustahiq tersebut sebesar masing-masing satu juta rupiah.

Penyerahan bantuan ini bersamaan dengan acara rutin khataman al Qu’ran yang dilaksanakan oleh Anak Ranting Muslimat NU Nglaban Bendet kecamatan Diwek. Hal ini karena yang mengajukan ke LAZIS-NU dan yang bertanggungjawab dalam pembinaan kedua mustahiq tersebut adalah pengurus Anak Ranting Muslimat NU dusun Nglaban. “Pembinaan selanjutnya kami serahkan kepada pengurus Anak Ranting Muslimat NU Nglaban” kata Drs. H. Anshori Anwar. Meskipun begitu kata pak Anshori, LAZIS-NU Jombang juga akan turut memantau perkembangannya setiap bulan.
Sementara itu, distribusi bantuan modal usaha di Ngoro bekerja sama dengan salah seorang pengurus MWC NU Ngoro. Mustahiq produktif yang dibantu modal usaha adalah Nurul Hidayati (38) digunakan untuk usaha pracangan, Kasiati (52) digunakan untuk jual bakso dan mie ayam, Sri Iswinarsih (44) digunakan untuk jual beras dan, Nur Fadilah (63) digunakan untuk usaha pracangan. Jumlah dana yang diberikan sebesar masing-masing satu juta rupiah. “pada masa-masa selanjutnya, LAZIS-NU Jombang akan berusaha untuk memberikan bantuan kepada para mustahiq lebih banyak lagi” kata Drs. H. Anshori dalam salah satu pembicaraannya. (mus)

Bantuan Modal Usaha Yang Mengubah Hidup

Annahdlah NU Jombang,
Pagi-pagi sekali sebelum adzan Shubuh berkumandang, pria paruh baya itu sudah bergulat dengan rendaman kedelai semalam untuk dipisahkan antara biji dan kulit ari, sementara sang istri sibuk mengiris-iris bahan jadi hasil olahan kemarin yang sauha jadi. Bertepatan adzan shubuh berkumandang, suami istri itu pergi jama’ah sholat shubuh di masjid dekat rumahnya. Sepulang dari masjid dengan bergegas pria tersebut menuju sepeda motor warisan dari mertuanya. Sejurus kemudian, tepat jam 5 pagi, dia sudah membelah dinginnya pagi dan, pulang kembali ke rumah ketika mentari sudah mulai merangkak tinggi, jam 8 pagi.

Itulah rutinitas Muchid Murtadlo (45) dan istrinya dalam menjalankan usaha memproduksi tempe sekaligus memasarkannya sendiri. Kegiatan usaha ini, dia jalankan setelah mendapatkan dana bantuan modal usaha dari LAZIS-NU sejak akhir tahun kemarin. Sebelumnya Muchid adalah penarik becak yang setiap harinya tidak memiliki pendapatan yang pasti.

Warga dusun Dempok, desa Sidomulyo, kecamatan Megaluh tersebut sebelumnya sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan rekreasi keluarga, untuk makan sehari-hari saja kesulitan. “Sebelum ada bantuan (dana modal LAZIS-NU, red), untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga kami sangat kesulitan” kata Muchid mengenang masa lalunya. “Meskipun begitu, waktu itu saya masih berusaha untuk bisa menyekolahkan anak. Karena bagi saya sekolah adalah harus” sambungnya dengan penuh semangat.

Muchid yang memiliki semangat yang tinggi dalam berusaha ini, bisa merasakan manfaat bantuan dana modal LAZIS-NU Jombang. Karena dengan bantuan dana modal tersebut, Muchid bisa membuka usaha dan menaikkan pendapatan keluarga setiap bulan. Bahkan saat ini, Muchid bisa menyisihkan laba bersih paling tidak 30 ribu rupiah atau paling tinggi 40 ribu rupiah setiap hari. “Dulu, jangankan untuk menabung, untuk beli makan saja kesulitan” katanya. Dari pendapatannya tersebut, Muchid masih bisa memberikan infaq ke LAZIS-NU Jombang sebesar 75 ribu rupiah setiap bulan. “Karena bantuan yang diberikan LAZIS sangat bermanfaat bagi kami sekeluarga, maka saya dengan sukarela memberikan infaq ke LAZIS, agar selanjutnya bisa diberikan kepada yang lain. Ini untuk simpanan akhirat saya” katanya dengan bangga. Bahkan sekarang, untuk memberikan uang saku sekolah kepada anak-anaknya Muchid dan istri tidak merasa kesulitan lagi.

Inilah sekilas tentang manfaat dan peran LAZIS-NU Jombang terhadap masyarakat kecil. LAZIS-NU Jombang, saat ini tidak hanya memberikan bantuan dana modal ke Muchid. Selain Muchid, masih ada puluhan mustahiq yang saat ini dibantu permodalan oleh LAZIS-NU Jombang, terutama masyarakat yang telah menjalankan usaha tetapi tidak berkembang karena kekuarangan modal. “LAZIS-NU Jombang tidak muluk-muluk dalam bekerja, asal bisa bermanfaat bagi orang kecil terutama yang memenuhi kriteria 8 ashnaf” kata Drs. H. Anshori Anwar, ketua LAZIS-NU Jombang ketika bertatap muka dengan penerima manfaat LAZIS-NU Jombang. Dia juga menghimbau kepada orang punya yang dermawan untuk bisa menyalurkan dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh melalui LAZIS-NU Jombang, karena pengelolaannya sudah terbukti amanah dan memberi manfaat pada orang kecil. “Pak Muchid saja bisa memberikan Infaq ke LAZIS secara rutin, masak para dermawan yang bergelimang harta tidak bisa” tantangnya. Selanjutnya, Anshori menyatakan “Saya berharap LAZIS-NU Jombang bisa memberi harapan kepada Muchid-muchid lain untuk melakukan perubahan hidup yang lebih baik”. (mus)

Di Jatim, Lazis-NU Hanya Jombang Yang Sudah Jalan

NU Jombang Online,
“Dari sekitar duapuluh dua undangan dari PC Lazis-NU yang hadir dalam rapat konsolidasi ini, hanya ada satu Lazis-NU yang sudah berjalan efektif dan memiliki sistem yang sudah berjalan, yaitu Lazis-NU Jombang” kalimat itu diutarakan oleh Drs. H. Soleh Qosim, salah satu Pengurus Wilayah Lazis-NU, ketika menyimpulkan hasil sharing (berbagi pengalaman) antar Pengurus Cabang Lazis-NU se Jawa Timur yang dihadiri sekitar 22 Pengurus Cabang, dalam rapat Konsolidasi PW Lazis-NU Jawa Timur pada hari sabtu (22/05/2009) bertempat di ruang Salsabila gedung kantor PWNU Jawa Timur. Dari Pengurus Pusat Lazis-NU diwakili Mabrur, dari PW Lazis-NU Jawa Timur hadir Drs. H. Soleh Qosim, Drs. H. Akhyar, Drs. H. Hamdan Wahab dan seseorang dari PWNU Jatim yang terus mengikuti sejak awal sampai akhir acara.

Kalimat tersebut muncul karena dari sekian pengurus cabang Lazis-NU di Jawa Timur yang hadir tidak ada satupun yang menyatakan bahwa Lazis-NU di wilayahnya sudah berjalan secara berkesinambungan dan di kelola dengan baik, kecuali PC Lazis-NU Jombang. Bahkan PW Lazis-NU Jawa Timur sendiri belum dikelola dengan baik, karena dari tujuh pengurus PW Lazis-NU Jatim, 5 diantaranya sibuk mencalonkan diri dalam Pileg 2009 kemarin. “Lazis-NU Jombang mulai berjalan secara efektif sejak Februari 2008 sampai sekarang. Ada dua staf yang bekerja secara reguler mulai hari Senin-sampai Jum’at di kantor Lazis-NU Jombang” demikian dikatakan sekretaris Lazis-NU Jombang dalam sharingnya dihadapan seluruh wakil dari PC Lazis-NU se Jatim. Lebih lanjut dia mengatakan: “sebelum berjalan seperti sekarang, Lazis-NU Jombang terlebih dahulu membuat perencanaan strategis, dilanjutkan pembuatan program, kemudian menyusun berbagai sistem. Selama satu tahun ini, Lazis-NU Jombang bisa mengumpulkan dana sekitar 85 juta rupiah. Kurang dari target kami sebesar 100 juta setahun. 300 juta selama tiga tahun, dan 500 donator selama tiga tahun”.

Dalam kesempatan itu pula Sekretaris Lazis-NU Jombang juga menyampaikan “dalam menjalankan dan mengelola Lazis-NU di Jombang, bukan berarti tanpa ada kendala, banyak sekali kendala. Kendala utama tidak datang dari luar, tetapi justru datang dari dalam. Mulai dari kurang siapnya beberapa orang yang bisa bekerja secara profesional dan terus menerus sehingga keluar dari Lazis. Meskipun keluarnya beberapa personel tersebut tidak mempengaruhi secara manajemen, karena sudah ada sistem yang mulai jalan. Kendala selanjutnya bersifat sangat politis, dimana Lazis-NU dituduh ditunggangi salah satu calon legislatif. Tuduhan yang kurang menguntungkan tersebut tidak datang dari luar tetapi dari dalam NU sendiri”.

Dalam acara tanya jawab, ada satu pertanyaan yang cukup mendapat perhatian. Pertanyaan tersebut adalah “darimana Lazis-NU Jombang membiayai staf-nya?”. Pertanyaan tersebut dijawab: “untuk membiayai staf, Pengurus Lazis-NU yang berjumlah 6 orang setiap bulan ‘wajib’ infaq sebesar 200 ribu. Hal ini karena Lazis-NU Jombang selalu menerapkan prinsip Ibda’ Binafsik”.

Selanjutnya banyak sekali permintaan dari pengurus-pengurus cabang Lazis-NU di Jatim yang meminta Lazis-NU Jombang untuk bisa membantu bagaimana menghidupkan Lazis-NU di daerahnya, terutama dalam melakukan perencanaan dan menjalankan perencanaan. Bahkan salah satu pengurus Lazis-NU dari wilayah ujung timur Jawa Timur secara jelas tanpa tedeng aling-aling menunjuk Lazis-NU Jombang untuk ngurusi Lazis-NU Jatim. Meskipun hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena persoalan struktural dan institusional, tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa Lazis-NU Jombang sudah mulai mendapatkan kepercayaan dari luar Jombang. Walaupun di Jombang sendiri, Lazis-NU masih belum sepenuhnya mendapat kepercayaan, terutama oleh warga NU Jombang sendiri. Hal ini dibuktikan dengan, dari sekitar 800-an ribu warga NU Jombang, baru ada seiktar 300-an yang menjadi donatur Lazis-NU Jombang. (Mus)

Sebagai Salah Satu Bekal Berdakwah

Pada tanggal 15 Maret 2009, bertempat di Masjid Baitussholihin, LAZIS-NU Jombang melakukan penyaluran dana zakat, infaq dan sodaqoh. Kegiatan ini dilakukan bertepatan dengan kegiatan rutin yang diselenggarakan di masjid tersebut yang berupa istioghosah dan pengajian. Kegiatan istighosah dan pengajian rutin ini dipimpin oleh KH. Abdul Jalal, seorang kiyai yang cukup kharismatik di wilayahj tersebut.

Rombongan LAZIS-NU datang dilokasi setelah habis maghrib, sekitar pukul 18.30, ketika KH. Abd. Jalal memimpin istighosah Jama’ah yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berjumlah sekitar 100-an orang. Kegiatan penyaluran ini, sangat istimewa karena dalam kesempatan ini Rombongan LAZIS-NU disertai Rois Syuriah KH. Nashir Abd. Fattah serta Katib Syuriah KH Wazir Ali dan bendahara PCNU H. Mustajab.

Dalam kesempatan tersebut, KH. Abd Jalal sungguh sangat berterimkasih, karena jama’ahnya yang hampir seluruhnya adalah dari kalangan tidak mampu, mendapat perhatian yang sangat baik dari PCNU Jombang, khususnya dari LAZIS-NU Jombang. Dana bantuan dari LAZIS-NU merupakan salah satu bekal bagi pengembangan dakwah yang terus dirintis oleh KH. Jalal. Sedangkan KH. Wazir Ali yang mewakili PCNU Jombang, menyampaikan, bahwa dana yang diberikan tersebut merupakan dana yang dikumpulkan oleh LAZIS-NU sedikit demi sedikit dari para dermawan. Karena itu KH. Wazir Ali ketika itu juga mengajak seluruh jama’ah untuk berdo’a bagi para dermawan yang telah menyalurkan zakat, infaq dan sodaqohnya kepada LAZIS-NU Jombang, agar diberi rizki yang lapang, selamat dunia akhirat dan selalu mendapat limpahan Rahmat dari Allah SWT. Karena, menurut Kiyai Wazir, do’a dari orang yang terdesak, tidak mampu dan terdholimi sangat mustajabah.

Dana yang diberikan pada saat itu (sesuai permintaan kepada LAZIS-NU) adalah berupa dana sebesar Rp. 2.500.000. Dana tersebut dibagikan sesuai dengan kebutuhan setiap jama’ah. (Mus)


Paling Ramai dan Paling Mengharukan
Sementara itu, kegiatan distribusi juga dilakukan LAZIS-NU Jombang di desa Catakgayam kecamatan Mojowarno Jombang. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 23 April 2009 bertempat di TK Muslimat ranting Catakgayam.

Kegiatan distribusi ini merupakan kegiatan distribusi yang paling ramai dan yang paling mengharukan dari beberapa kali kegiatan distribusi yang telah dilakukan oleh LAZIS-NU Jombang. Dikatakan paling ramai karena disamping dihadiri oleh Pengurus Ranting NU Catakgayam, Abd. Mutholib dan H. Fuad, kegiatan ini diikuti sekitar 100-an murid TK tersebut, dimana ketika setiap kali pemberi sambutan mengucapkan salam selalu dijawab oleh seluruh murid dengan suara yang lantang, sampai-sampai tidak ada lagi sisa ruang didalam gedung TK yang berukuran sekitar 12x6 M tersebut yang tidak diisi oleh suara anak-anak. Kalau boleh dikata, telinga sampai-sampai seperti pekak. Tapi ya...anak-anak. Karena itu inilah acara distribusi yang paling ramai dan bising, tapi menyenangkan.

Dan dikatakan paling mengharukan, karena ketika salah satu pengurus Yayasan TK tersebut memberikan sambutan, dijelaskan bahwa salah satu penerima bantuan adalah seorang anak yatim-piatu. Anak tersebut yang bernama Amrullah pada akhir Maret 2009 tertimpa musibah. Jari kelingkingnya terjepit pintu pagar sekolahan. Ketika persitiwa tersebut terjadi, hampir seluruh teman-teman dan ibu-ibu yang ada di sekolah tersebut menjerit karena tidak tega, saking parahnya kelingkingnya. Seketika itu juga Amrul, demiian ia biasa dipanggil dibawa ke Puskesmas dan dirujuk ke RSK Mojowarno. Pada saat perawatan sampai selesai, Amrullah tidak menangis, hanya terdiam. Padahal salah seorang temannya yang main di pintu pagar sekolahan sampai lemas melihat kondisi Amrul. “Amrul sangat kuat dan tabah menghadapi musibah ini, karena sejak kecil dia sudah terbiasa hidup mandiri, tanpa orang tua, hanya kakak perempuannya yang merawat” tegas ibu pengurus TK Muslimat tersebut dengan nada yang cukup mengharukan.

Jari kelingking Amrul yang remuk tidak disambung dengan pencangkokan karena tidak ada biaya. RSUD Dr. Soetomo memperkirakan sekitar 11 juta untuk biaya operasi itu. Karena itu, upaya yang bisa dilakukan adalah dengan amputasi, agar lukanya tidak merambat. LAZIS-NU Jombang membantu biaya amputasi ini. Sehingga Amrul bisa bermain lagi dengan teman-temannya, dan bisa menikamati masa-masa anaknya.

Disamping melakukan penyaluran untuk pengobatan Amrul, LAZIS-NU Jombang juga memberikan bantuan untuk biaya sekolah bagi 10 murid dan bantuan 6 paket buku di TK tersebut. (Mus)

PC LAZIS NU Blitar Study Banding Ke PC LAZIS NU Jombang
Pada Jum’at (12/06), ada suasana yang berbeda di kantor LAZIS NU Jombang yang terletak di jalan Patimura III No. 04 Jombang, pasalnya pada hari itu kantor LAZIS NU Jombang kedatangan rombongan tamu dari PC LAZIS NU Blitar. Kedatangan rombongan yang berjumlah 7 orang tersebut dalam rangka study banding tentang pengelolaan lembaga zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS).

Dalam kesempatan tersebut, pengurus LAZIS-NU Jombang yang hadir antara lain Gus Sholahul Am Notobuono, SE, Gus Ir. Edy Labib P. dan Muslimin Abdilla. Setelah acara dibuka, kemudian dilakukan perkenalan untuk lebih mengakrabkan. Setelah perkenalan baru kemudian Arif, selaku ketua LAZIS-NU Kab. Blitar memberikan penjelasan tentang maksud kedatangan rombongan dari Blitar ke Jombang. Dia meringkas tiga hal: pertama, tentang bagaimana proses mulai menjalankan LAZIS, kedua apa prinsip-prinsipnya dan ketiga bagaimana menggalang dana. Setelah maksudnya sudah bisa ditangkap, kemudian Muslimin Abdilla, selaku sekretaris LAZIS-NU Jombang memberikan respon dengan bercerita tentang bagaimana proses menjalankan LAZIS-NU di Jombang mulai dari awal hingga saat ini, dan berharap acara ini bisa berjalan santai sambil ngobrol saja.
“Semestinya LAZIS-NU Jombang itu bukan lembaga baru, tetapi sudah ada sejak lama, tetapi belum berjalan. Karena itu, ketika lembaga ini mulai dijalankan, tidak ada sedikitpun dokumen atau panduan dalam menjalankan lembaga” tutur Muslimin dalam memulai pembicaraan. “Ketika itu, ketua LAZIS-NU yang ditunjuk oleh PCNU Jombang, Drs. Anshori Anwar, sempat kelabakan mencari ke beberapa tempat, termasuk ke PWNU Jatim, ke PC lain bahkan ke PWNU Jawa Tengah, tetapi beliau tidak menemukan panduan sedikitpun” lanjutnya.

Akhirnya seluruh calon pengurus LAZIS-NU Jombang, yang ketika itu belum dilantik, bersepakat untuk membuat sendiri panduannya, dengan melakukan perencanaan lembaga. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis visi-misi, analisis internal dan eksternal, perumusuan isu strategis, dan pembuatan program serta penyusunan struktur organisasi. Setelah perencanaan selesai dilakukan dibuatlah beberapa sistem lembaga, terutama sistem keuangan dan rumusan tugas, fungsi dan wewenang. Demikian ditambahkan oleh Muslimin Abdilla.

Selanjutnya, Ir. Edy Labib Patriadin, selaku Direktur LAZIS-NU Jombang menambahkan bahwa pencapaian besaran dana yang dikelola oleh LAZIS-NU Jombang bukanlah target utama, meskipun dalam kerangka kerja LAZIS-NU Jombang pencapaian besaran dana juga disebutkan. “Yang lebih penting dalam melakukan pengelolaan LAZIS adalah bagaimana upaya penyadaran masyarakat dalam berzakat terjadi, dan bagaimana pengelola, dalam hal ini seluruh staf dan volunteer LAZIS-NU, memahami dan menjalankan seluruh program dan sistem yang telah disepakati. Karena jika dua hal ini terjadi maka pengembangan LAZIS akan bisa berjalan dengan baik” tambahnya. Dari sini dapat dimengerti jika LAZIS-NU Jombang merupakan organsiasi pembelajaran (learning organization), yang bisa menjadi wahana belajar bagi siapapun tentang bagaimana mengelola ZIS.

“Yang terpenting targetnya adalah masyarakat sadar tentang zakat, seperti yang dikatakan Gus Edy, dan kita mulai dari kita sendiri (ibda’ binafsik), bukan hanya target banyaknya uang, yang lebih utama istiqomah. Namun, kita juga harus punya indikator pencapaian untuk mengukur keberhasialan. Kalau LAZIS-NU Jombang menargetkan dalam 3 tahun bisa menyalurkan dana ZIS sebesar 300 juta rupiah dan target donatur sebanyak 500 orang, karena ini sebagai bahan evaluasi, untuk pembenahan sistem dan program yang lebih baik ke depan” tambah Muslimin Abdilla.

Rombangn PC LAZIS NU Blitar merespon dengan baik atas paparan dari pengurus LAZIS NU Jombang. Kalau di Blitar pengurusnya terdari dari orang-orang yang bekerja di Depag, BKKBN, sebagai kontraktor, dan sebagai pengusaha. Karena itu, masing-masing orang sibuk dengan urusannya masing-masing, akhirnya NU (terutama LAZIS) hanya dapat sisa-sisa waktu dan tenaga. “Dalam setahun ini LAZIS-NU Kab. Blitar masih dalam tahap konsolidasi saja, mungkin setelah study banding ini, dimana kami memperoleh masukan yang cukup banyak dari LAZIS-NU Jombang, kami akan memulai menjalankan dengan beberapa ide yang kami tangkap dari proses perjalanannya LAZIS-NU Jombang, terutama dengan ide membentuk pelaksana dan tenaga volunteer. Karena itu kami juga berharap agar kami selalu bisa sharing dengan LAZIS Jombang” demikian kata Arif.

“Kami berharap seluruh LAZIS-NU di Jatim bahkan di Indonesia bisa berjalan dengan baik agar kita bisa punya partner untuk saling berbagi dalam mengembangkan LAZIS-NU, karena sampai saat ini LAZIS-NU yang betul-betul berjalan dengan baik baru di Jombang. Jika kami diperlukan dan diminta untuk turut membantu pengembangan LAZIS-NU di wilayah-wilayah lain termasuk di Blitar, kami tak segan untuk membantu sebatas kemampuan kita, demi efektifnya organisasi NU dalam memberikan pelayanan bagi warganya atau masyarakat umum” demikian ungkapan penutup dari LAZIS-NU Jombang.

LAZIS-NU Jombang: Setahun Setelah Diluncurkan

Tidak terasa, LAZIS-NU Jombang sudah berjalan selama setahun. LAZIS-NU Jombang secara resmi diluncurkan (launching) pada bulan Maret 2008. Dalam peluncuran lembaga yang seratus persen dibiayai dan ditopang dari dana umat tersebut dihadiri oleh sebagain besar pimpinan kunci Pengurus Cabang NU Jombang. Meskipun peluncuran dilakukan pada awal tahun 2008, namun proses peletakan pondasi dilakukan jauh sebelum peluncuran tersebut, yaitu sejak bulan September 2007. Proses peletakan pondasi dilakukan pertama-tama dengan melakukan analisis secara tajam sebagai langkah awal dalam membuat perencanaan lembaga LAZIS-NU Jombang. Perencanaan awal ini harus dilakukan, karena LAZIS-NU Jombang, meskipun nama sudah ada sejak lama, tetapi baru dalam kepengurusan periode ini (2007-2012) mulai dijalankan dan dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh.

Setelah setahun berjalan, ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan, baik secara langsung oleh penerima manfaat (mustahiq) maupun oleh NU secara. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
Pertama, Secara langsung hasil pengumpulan dana zakat, infaq dan shodaqoh telah membantu atau paling tidak mengurangi beban masyarakat, khususnya warga NU yang kurang beruntung di beberapa tempat yang telah ditentukan atas dasar permintaan dari pihak pelaksana (institusi pendidikan, pondok pesantren, pengurus ranting/MWC NU dan organisasi-organisasi yang menjadi pelaksana penyaluran/distribusi). Hal ini dilakukan karena LAZIS-NU Jombang, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam prinsip dasarnya, tidak akan melaksanakan (implementing) kegiatan, tetapi sebagai lembaga yang mencari dan menyalurkan (grant making). Selama setahun ini sampai bulan Maret 2009, dana yang berhasil dikumpulkan sekitar Rp. 85.500.000, yang terbagi dalam dua kategori: (1) dana masuk untuk disalurkan sebesar Rp. 61.800.000, (2) dana yang diterima untuk pembelian atau berupa inventaris kantor sebesar Rp. 23.700.000. Dana ini

Sebagai sebuah lembaga pengelola dana zakat, infaq dan sodaqoh yang baru memulai perjalanan, pengumpulan dana sebesar ini merupakan prestasi yang luar biasa, karena dana ini dikumpulkan tidak langsung dari bilangan yang besar, tetapi dikumpulkan rupiah demi rupiah dari bilangan yang paling kecil. Pengumpulan dana ini seluruhnya dari donatur yang saat ini telah mencapai 325 orang, terdiri dari (1) donatur infaq dan sodaqoh sebanyak 306 orang dan, (2) donatur zakat sebanyak 19 orang.

Dari dana sebesar itu, LAZIS-NU Jombang telah menyalurkan kepada sekitar 1.306 penerima manfaat (mustahiq). Mustahiq yang telah menerima terdiri dari: (1) Mustahiq konsumtif sebanyak 395 orang miskin, (2) Mustahiq untuk pengembangan kemampuan diberikan kepada 911 orang/anak.

Pengumpulan dana sebesar itu sudah mendekati target yang telah ditetapkan dalam perencanaan yang tertuang dalam kerangka kerja logis LAZIS-NU Jombang tahun 2007-2010. Dalam kerangka kerja logis disebutkan bahwa target pengumpulan dana zakat, infaq dan sodaqoh selama tiga tahun sebesar 300 juta rupiah. Jika dibagi pertahun, maka dana yang ditargetkan oleh LAZIS-NU sekitar 100 juta rupiah/tahun. Jika pada tahun 2008, LAZIS mampu mengumpulkan dana sebesar 85 juta rupiah, maka target tahun 2008 sudah sedikit lagi terpenuhi. Kenapa tidak sampai 100 juta rupiah, sesuai yang ditargetkan? Ada beberapa hal kenapa target tersebut belum terpenuhi. Pertama, secara kelembagaan LAZIS-NU Jombang merupakan lembaga yang baru berjalan, sehingga masih butuh waktu untuk memantapkan hubungan antar unit dan antar orang; kedua, Program dan sistem lembaga masih belum berjalan dengan baik. Masih dalam tahap experimentasi (pengujian-pengujian), sehingga strategi trial and error masih terus dilakukan. Tentu kondisi-kondisi ini mengakibatkan belum optimalnya kerja keluar. Hal ini jamak dilalui oleh seluruh organisasi/lembaga yang baru didirikan atau baru berjalan.

Untuk saat ini kondisi sudah semakin membaik, meskipun disana-sini masih terus butuh pembenahan. Upaya pembenahan yang terus dilakukan ini, merupakan bukti bahwa LAZIS-NU akan terus berkembang dan terus dikembangkan oleh seluruh orang yang ada didalamnya menuju lembaga yang memiliki kekuatan baik secara internal maupun eksternalnya. Karena tanpa ada niatan untuk pembenahan, maka sebuah organisasi/lembaga akan berhenti, semenjak niatan untuk berhenti pertama kali muncul.

Kedua, manfaat yang tidak kalah pentingnya adalah LAZIS-NU Jombang merupakan salah satu lembaga di bawah PCNU Jombang yang dibiayai dari dana umat yang sampai saat ini bisa bekerja secara reguler (terus menerus) dan memiliki jam kerja bagi para stafnya secara rutin, meskipun kompensasi yang diberikan kepada stafnya sampai saat ini masih belum sebanding dengan kerutinan dan keprofesionalannya (profesional yang dimaksud: berfikir dan bekerja 100% untuk LAZIS-NU).

Karena itu, LAZIS-NU merupakan lembaga dibawah NU Jombang yang menjadi wadah bagi kader-kader muda NU untuk mengais pengalaman dalam mengelola dana zakat, infaq dan sodaqoh secara berkelanjutan, yang sejauh ini belum pernah dilakukan oleh NU. Diharapkan dari pengalaman ini, bisa memberi manfaat bagi berkembangnya pengetahuan, tidak saja bagi orang per-orang yang terlibat secara langsung dengan pengembangan LAZIS-NU, tetapi juga bagi Nahdaltul Ulama secara organisasional: pengalaman dan pengetahuan tentang pengelolaan dana zakat, infaq dan sodaqoh secara berkelanjutan dan pengetahuan tentang bagaimana mengelola organisasi yang baik menjadi pengetahuan seluruh orang yang menjadi anggota organisasi Nahdlatul Ulama. Lebih jauh lagi, jika dianggap cukup baik, diharapkan manajemen yang dikembangkan di LAZIS-NU bisa dijadikan sebagai arena belajar bagi kader-kader NU dalam mengelola manajemen NU di masa-masa yang akan datang, sehingga organisasi NU bisa dikelola secara modern, sebagaimana mimpi para pendiri yang mendirikan oraganisasi NU sebagai organisasi modern yang salah satunya ditandai dengan adanya pembagian kekuasaan dan perencanaan langkah ke depan.

Kendala Yang Masih Saja Menghadang
Meskipun beberapa manfaat sudah bisa dipetik, tetapi masih ada beberapa kendala yang belum bisa diselesaikan. Dalam analisis yang dilakukan ketika dalam proses perencanaan, salah satu tantangan utama LAZIS-NU Jombang adalah belum adanya kepercayaan dari para dermawan, khususnya dermawan yang menjadi pengurus NU, umumnya dermawan warga NU dan masyarakat umum. Tantangan ini muncul dalam analisis karena LAZIS-NU Jombang, ketika analisis itu dilakukan, belum dijalankan. Untuk menyelesaikan tantangan yang menjadi salah satu persoalan (issue) utama, maka dibuatlah program Jalbul Muzakki yang tujuannya adalah untuk meyakinkan atau membangun kepercayaan masyarakat, khususnya warga NU kepada LAZIS-NU Jombang sehingga mereka meyalurkan zakat, infaq dan sodaqohnya melalui LAZIS-NU Jombang.

Tetapi dalam pelaksanaannya, program ini masih banyak kendala. Mulai dari kendala sulitnya menemukan personal yang bisa menjalankan program tersebut dengan baik, yang kemudian berakibat pada belum optimalnya pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ada dalam program tersebut, sampai pada kendala kurang mendukungnya situasi sosial dan politik eksternal yang menyedot hampir seluruh perhatian dan kekuatan masyarakat yang berdampak secara langsung dan tidak langsung kepada LAZIS-NU Jombang. Kendala kedua ini, tidak saja menekan kinerja LAZIS-NU, bahkan juga secara umum, jika kita mencermati, sangat menekan kinerja organisasi NU Jombang secara keseluruhan.

Menghalau Tantangan: Membentuk Tenaga Volunteer
Untuk lebih mengefektifkan kinerja serta mengurangi tantangan yang menjadi persoalan utama selama ini, terutama dalam membangun kepercayaan dan melakukan penggalian dana zakat, infaq dan sodaqoh, maka sejak bulan Januari 2009, LAZIS-NU, sesuai dengan program yang telah direncanakan, mulai melaksanakan kegiatan pelatihan bagi volunteer (sukarelawan). Pelatihan ini untuk pertama kali diikuti oleh 6 orang calon volunteer. Materi yang diberikan dalam pelatihan terdiri dari: Orientasi Ke-lazis-an (organisasi, program dan sistem/aturan main) serta tugas, fungsi dan posisi volunteer. Tugas utama volunteer untuk sementara adalah melakukan pencarian/penarikan dana zakat, infaq dan sodaqoh serta membantu pendistribusiannya. Namun ke depan bisa sangat beragam sesuai dengan keragaman kebutuhan di masa mendatang.

Kegiatan pelatihan ini direncanakan dan dilakukan karena tidak mungkin LAZIS-NU Jombang bisa mengembangkan kegiatannya dengan hanya mengandalkan pegurus dan staf yang sekarang ada. LAZIS-NU Jombang butuh tenaga-tenaga yang mampu bekerja secara ikhlas dan memiliki semangat yang tinggi untuk turut serta memajukan tidak saja LAZIS-NU tetapi juga NU secara keseluruhan sebagaimana yang selama sudah terjadi.

Pembentukan tenaga volunteer yang untuk pertama kalinya diikuti oleh 6 orang ini merupakan pilot project bagi upaya meraih target satu ranting satu volunteer. Jika LAZIS-NU Jombang memiliki tenaga volunteer, taruh saja di separuh dari jumlah ranting yang ada di Jombang saat ini (sekitar 150 ranting dari 300 ranting), maka LAZIS-NU Jombang memiliki tenaga volunteer yang berjumlah 150 orang yang siap bekerja secara ikhlas dan bersemangat tinggi untuk mengabdi bagi usaha untuk mengurangi beban saudara-saudara yang kurang beruntung, turut serta memberantas kemiskinan dan sebagai upaya untuk memajukan organisasi Nahdlatul Ulama. Siapa lagi yang mau memajukan organisasi NU yang sejak dulu memang selalu digerakkan oleh para tenaga sukarela (volunteer), jika bukan warga NU sendiri.

Karena itu, tidak bosan-bosannya kami selalu mengatakan bahwa segala upaya yang kami lakukan diatas, tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada bantuan dari seluruh pihak, terutama pengurus cabang NU Jombang, seluruh warga NU Jombang serta seluruh masyarakat Jombang yang kami yakin memiliki semangat yang sama dengan kami, LAZIS-NU Jombang, untuk memajukan masyarakat menuju masyarakat yang adil dan sejahtera. (Mus Abdilla)

LAZIS NU Jombang: Bertahan Untuk Memberikan Pelayanan

Sampai bulan Januari 2009, LAZIS-NU Jombang secara resmi sudah berjalan selama 10 bulan sejak di launching pada tanggal 23 Maret 2008. Dalam perjalanan selama 10 bulan ini kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan antara lain: (1) kegiatan pencarian dana (fund raising), (2) pendistribusian dan, (3) pengelolaan.

Kegiatan pencarian dana (fund raising) dilakukan dengan melakukan kampanye melalui spanduk, brosur serta melalui pengajian-pengajian, serta memberikan informasi secara door to door kepada calon donatur. Kegiatan pencarian dana ini, selam ini dilakukan oleh divisi Jalbul Muzakki dengan mendatangi para donatur secara rutin. Divisi ini beranggotakan dua orang, namun saat ini yang aktif tinggal satu orang. Disamping dilakukan oleh divisi Jalbul Muzakki, pencarian dana juga dilakukan oleh seluruh orang yang selama ini aktif di LAZIS-NU Jombang baik ketua pengurus atau direktur LAZIS-NU sendiri. Banyak kendala yang dialami dalam kegiatan ini. Hal ini karena masyarakat, terutama warga NU Jombang, masih belum sepenuhnya mempercayai LAZIS-NU Jombang sebagai lembaga di bawah NU Jombang yang menjalankan mandat untuk mengelola dana zakat, infaq dan sodaqoh. Meskipun untuk saat ini, pengelolaan LAZIS-NU benar-benar dikelola secara terbuka, berkelanjutan dan mengarah pada profesioanlisme. Hal ini dimaklumi oleh pengurus LAZIS-NU Jombang, karena LAZIS-NU Jombang masih berjalan sekitar 10 bulan. Belum banyak dermawan NU yang mengetahui tentang LAZIS-NU Jombang dan cara kerjanya saat ini. Hal ini sudah terbukti bahwa, masih banyak masyarakat, terutama warga NU yang masih menyangsikan kinerja LAZIS-NU Jombang. Walaupun begitu, bukan berarti LAZIS-NU Jombang sama sekali tidak memiliki donatur, baik berupa zakat, infaq atau sodaqoh. Sedikit demi sedikit, saat ini masyarakat, terutama masyarakat yang tahu cara kerja LAZIS-NU Jombang saat ini, mulai menaruh kepercayaan kepada LAZIS-NU Jombang, hal ini terbukti beberapa dermawan sudah mulai dan terus menyalurkan melalui LAZIS-NU Jombang baik berupa zakat, infaq dan sodaqoh.

Kepercayaan para dermawan dan donator saat ini terus berkembang, sejalan dengan terus berkembangnya wilayah pendistribusian dana yang dilakukan oleh LAZIS-NU Jombang melalui kegiatan i’thoul mustahiq (pendistribusian/penyaluran). Pendistribusian atau penyaluran dana yang diterima oleh LAZIS-NU Jombang kepada yang berhak (mustahiq) sampai saat ini dilakukan secara merata dibeberapa wilayah kecamatan di Jombang. Musathiq menurut LAZIS-NU Jombang dibedakan menjadi (1) mustahiq untuk kebutuhan mendesak, termasuk untuk bantuan bencana alam (mustahiq konsumtif), (2) mustahiq untuk pengembangan usaha ekonomi (mustahiq produktif) dan, (3) mustahiq pengembangan kapasitas (beasiswa atau tunjangan guru/da’i).

Distribusi dana dan barang yang dilakukan LAZIS-NU Jombang di 8 tempat di wilayah Jombang selama November 2008-Januari 2009, dijamin tepat sasaran. Karena dalam melakukan pendataan dan penyaluran, LAZIS-NU selalu bekerjasama dengan pengurus MWC dan Ranting NU di seluruh Jombang atau dengan organisasi yang benar-benar sudah teruji. Distribusi atau penyaluran dana dan barang juga sangat membantu dan betul-betul dirasakan oleh mustahiq baik yang konsumtif atau untuk beasiswa. Misalnya distribusi yang dilakukan di Bandungsari Diwek, paket yang diberikan oleh LAZIS-NU Jombang, 100 persen tepat sasaran, karena yang menentukan mustahiq adalah orang setempat, dan benar-benar dirasakan baik oleh warga yang kurang mampu dan anak-anak sekolah yang belajar di MI Darul Hikmah.
Dalam setiap melakukan distribusi, selalu disampaikan salam dari para donatur, mohon do’a untuk para donatur agar selalu diberi kelapangan rizki. Hal ini dilakukan karena do’a dari orang-orang yang kurang beruntung sangat mustajab.

Berjalan baiknya dua kegiatan diatas, karena ditunjang oleh kegiatan pengelolaan (management) yang saat ini dipimpin oleh Ir. Edy Labib Patriadin dibantu divisi penguatan lembaga (taqwiyah jam’iyah) Isror Fanani, SE sebagai akuntan dan Sugiati Ningsih sebagai kasir. Kegiatan pengelolaan ini bermarkas di kantor LAZIS-NU Jl. Patimura. Setiap hari kecuali hari Sabtu dan Minggu sejak pukul 08.30 sampai 15.00, kantor LAZIS-NU Jombang membuka layanan dan melakukan kegiatan manajemen: membuat perencanaan, melakukan pemantauan (monitoring) dan evaluasi. Kebosanan kerap menghinggapi orang-orang kantoran ini, karena kerja yang dilakukan adalah menunggu. Padahal jika usaha pencarian tidak dilakukan, maka apa yang ditunggui tidak akan pernah datang. Memang butuh muwadlobah dan istiqomah dalam bekerja, karena jika tidak, maka LAZIS-NU Jombang tidak akan pernah berjalan.


Manfaat keberadaan LAZIS-NU
Selama ini di lingkungan Nahdlatul Ulama’, kegiatan pengelolaan dana umat, terutama zakat dilakukan pada waktu-waktu tertentu, misalnya ketika menjelang bulan puasa Ramadhan atau ketika menjelang hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Pengelolaan zakat, infaq dan sodaqoh belum dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan (sustainable) serta dikelola oleh badan khusus yang mengelola dana zakat, infaq dan sodaqoh.

Dengan ‘adanya’ LAZIS-NU di Jombang, pengelolaan zakat, infaq dan sodaqoh tidak dilakukan secara responsive dan pada waktu-waktu tertentu saja. Namun dilakukan secara terencana, sistematis dan terus menerus (sustainable). Hal ini karena orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan tidak hanya terjadi pada momen-momen tertentu seperti bulan puasa, Idul Fitri atau Idul Adha. Sehingga, keberadaan NU sebagai organisasi bisa dirasakan menfaatnya oleh masyarakat, khususnya warga NU, secara langsung dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini.

Harapan kepada warga NU
LAZIS-NU Jombang adalah lembaga yang secara resmi mendapat mandat dari Pengurus Cabang NU Jombang untuk menjalankan kegiatan pengelolaan zakat, infaq dan sodaqoh. Sampai saat ini, LAZIS-NU Jombang sudah menjalankan mandat tersebut dengan baik, mulai dari menyusun program, membuat sistem atau aturan main sampai menjalankan program dan sistem tersebut. Semua sudah dijalankan dengan baik. Ada satu hal yang sampai saat ini masih terus didambakan, yaitu kepercayaan dari masyarakat terutama pengurus dan warga NU. Kepercayaan disini artinya adalah kesadaran dan kepercayaan dari, khususnya warga dan pengurus NU, untuk secara sukarela menyalurkan zakat, infaq dan sodaqohnya melalui LAZIS-NU Jombang.

Memang secara internal di LAZIS-NU Jombang, juga harus berfikir keras untuk meningkatkan pelayanan, melakukan upaya-upaya penyadaran bahwa zakat adalah kewajiban bagi setiap muslim. Penyadaran ini tidak hanya sekedar melakukan kampanye dengan kata-kata tetapi juga dengan menghadapkan pada masalah kemiskinan yang riil yang terjadi setiap hari. Karena itu, kerja lebih keras lagi harus dilakukan. (mus)

Penyaluran LAZISNU di Ngaglik Ngusikan

NU Jombang,
Pada tanggal 9 Juni 2008 kemarin, di Musholla Madinatul Ilmi dusun Ngaglik desa Mojodanu kecamatan Ngusikan kegiatan mengaji dilakukan sebagaimana biasanya. Peserta pengajian adalah anak-anak yang berjumlah sekitar 30-an anak. Pengajian al Qur’an dasar tersebut diasuh oleh seorang guru laki-laki dan 3 orang guru perempuan.

Suasana pengajian sedikit terganggu ketika pengurus LAZIS-NU Jombang yang bersama-sama pengurus MWC NU Ngusikan (H. Asfan dan Gus Aril) datang. Santri-santri kecil yang semula serius mengikuti pengajian dibuyarkan konsentrasinya oleh kedatangan pengurus LAZIS NU dan MWC NU Ngusikan. Inilah cara menyambut tamu menurut versi anak-anak. Disamping itu, sambutan juga diberikan oleh pengurus ranting NU Mojodanu.

Di Musholla Madinatul Ilmi tersebut, dimana para santri dusun Ngaglik mengaji, hanya hanya tersedia satu meja pendek, satu papan tulis kapur usang, beberapa mushaf al Qur’an dan beberapa kitab Iqro’. Untuk mengaji, setiap santri bergiliran bergantian kitab Iqro’ dan al Qur’an. Ketika temannya sudah selesai disimak oleh guru, Qur’annya diberikan ke teman selanjutnya, begitu seterusnya. Memang pemandangan yang seharusnya tidak terjadi.

Karena itu, ketika acara sambutan disampaikan oleh pengurus LAZIS-NU Jombang dan MWC NU Ngusikan, dan diberitahukan bahwa LAZIS-NU Jombang akan menyalurkan barang-barang yang menjadi kebutuhan santri di Musholla tersebut serta kebutuhan masyarakat miksin (mustahiq) di desa tersebut, terlihat wajah sumringah anak-anak, dan fakir miskin yang diundang berbaur dengan anak-anak di Musholla tersebut. Inilah saat-saat yang sangat membahagiakan, dimana LAZIS-NU Jombang bisa menjadi penghubung antara masyarakat yang memiliki kelebihan harta dengan saudara-saudara mereka yang belum berkecukupan.

Makna dari penyaluran zakat dan infaq ini bukan sekedar pada bentuk barangnya, seperti yang di katakan H. Asfan dalam sambutan mewakili pengurus MWC NU Ngusikan, tetapi yang lebih penting adalah: inilah bentuk solidaritas dari warga NU khususnya dan Jombang umumnya kepada saudara-saudara mereka warga NU dan Jombang lainnya. Jalinan solidaritas inilah yang bisa memupuk rasa persaudaraan (ukhuwah) untuk kesejahteraan bagi seluruh warga NU atau warga Jombang serta untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Mungkin kitab-kitab Iqro’ dan beberapa mushaf al Qur’an yang salurkan oleh LAZIS-NU tidak begitu berarti bagi kita para donatur. Tetapi bagi anak-anak di dusun Ngaglik, kitab Iqro’ merupakan barang yang sangat berharga dalam keseharian mereka dimana tidak setiap anak bisa memiliki. Sungguh sangat terenyuh ketika mereka dengan bangga bisa mendapatkan kitab Iqro’.

Disamping itu LAZIS-NU Jombang ingin mengembangkan hubungan antara donatur (muzakki dan munfiq) dengan para penerima (musthiq) menjadi hubungan yang tidak sekedar hubungan ekonomis. Donatur sebagai pemberi dan mustahiq sebagai penerima, tetapi lebih dari itu, yaitu hubungan yang lebih emosional antar manusia. Dalam setiap acara penyaluran zakat dan infaq oleh LAZIS-NU selalu disampaikan salam dari para donatur LAZIS-NU kepada penerima (mustahiq). Selalu dimintakan do’a kepada para mustahiq, agar para donatur bisa bekerja dengan baik, murah rizki serta bisa membantu mustahiq untuk keluar dari kemiskinan sehingga bisa sejahtera secara bersama-sama.

Dalam kesempatan ini LAZIS-NU Jombang mennyalurkan (tasharruf) zakat, infaq dan sodaqoh dari para donatur yang selama tiga bulan ini dikumpulkan oleh LAZIS-NU Jombang. Barang yang disalurkan oleh LAZIS-NU Jombang berupa 15 bungkus sembako mustahiq didesa tersebut dan al Qur’an, kitab Iqro’ dan alat-alat peraga untuk pengajian anak-anak di Musholla tersebut. (mus)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger