Senin, 25 April 2011

NU Jombang Online Adakan Latihan Jurnalistik Cara Gampang

NU Jombang Online,
”Menulis itu gampang”. Demikianlah kata-kata pertama yang disampaikan dalam pelatihan Jurnalistik yang digelar oleh NU Jombang Online bekerja sama dengan IPNU-IPPNU Cabang Jombang Pada Minggu (24/04/11).

Kata pembuka yang cukup memberikan cerah pikiran untuk memulai menulis tersebut disampaikan oleh Muslimin Abdilla, fasilitator pelatihan. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa, Jika kita akan memulai menulis, dengan perasaan dan pikiran: ”menulis itu sulit”, maka kita akan betul-betul kesulitan dalam memulai menulis. Namun jika sebelum menulis dipikiran kita dicamkan: ”menulis itu gampang”, maka hambatan pertama dalam menulis sudah kita atasi.

”Segala hal itu dimulai dari pikiran kita, jika sebelum menulis pikiran kita sudah mengatakan menulis itu sulit, maka sebelum menulis kita sudah dihambat oleh pikiran dan perasaan kita sendiri. Karena itu pikiran kita harus kita bebaskan dengan terlebih dahulu mencamkan bahwa, menulis itu gampang” kata pria yang aktif mendorong kalangan muda NU untuk menulis itu.

Dalam latihan yang diikuti oleh sekitar 60 orang perwakilan PAC seluruh Jombang, utusan dari Pondok Pesantren tersebut dibuka oleh Yusuf Suharto, Pemred NU Jombang Online. Dalam kata pembukanya Yusuf menyampaikan pengalamannya dalam menulis, khususnya dalam menulis berita.

”Pada saat saya pertama kali menulis berita di NU Online dan dimuat, saya cukup bangga, dan berita tersebut saya tempel di kantor NU biar banyak orang yang tahu. Dari kebanggaan tersebut kemudian muncul semangat untuk terus menulis” kata pria berkacamata tersebut

Latihan yang dilaksanakan di lantai II kantor PCNU Jombang tersebut dilaksanakan untuk mencetak jurnalis muda dari NU Jombang, dan secara khusus para peserta akan menjadi kontributor NU Jombang Online yang akan memberikan kontribusi berita atau tulisan dari MWC se Jombang. Pada latihan jurnalistik kali ini hanya dibicarakan tentang menulis berita dengan teknik yang paling mudah. Untuk selanjutnya jika tindak lanjut kegiatan ini bisa berjalan baik, maka akan dilakukan pelatihan lanjutan berupa latihan menulis berita secara lebih dalam dan teknik menulis artikel dan lain-lain. (ma)

Senin, 18 April 2011

LAZISNU Lumajang Study Banding dan Silaturrahim ke LAZSINU Jombang

Suasana belajar terlihat jelas, dimana sebagaian besar orang, yang mengikuti sambil duduk di belakang meja yang tertata melingkar oval, secara serius mendengarkan setiap pembicaraan yang diungkapkan secara bergilir. Suasana tersebut terjadi ketika rombongan dari Pengurus Cabang LAZISNU Lumajang mengadakan study banding dan silaturrahmi ke PCNU Jombang pada Ahad (10/04) kemarin.

Dalam acara yang dilaksanakan di aula PCNU Jombang dan dimulai tepat pukul 09.00 wib tersebut telihat Katib Syuriah PCNU Jombang KH Wazir Ali, Sekretrais PCNU KH Hamid Bishri, Bendahara PCNU H. Sa’dullah, Wakil Ketua PCNU Drs. H. Samsul Ma’arif, Ketua PC LAZISNU Jombang Drs. H. Anshori Anwar, Wakil Ketua PC Lazisnu Jombang Ir. Edy Labib Patriadin serta rombongan dari PC LAZISNU Lumajang yang berjumlah 14 orang dan dipimpin oleh Kerua PCNU Lumajang Drs. H. Fathurrahim.

Dalam sambutan awalnya, Drs. H. Fathurrahim, mewakili rombongan dari PC LAZISNU Lumajang mengatakan ”maksud kami datang ke PCNU Jombang ini adalah pertama-tama untuk silaturrahim, yang kedua untuk menimba ilmu ke PCNU Jombang khususnya ke LAZISNU Jombang tentang bagaimana mengelola lembaga LAZIS, karena kami mendengar LAZISNU Jombang sudah cukup maju dalam pengelolaannya”.

Sambutan dari Pak Rahim tersebut dilanjutkan dengan sharing pengalaman dari ketua LAZISNU Lumajang, M. Sofyan bahwa, dia selama ini sudah memulai menjalankan LAZISNU tetapi masih belum tertata dengan baik. ”Sebelum saya pegang, kondisi LAZIS di Lumajang la yamutu wa la yahya (tidak hidup tidak mati, red). Karena itu, kami memulai saja meskipun sama sekali tidak memiliki panduan” tambhanya.

Sedangkan dalam presentasi pembukanya, Drs. H. Anshori Anwar memberikan penjelasan tentang keberadaan LAZISNU Jombang bahwa, pengurus LAZISNU Jombang memulai dengan menganggap apa yang telah diberikan adalah amanah dari NU dan dalam menjalankan berpedoman pada ibda’ binafsik (mulailah dari diri kamu sendiri, red). ”Sama seperti yang disampaikan oleh LAZIS Lumajang, kami dulu ketika diberi amanah pertama-tama kami bingung dan berusaha mencari panduan kemana-mana, ke PC tidak ada sama sekali panduan, ke PWNU Jatim juga sama, bahkan kami berusaha cari ke PW Jateng, tetapi hasilnya juga sama. Akhirnya kami yakin dan berusaha berangkat dari diri kami sendiri” papar pria yang akrab disapa Abah Anshori tersebut.

Persentasi dilanjutkan oleh pengurus LAZISNU Jombang yang lain dengan menggunakan slide yang menggambarkan perjalanan LAZISNU Jombang mulai dari melakukan perencanaan strategis (strategic planning), membuat program (programming), sammapai upaya menjalankan program, yang selalu tidak mulus, tetapi terus berusaha untuk memperbaiki sesuai dengan rel hasil perencanaan.

Dalam acara yang berkahir pada pukul 13.00 wib tersebut, Katib Syuriah PCNU Jombang, KH. Wazir Ali juga memberikan motivasi sambil memberikan contoh ”Dalam Muktamar di Makasar, saya mendapatkan satu buku dari PWNU Yogyakarta, dalam buku tersebut dijelaskan tentang maksimalisasi kegiatan Lailatul Ijtima’, bagaimana kegiatan Lailatul Itjima’ dikemas secara khusus berupa pengajian bisnis yang menghadirkan orang-orang bisnis yang awam masalah agama. Dalam pengajian tersebut dibahas tentang materi akhlak, tasawuf dan masalah sosial untuk memberikan motivasi kepada mereka untuk membantu yang lain. Peserta pengajian tersebut selanjutnya bisa menularkan kepada kalangan bisnis yang lain dalam lingkup yang lebih kecil. Dari sini kemudian LAZISNU bisa menindaklanjuti”. (mus)

LAZISNU Jombang Fasilitasi pembentukan Koperasi Pedagang Kecil

Bertempat di salah satu ruang kelas di MTsN Tambakberas Jombang, pada Sabtu (13/03), pedagang kecil yang biasa berjualan di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, terutama yang berada di lingkungan MTsN Tambakberas mengadakan pertemuan.

Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Pengurus LAZISNU Cabang Jombang tersebut, diikuti oleh 16 orang pedagang kecil. Ketua LAZISNU Jombang, Drs. H. Anshori Anwar dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa, pertemuan tersebut ditujukan untuk, pertama, sebagai wahana silturrahmi. ”Karena bagai siapa saja yang ingin umurnya panjang dan rejekinya lapang, maka harus selalu melakukan silaturrahmi” Kata pak Anshori. Yang kedua, pertemuan tersebut ditujukan untuk menjawab persoalan-persoalan yang selama ini dirasakan oleh para pedagang kecil.

Dalam proses diskusi panjang yang didampingi oleh antara lain Ir. Edi Labib Patriadin tersebut para pedagang menemukan persoalan utama: masih lemahnya akses terhadap modal dan jeratan lembaga keuangan ’informal’ yang menarik bunga yang cukup tinggi. Untuk menjawab persoalan, diakhir pertemuan mereka menyepakati untuk mendirikan Koperasi Pedagang PPBU.

Dalam pertemuan mereka juga menyepakati tentang nama koperasinya, yaitu Koperasi Pedagang PPBU ”Barokah”. Setelah sepakat mendirikan koperasi, selanjutnya mereka secara langsung menyepakati besaran Simpanan Pokok (Simpo) dan Simpanan Wajib (Simwa) bagi anggota, dan dalam kesempatan itu juga dilakukan pemilihan pengurus koperasi, Terpilih sebagai ketua Ali Budiono, sekretaris Saifullah dan bendahara Solikhin.

”LAZISNU Jombang akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu berjalannya koperasi tersebut, baik dalam masalah pembukuan maupun dalam pengembangan manajemen dan keanggotaan, serta yang lebih penting dalam mengembangkan modal koperasi” kata Edi Labib.

Sebagaimana yang diinformasikan sebelumnya, LAZISNU Jombang sejak tahun 1999 mengembangkan program i’thoul mustahiq untuk mustahiq produktif. Dalam menjalankan program ini LAZISNU Jombang menggandeng organisasi-organisasi masyarakat terutama yang memiliki afiliasi ke Nahdlatul Ulama’, termasuk koperasi-koperasi yang dikelola kelompok masyarakat di wilayah Jombang. (mus)

Ma’arif Jombang Siap Mendirikan BMT

Guru-guru NU, baik yang negeri, terutama yang swasta untuk saat ini sangat membutuhkan lembaga keuangan (BMT atau koperasi) yang bisa menopang keuangan madrasah dibawah NU beserta dengan guru-gurunya. Seluruh guru MI, MTs dan MA Nahdlatul Ulama, khususnya yang ada di wilayah Jombang saat ini sekitar ada empat ribu-an orang. Jika seluruh guru ini bisa menjadi anggota lembaga keuangan ini, maka akan menjadi kekuatan yang cukup dahsyat, dan bisa menyelesaikan persoalan pendanaan madrasah.

Pernyataan tersebut merupakan salah satu kesimpulan dari halaqoh bulanan LP Ma’arif NU Cabang Jombang yang dilaksanakan pada Rabu (13/04/11) di Aula Gus Dur Denanyar Jombang.

Halaqoh yang diprogramkan LP Ma’arif NU Jombang untuk mendiskusikan persoalan-persoalan riil pendidikan di Jombang tersebut dihadiri 40 orang yang terdiri dari perwakilan MWC LP Ma’arif dan wakil dari madrasah-madrasah yang dipilih berdasar dan mewakili 4 region serta dari jajaran Pengurus Cabang LP Ma’arif.

Dalam kesempatan tersebut H. Salmanudin, ketua LP Ma’arif NU Jombang, mengatakan: ”Gagasan kami, bagaimana guru-guru NU bisa memiliki BMT atau lembaga keuangan yang menopang keuangan Madrasah dibawah NU beserta dengan guru-gurunya. Seluruh guru MI, MTs dan MA akan bisa menjadi anggota. Insya Allah hal ini akan dahsyat dengan kekuatan sekitar 4000 orang”.

Pendirian lembaga keuangan Ma’arif ini baru gagasan, menurut salah seorang peserta halaqoh, hambatan utama pendirian lembaga keuangan ini adalah kepercayaan dari warga NU sendiri. ”Banyak orang NU tidak percaya dengan NU” kata salah satu peserta yang mewakili salah satu region.

Dalam menjawab pertanyaan ini Salmanudin menjawab bahwa, pengelolaan lembaga keuangan ini nanti akan dikelola dengan ikhlas. ”Saya itu dipesani abah saya, dalam mengelola organisasi itu harus ikhlas. Ikhlas itu profesional, kalau tidak profesional tidak akan ada ikhlas. Karena itu kita akan kelola dengan orang-orang yang profesional, dan tenaga itu sudah ada di kita” jawab pria yang akrab disapa Gus Salman ini.

Untuk menindaklanjuti gagasan dalam halaqoh tersebut, peserta secara aklamasi bersepakat untuk mendirikan BMT Ma’arif. Adapun rapat pendirian akan dilakukan sekitar tanggal 16 – 20 Mei 2011, bersamaan dengan halaqoh bulan Mei 2011. Seluruh hal yang berkaitan dengan BMT: prinsip, keanggotaan, simpanan pokok, simpanan wajib dan lain-lain akan dibicarakan dalam rapat pendirian tersebut. (mus)

Aswaja Center Jombang Dibentuk

Pada pertengahan Maret 2011 yang lalu, Pengurus Harian PCNU Jombang mengadakan rapat pengurus. Rapat tersebut menindaklanjuti surat edaran PWNU Jatim tentang pembentukan Aswaja Center di masing- masing PCNU.

Dalam rapat tersebut disepakati pembentukan pengurus Aswaja Center Jombang. Ketua yang dipilih adalah Kiai Muhammad Maksum dan sekretaris Yusuf Suharto. Sedangkan KH. Wazir Ali ditunjuk sebagai ketua atau Koordinator penelaah bersama KH. Abd. Kholik Hasan dan KH. Mujib Adnan.

Selanjutnya dalam pertemuan konsolidasi tiga bulanan PCNU Jombang dengan MWC se Jombang pada Ahad (27/03) yang dilaksanakan di MWC Mojowarno, kepengurusan Aswaja Center Jombang dilantik oleh PCNU Jombang, bersamaan dengan pelantikan pengurus baru Sarbumusi, Pergunu dan beberapa lembaga baru dan pengurus lembaga/lajnah Pergantian Antar Waktu..

Sebagaimana diketahui Aswaja center adalah program yang digagas PWNU jawa Timur. Pertama kali diluncurkan pada peringatan puncak Harlah ke-85 PWNU Jatim. Wakil Sekretaris PWNU Jatim Rubaidi MA sebagaimana dilansir website Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur mengatakan, Aswaja Center ini merupakan pusat kajian tentang doktrin (ajaran) ahlu sunah waljamaah. Kajian ini berpedoman pada referensi kitab-kitab muktarobah (kitab rujukan utama para kiyai).

”Kajian dengan mengambil rujukan dari kitab muktarobah ini, bukan menunjukkan bahwa NU sebagai organisasi tekstual (berdasarkan kitab semata, red) tetapi NU akan membuktikan sebagai organisasi yang kontekstual (sesuai dengan kondisi umat,red). Karena dalam kajian itu akan ditarik benang merah antara teks yang ada di kitab muktarobah kemudian disesuaikan dengan kondisi umat saat ini,” katanya.

Dia mengatakan, dasar pemikiran peluncuran Aswaja Center ini karena di internal NU mulai ditemukan adanya disparitas (perbedaan) pemikiran mengenai paham ahlussunah waljamaah. Selain itu sudah ada sebagian internal NU yang sudah tidak sejalan dengan ruh ahlu sunah wal jamaah.


Selain itu, saat ini hubungan antara umat dengan kyai juga semakin merenggang. Renggangnya hubungan ini karena adanya distorsi (pengurangan) pemahaman yang disebabkan faktor politik, sosial dan ekonomi di masyarakat. ”Hubungan kyai dengan masyarakat renggang, karena banyak kyai yang terjun di ranah politik maupun karena kesenjangan sosial yang disebabkan faktor ekonomi. Diharapkan dengan adanya Aswaja Center ini dapat menjembati kesenjangan yang ada di masyarakat,” ungkapnya. (yus, mus)

SARBUMUSI Jombang Terbentuk

Pada hari Jum’at (11/03) telah terbentuk kepengurusan Sarbumusi (Sarekat Buruh Muslimin Indonesia) Cabang Jombang. Pembentukan yang dilaksanakan di salah satu aula organisasi para penggerak masyarakat yang ada di Jombang tersebut berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan oleh PCNU Jombang No.734/A.I/PC/L-12/III/2011.

Menurut wakil sekretaris PCNU Jombang, Minan Rahman, pembentukan cabang Sarbumusi Jombang merupakan amanat Muktamar NU XXXII di Makasar. ”Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan, pembentukan awal Sarbumusi di tingkat Cabang NU dilakukan oleh Pengurus Cabang NU, selanjutnya setelah terbentuk koordinasi Sarbumusi cabang diserahkan kepada Sarbumsi Wilayah dan Pusat” kata Minan menjelaskan.

Adapun susunan kepengurusan Sarbumusi Cabang Jombang untuk periode pertama ini terdiri dari pengurus inti: Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Pengurus inti dibantu oleh (1) Divisi Pendidikan Kader/Anggota, (2) Divisi Advokasi/Mobilisasi dan, (3) Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang).

Terpilih sebagai ketua untuk pertama kalinya ini adalah Abdul Muhaimin, aktifis perburuhan Jombang, sekretaris Novi Yulianto dan bendahara Erwantoro. (mus)

Sarbumusi akan dilantik

Sarekat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Cabang Jombang yang kepengurusannya telah terbentuk, pada Rabu (23/03) kemarin kembali mengadakan pertemuan pengurus. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan hal-hal mendasar yang berkaitan dengan organisasi buruh nahdliyin tersebut serta persiapan pelantikan Pengurus Sarbumusi yang baru.

Menurut ketua terpilih Sarbumusi Cabang Jombang periode pertama, Abdul Muhaimin, Dalam rapat kali ini dibicarakan hal-hal mendasar. ”Sebelum organisasi berjalan efektif, kami dari pengurus membicarakan hal-hal yang mendasar terutama berkaitan dengan organisasi Sarbumusi, misalnya berkaitan dengan prinsip-prinsip organisasi, yang tentunya disesuaikan dengan AD/ART Sarbumusi Pusat”, demikian dikatakan oleh pria gondrong yang akarab disapa Cak Dul ini.

Lebih lanjut Muhaimin mengatakan ”kami akan memberikan kepada PCNU Jombang seluruh hasil pertemuan pembentukan serta pertemuan-pertemuan lanjutannya, kemudian PCNU akan membuat Surat Keputusan (SK) pengangkatan dan pengesahan Pengurus Sarbumusi Cabang Jombang”.

Sebagaimana yang telah diberitakan bahwa pengurus Sarbumusi Jombang telah terbentuk. Pembentukan Sarbumusi Jombang ini, mula-mula dilakukan oleh PCNU Jombang, kemudian setelah berdiri secara sah, koordinasi dilimpahkan ke pengurus wilayah dan pengurus pusat Sarbumusi. (Mus)

PCNU Jombang Konsolidasi Tiga Bulanan

NU Jombang Online,
Setelah periode kepengurusan berjalan selama empat tahun, PCNU Jombang, pada Ahad (27/03) melakukan pergantian kepengurusan dan pembentukan Badan Otonom (Banom) dan lembaga baru. Pergantian kepengurusan ini merupakan pergantian yang kedua kalinya, setelah pergantian pada tahun lalu.

Kegiatan yang dikemas dalam kegiatan konsolidasi rutin tiga bulanan ini dilaksanakan di kantor Majlis Wakil Cabang NU Mojowarno, dan dihadiri oleh jajaran PCNU, MWC-MWC se-Jombang dan perwakilan dari Badan-badan Otonom NU.

Dalam sambutannya, Ketua PCNU Jombang, DR KH Isrofil Amar mengatakan bahwa, kegiatan ini memiliki empat manfaat: Pertama, untuk persatuan ruh dan jasad pengurus; kedua, sebagai wahana kerjasama antar PCNU dengan MWC; ketiga, untuk menyampaikan informasi kegiatan organisasi dan; keempat, penjaringan aspirasi. “kita harus saling bahu membahu”, begitu kata Pak Isrofil.

Lebih lanjut, yai Isrofil menegaskan bahwa, PCNU perlu mendapat masukan dari MWC, karena PCNU bukanlah kumpulan manusia super. “PCNU bukanlah manusia super, karena itu perlu teguran dan peringatan, asalkan untuk kemaslahatan organisasi”, tandas Kiai Isrofil.

Adapun pelantikan Pergantian pengurus Antar Waktu (PAW) dilakukan untuk Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) yang dijabat M. Adib menggantikan M. Muhdlor, Lembaga Takmir Masjid NU (LTM-NU) yang dijabat KH. Baidlawi menggantikan H. A. Kholiq Mustqim dan, Lembaga Pelayanan Kesehatan NU (LPK-NU) .

Sedangkan pembentukan lembaga antara lain Lembaga Bencana Alam N U (LBM-NU) dan Aswaja Center, serta Badan Otonom yang dibentuk adalah Sarekat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) dan Persatuan Guru NU (Pergunu).

Laporan Tentang Rumah Sakit NU

Dalam acara yang dimulai pukul 10.00 wib dan berkahir empat jam kemudian itu, juga dilaporkan tentang perkembangan Rumah Sakit NU (RSNU) Jombang yang saat dalam tahap akhir pembangunan. Laporan perkembangan ini disampaikan oleh panitia pembangunan RSNU yang juga sekretaris PCNU, H. Hamid Bishri, SE.

Pria yang akrab disapa Gus Mamik ini menyampaikan informasi tentang tahap perkembangan pembangunan RSNU beserta dengan pilihan badan hukum RSNU. Seperti yang telah diketahui badan hukum RSNU adalah PT. ”Pilihan badan hukum PT ini sudah melewati kajian yang cukup panjang, dan badan hukum itu yang terbaik” pungkasnya. (mus, yus)

Pembungan RSNU Jombang Sudah 70%

Pembangunan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama’ (RSNU) Jombang saat ini sudah mencapai 70%. Hal ini seperti yang diungkapkan ketua pembangunan RSNU H. Hamid Bishri. Sabtu (05/02), kepada NU Jombang Online. “Pembangunan fisik RSNU saat ini sudah 70%, tinggal 30% RSNU Jombang sudah bisa ditempati” Kata pria berkacamata minus ini. Kondisi di lapangan sedniri saat ini, terlihat pembangunan satu blok sudah 90%, satu blok dalam tahap finishing, dan dua blok masih dalam tahap pengerjaan pengecoran akhir.

Seperti yang pernah diberitakan oleh NU Jombang Online bahwa, warga Nahdlatul Ulama Jombang yang diinisiasi oleh PCNU Jombang membangun Rumah Sakit yang dimulai pada akhir Oktober 2010.

Dalam membangun RSNU ini, pihak PCNU memobilisir warga NU Jombang untuk memberikan wakaf tanah seluas kurang lebih 6.000 m2. Sedangkan pembangunan gedung mendapatkan dana hibah dari Pemprov Jatim sebesar 10 Milyar. Pembangunanya sendiri, PCNU Jombang bekerjasama melalui MoU dengan CV Era Muda sebagai konsultan dan PT. Wika sebagai pelaksana teknis.

Badan Hukum RSNU

Menurut H. Hamid Bishri, RSNU Jombang nantinya berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Penetapan badan hukum ini sudah melalui proses yang sangat panjang dan melibatkan berbagai pihak.

“Panitia divisi Manajemen sudah melakukan studi banding ke Jogja, RS Unisma Malang, RSI Pati, kemudian panitia juga melakukan konsultasi dengan PWNU Jatim, PBNU Jakarta, staf Kemenkumham dan beberapa notaris serta dimintakan pandangan ke seluruh pengurus MWC NU se Jombang, terakhir diputuskan dalam rapat PCNU Jombang” demikian dijelaskan oleh pria yang akrab disapa Gus Mamik ini.

Terkahir pada minggu (16/01) yang lalu, dalam kegiatan Musyawarah Kerja Cabang NU Jombang. PCNU Jombang membacakan hasil keputusan tersebut di depan seluruh pengurus MWC se Jombang, Pengurus Badan Otonom NU dan seluruh pengurus Lembaga dan Lajnah. (mus)

Halaqoh Menangkal Radikalisme

Menurut rencana, Minggu (05/12), PCNU Jombang akan menyelenggarakan Halaqoh Regional Keislaman Menjadi Muslim dan Muslimah Marhamah. Kegiatan ini sesuai dengan Kerangka Acuan yang disebar oleh panitia bertujuan untuk mempertemukan persepektif, baik yang mewakili kelompok moderat (liberal) maupun tradisional untuk bersama-sama mencari titik temu tentang muslim dan muslimah yang marhamah (yang penuh kasih sayang).

Dalam kegiatan ini nanti akan dihadiri oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH. Mutawakkil Alallah, yang akan memberikan sambutan kunci di awal kegiatan halaqoh. Sedangkan sebagai pembicara akan hadir Ifdhal Kasim, SH dari Komnas HAM, KH. Hasyim Abbas dari PWNU Jawa Timur, Prof. Dr. Kacung Marijan dan Drs. Imam Azis dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’.

Dalam Halaqoh yang akan dihadiri utusan dari kalangan akademisi, NGO, pesantren salaf dan para kiyai ini nanti akan dibicarakan dua tema besar, yaitu (1) Hak Asasi Manusia di Tengah Gelombang Radikalisme Agama dan, (2) Posisi NU dalam Memaknai Konsep Jihad.

Pada bahasan pertama tentang HAM dan radikalisme agama, akan berbicara Ifdal Kasim dan KH. Hasyim Abbas. Satu orang, yaitu Ifdal, mewakili kalangan yang selama ini aktif memperjuangkan tegaknya HAM di Indonesia dan, satu orang, kiyai Abbas, mewakili kalangan akademisi dan kiyai yang alim dalam kitab kuning.

Sedangkan dalam bahasan kedua, tentang Jihad menurut NU akan dibahas oleh dua orang narasumber yaitu Prof. Kacung Marijan dan Imam Azis, keduanya adalah Pengurus Besar Nahdaltul Ulama.

Setelah presentasi oleh narasumber dan tanya jawab dilakukan, para peserta kan mengkaji lebih dalam tentang materi tersebut yang selanjutnya akan dibukukan dan dijadikan pedoman bagi Nahdliyin khususnya dan umat Islam Indonesia umumnya ketika menghadapi persoalan yang ada kaitannya dengan dua tema diatas.

Pembangunan RSNU Jombang Dimulai

Pengurus Cabang NU Jombang., pada hari Minggu (24/10) melakukan kegiatan do’a dan istighotsah bersama di lokasi pembangunan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU). Kegiatan do’a dan istighotsah ini dilakukan berkiatan dengan dimulainya pembangunan RSNU Jombang, yang saat ini sudah selesai tahap pengurukan. Kegiatan yang dimulai tepat pukul 08.45 WIB tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB Drs. H. Abd. Halim Iskandar, Wakil Bupati Jombang Wijono Suparno, Jajaran Pengurus Cabang NU Jombang, Badan-badan Otonom NU Jombang salah satunya Ketua Muslimat Cabang Jombang H. Munjidah Wahab, Pengurus Majlis Wakil Cabang NU Jombang. Tampak hadir juga dalam kegiatan tersebut adalah pihak kontraktor proyek pembangunan yaitu PT Wika.

Dalam laporannya, Panitia pembangunan RSNU yang diwakili oleh H. Hamid Bishri menjelaskan bahwa dalam merealisasikan proyek pembangunan tersebut, panitia bekerjasama melalui MoU dengan perusahaan konstruksi yaitu PT. Wika. “Pembangunan RSNU ini bisa dimulai dan berjalan berkat bantuan dari warga NU berupa wakaf tanah, dari Pemda Jombang untuk menambahi kekurangan pembelian tanah, dari Pemprov Jatim berupa bangunan gedung dan, dari menteri kesehatan berupa alat kesehatan”. Kata pria yang akrab disapa Gus Mamik ini. “Kegiatan pembangunan RSNU ini ditarget akan selsesai sekitar bulan Januari 2010, maka dari itu panitia harus menggandeng kontraktor besar seperti Wika” tambhanya.

Dalam sambutannya dia juga menyampaikan pesan Roi’s Syuriah PCNU Jombang yang saat ini sedang menunaikan ibadah Haji. “Pesan pertama, nantinya RSNU akan melayani umat NU dan akan menarik biaya secara wajar. Kami katakan wajar, karena kalau tidak, semua minta keringanan maka umur RSNU ini nanti tidak panjang; yang kedua, pengelola RSNU harus di bawah kendali PCNU terutama dalam aspek yang hakiki”. Kata Gus Mamik mengakhiri sambutannya.

Sementara itu, dalam kesempatan selanjutnya, Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, DR. KH. Isrofil Amar mengatakan bahwa, pendirian RSNU Jombang merupakan ujian bagi PCNU Jombang. “Bisa tidak kita diberi kepercayaan oleh warga NU, Pemkab Jombang, Pemprov dan menteri kesehatan dalam membangun RSNU ini” tanyanya. Lebih lanjuta dia mengatakan: “Karena ini ujian, maka kami mohon do’a restu kepada seluruh Nahdliyin agar ujian ini bisa berjalan dengan baik”. Dia juga berharap kepada seluruh pengurus untuk menjaga al Ittihad atau persatuan dalam menghadapi ujian ini. “Jika ada yang kurang berkenan, mohon langsung dibicarakan dengan panitia atau pengurus, tidak perlu diexpose di media, seperti kejadian yang lalu” harapnya dalam mengakhiri sambutan. (mus)

Persiapan Kegiatan Ramadhan

NU Jombang Online,

Bertempat di rumah makan Heny Jombang, PCNU Jombang melakasanakan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan bulan Ramdahan dan buka bersama. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa (24/08/10) tersebut memiliki agenda: menegaskan kembali rencana kegiatan menyambut bulan Ramadhan yang sudah disusun dalam Rapat Pleno PCNU Jombang (17/08/10). Dalam rapat tersebut dibicarakan tentang kesiapan setiap tim yang akan melaksanakan beberapa kegiatan.

Sebagaimana yang teah diberitakan di NU Jombang online (13/08/10) bahwa, dalam bulan Ramdhan ini, PCNU Jombang akan dan sedang melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain: Tarawih Kelilingh (Tarling), Tadarus bersama di kantor PCNU, pengiriman da’i ke radio, pembagian zakat dan pelatihan Aswaja bagi guru Madrasah Ibtida’iyah.

“Kami berharap seluruh petugas dalam kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan bisa bersiap, terutama petugas Tarling. Jangan sampai nanti kita mengecewakan pengurus MWC yang akan menyiapkan acaranya di tempatnya masing-masing. Jika ada petugas yang berhalangan, kami berharap untuk menyampaikan kepada panitia, biar segera dicari penggantinya” Kata ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, DR. KH. Isrofil Amar.

Koperasi Ma’arif, Jawaban Ketahanan Keuangan Madrasah

Setelah pada hari Jum’at (25/02) yang lalu LP Ma’arif mengadakan Turba (konsolidasi organisasi) di Kecamatan Plandaan, pada hari ini (9/03) LP Ma’arif mengadakan Turba yang kedua di kecamatan Ploso. Kegiatan ini dilaksanakan di MI Nidzomiyah Kedungrejo Ploso Jombang.

Kegiatan konsolidasi kali ini dihadiri sekitar 25 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Dari jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang tampak hadir Ketua Tanfidziyah Dr. KH. Isrofil Amar dan Ketua LP Ma’arif NU Cabang Jombang beserta jajaran kepengurusannya. Sedangkan dari pengurus MWC NU Jombang diwakili ketua tanfizdiyah MWC NU Ploso Drs. Ainul Yaqin. Acara tersebut juga dihadiri Kepala Desa Kebonagung serta perwakilan dari lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh Nahdliyin di kecamatan Ploso.

Dalam sambutannya, H. Salmanudin mengatakan: ”LP Ma’arif akan terus melakukan konsolidasi organisasi dengan melakukan Turba ke MWC-MWC sebagai langkah untuk membangun LP Ma’arif Jombang yang lebih baik”. Selanjutnya dia juga mengatakan bahwa, saat ini banyak bantuan untuk LP Ma’arif terutama dari Kementrian Agama, tetapi sulit mencari sekolahan atau madrasah yang memakai nama Ma’arif.

Karena itu, pria yang akrab disapa Gus Salman ini selanjutnya menghimbau: ”Kalau ada pendataan sekolah/madrasah, mohon ditulis secara riil. Kalau ada 6 kelas, ditulis enam kelas, jangan ditulis 8 kelas. Kalau ada 40 murid jangan ditulis 140 murid. Ma’arif akan mencoba untuk mencarikan bantuan sekolah/madrasah”.

Sedangkan menyangkut banyaknya kepala madrasah yang menggadaikan BPKB kendaraannya untuk menalangi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah, red) yang terkadang bisa telat sampai 6 bulan, dia menyampaikan gagasan: ”saya prihatin, banyak kepala madrasah yang menggadaikan BPKB kendaraannya untuk nalangi dana BOS. Karena itu Ma’arif Jombang punya gagasan untuk mendirikan lembaga keuangan atau koperasi yang beranggotakan madrasah-madrasah yang berada di bawah naungan LP Ma’arif Jombang”.

Lebih lanjut dia menjelaskan: ”Dengan adanya lembaga keuangan atau koperasi ini, ketahanan keuangan sekolah bisa terjaga. Ibaratnya jika dana BOS belum turun sampai 8 bulan-pun, kepala madrasah tidak kelimpungan dan bisa pinjam ke lembaga keuangan tersebut”.

Sementara itu, ketua PCNU Jombang, Dr. KH. Isrofil Amar, dalam sambutannya menegaskan tentang pentingnya pengajaran Aswaja di madrasah-madrasah dibawah NU. ”Saya selalu menekankan tentang satu hal, yaitu Awaja harus menjadi menu utama di sekolah/madrasah di bawah naungan NU. Kalau yang lain ibaratnya adalah lauk dan sayurnya, kalau Asawaja adalah nasinya”, kata Kiyai yang menyelesaikan gelar doktornya di IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Dalam kesempatan Turba (konsolidasi) ini juga berhasil dipilih dan ditetapkan kepengurusan LP Ma’arif MWC Ploso. Terpilih sebagai ketua Arifudin, sekretaris Saiful Asy’ari dan bendahara: Suharno. (mus)

Raker LP Ma’arif Jombang: Merancang Program Yang Realistis

Kepengurusan pergantian tengah periode LP Ma’arif Cabang Jombang pada hari Minggu (31/10) menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) untuk masa kerja satu tahun ke depan di Graha Gus Dur Jombang. Raker diikuti oleh perwakilan dari pengurus LP Ma’arif MWC se Jombang dan perwakilan satuan unit pendidikan di bawah LP Ma’arif mulai dari tingkat dasar (MI/SD), menengah pertama (SMP/MTs) dan menengah atas (SMU/MA).

Dalam acara pembukaan Raker juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan Jombang, Kantor Kementrian Agama Jombang, Penasehat LP Ma’arif Drs. H. A. Halim Iskanadar dan Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang DR. KH. Isrofil Amar, perwakilan Lembaga dan Lajnah NU serta perwakilan dari Badan Otonom NU Jombang.

Dalam sambutannya, ketua LP Ma’arif Cabang Jombang, H. Salmanudin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu pelaksanaan Raker, baik dari kantor Kemenag Jombang berupa bantuan dana maupun dari kawan-kawan di partai politik (PKB Jombang) yang telah menyediakan tempat akomodasi.

Dia juga menegaskan bahwa masalah tempat Raker yang ada di wisma Gus Dur mohon tidak dimasalahkan. “Jika partai politik lain atau siapapun yang bisa menyediakan tempat untuk Ma’arif, maka Ma’arif Jombang tidak masalah (untuk menempati, Red), karena saat ini masih membutuhkan, kecuali nanti jika Ma’arif sudah mampu” kata H. Salman.

Menurut H. Salman, Raker kali ini adalah untuk menyusun program LP Ma’arif untuk masa satuh tahun ke depan, setelah itu program akan dilihat lagi dan kemudian membuat rencana untuk tahun-tahun selanjutnya. Dia juga berharap peserta Raker bisa merumuskan kegiatan-kegiatan LP Ma’arif Jombang ke depan secara realistis, tidak muluk-muluk.

Sedangkan Drs. Halim Iskandar selaku penasehat LP Ma’arif Jombang menjelaskan tentang masalah LP Ma’arif Jombang saat ini. “Program yang baik adalah berangkat dari masalah bukan dari keinginan, sedangkan permasalahan LP Ma’arif Jombang saat ini adalah masalah eksistensi” katanya.

“Pengurus Ma’arif jika nyambangi sekolah, kok kepala sekolahnya menyambut dengan baik, itu berarti Ma’arif sudah sukses, tetapi jika kepala sekolahnya lari jika disambangi, maka Ma’arif belum sukses” katanya lebih lanjut, yang disambut gerr dan tepukan tangan peserta dan undangan. Penjelasan ini menurut dia adalah berkaitan dengan pengakuan terhadap eksistensi LP Ma’arif Jombang.

LP Ma’arif Harus Tahu Regulasi Pendidikan

“Kita (LP Ma’arif) berkecimpung dalam bidang pendidikan, maka dari itu kita harus tahu peraturan atau regulasi tentang pendidikan, karena kalau kita tidak tahu maka kita akan sering terperosok”, demikian dikatakan DR. KH. Isrofil Amar dalam sambutannya selaku ketua PCNU Jombang. Menurut Kiyai Isrofil, beberapa regulasi tentang pendidikan yang harus diketahui oleh LP Ma’arif misalnya UU no. 14 tahun 2005 tentang Tenaga Guru dan Dosen, UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan beberapa regulasi lainnya yang memiliki hubungan dengan bidang pendidikan.

Dalam Raker dihasilkan dua program yang dibahas dalam dua komisi. Program pertama adalah program penguatan kelembagaan yang dibahas dalam komisi I dan program kedua adalah program pengembangan eksternal yang dibahas dalam komisi II. (mus)

Membangun Kesadaran Kritis Dengan Dana ZIS

Dalam pendistribusian dana zakat, infaq dan sodaqoh yang dikumpulkan dari masyarakat (publik) sebaiknya untuk meningkatkan kesadaran kritis mustahiq (masyarakat miskin, fakir dan lainnya). Karena jika tidak, maka dana zakat dan infaq justru akan menciptakan ketergantungan dan sama sekali tidak akan mengubah posisi mustahiq.

Distribusi dana zakat, infaq dan sodaqoh yang dilakukan secara karitatif (sekedar berderma), yang ditujukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, tidak akan bisa membangun kesadaran kritis mustahiq, dan karenanya dana zakat dan infaq tidak akan bisa memberantas kemiskinan, malah akan memunculkan ketergantungan.

Kesadaran kritis hanya bisa dibangun melalui pengorganisasian masyarakat dengan mendorong kegiatan-kegiatan kongkrit untuk menjawab persoalan kemiskinan. Dari kegiatan-kegiatan kongkrit yang dilakukan oleh mustahiq dan masyarakat inilah, kesadaran kritis para mustahiq akan muncul bahwa, kemiskinan dan kefakiran yang mereka alami tidak semata-mata karena takdir, tetapi karena bentukan sosial (social construction). Ada struktur ekonomi, politik dan sosial yang tidak adil yang mengakibatkan para mustahiq itu miskin. Selanjutnya, bagaimana lembaga zakat seperti LAZIS-NU bisa menjawab persoalan kemiskinan ini dengan tidak hanya memberikan bantuan secara charity, karena tidak akan pernah menyentuh akar kemiskinan.

Namun, hal ini bukan berarti distribusi zakat, infaq dan sodaqoh untuk kebutuhan konsumtif ditinggalkan, karena kebutuhan konsumtif yang sifatnya mendesak juga harus dilakukan. Misalnya kebutuhan konsumtif untuk membantu korban bencana alam, orang yang membutuhkan makan karena kelaparan.

Demikian kesimpulan yang diperoleh dari perbincangan dengan Su’udi Anis (Pengurus MWC NU Bareng Jombang) Muhammad Muklis (Mabincab PMII Jombang), Sunandar (Ketua ISNU Jombang) dan Muslimin Abdilla (LAZIS-NU Jombang). “Pemberantasan kemiskinan tidak bisa dilakukan dengan sekedar memberikan dana kepada orang miskin, karena hal itu justru akan menimbulkan ketergantungan” demikian kata Muklis.

Dia juga menambahkan “Memberantas kemiskinan harus dilakukan dengan mencari akar kemiskinan. Akar kemiskinan itu tidak ada di dalam orang miskin semata, tetapi karena pranata (politik, ekonomi dan sosial-budaya, red) yang ada disekitarnya yang membentuk orang menjadi miskin”.

Sementara itu Sunandar menimpali bahwa kemiskinan yang terjadi saat ini harus dilihat secara struktural. “LAZIS-NU harus bekerja untuk melakukan perubahan dengan melihat bahwa kemiskinan yang dialami oleh mustahiq adalah karena masalah struktural” katanya.

Sedangkan Su’udi Anis mengatakan “Yang harus dilakukan LAZIS-NU secara mendasar memang harus memberantas kemiskinan dari akarnya, tetapi jangan dilupakan juga untuk membantu masyarakat yang mengalami cobaan dan bencana, misalnya korban bencana alam atau orang yang kelaparan, kerana hal ini juga diperlukan”.

Sementara itu, Muslimin Abdilla, lebih lajut dalam menanggapi pandangan diatas mengatakan “Ke depan LAZIS-NU memang tidak hanya sekedar memberikan bantuan secara karitatif, baik berupa bantuan konsumtif atau pemberian modal usaha. Karena bantuan seperti itu tidak akan mengubah kesadaran kritis mustahiq. Saya membayangkan dan berusaha membuat perencanaan, ke depan LAZIS-NU Jombang bisa membiayai para penggerak masyarakat (fi sabilillah) yang mendorong kegiatan-kegiatan kongkrit bagi mustahiq untuk menjawab persoalan-persoalan mereka”. “Melalui kegiatan-kegiatan kongkrit inilah , Insya Allah, kesadaran kritis mustahiq bisa dibangun untuk berjuang menyelesaikan masalah kemiskinan mereka sendiri” pungkasnya. (Mus)

Distribusi LAZIS-NU Jombang: Modal Usaha Untuk Kelompok Perempuan

NU Jombang Online,

Bertempat di rumah salah seorang pengurus Muslimat NU Ranting Cangkring Ngrandu Perak Jombang, LAZIS-NU Cabang Jombang menyalurkan dana infaq, shodaqoh dan zakat untuk para mustahiq, Minggu (14/10). Kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan kegiatan rutin kelompok pra koperasi Muslimat Ranting Cangkring Ngrandu kecamatan Perak Jombang.

Kegiatan distribusi tersebut dihadiri oleh segenap pengurus Ranting Muslimat NU Cangkring Ngrandu, tokoh masyarakat dan lembaga pendamping pengembangan manajemen sosial. Dalam sambutannya, Muslimin Abdilla, selaku pegurus LAZIS-NU Jombang mengatakan bahwa, dana yang didistribusikan kepada mustahiq di kelompok tersebut pada tahap awal ini diberikan kepada tiga orang mustahiq, seluruhnya berjumlah sebesar 3 juta rupiah. Selanjutnya jika dana bisa dikelola dengan baik, maka LAZIS-NU Jombang akan kembali mendistribusikan untuk mustahiq yang lain di wilayah tersebut.

“Kami dari LAZIS-NU Jombang berharap, dana yang kami kumpulkan dari para donatur di Jombang dan tidak seberapa besar tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik untuk memulai usaha atau menambahi modal usaha” kata pria yang biasa di panggil Cak Mus tersebut.

LAZIS-NU Jombang, sejak akhir tahun 2009 secara rutin giat melakukan distribusi kepada mustahiq produktif. Hal ini dilakukan karena distribusi untuk mustahiq produktif manfaatnya betul-betul bisa dirasakan, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan mustahiq. Dana untuk mustahiq produktif digunakan untuk permodalan usaha produktif.

Menurut Cak Mus, dalam melakukan distribusi kepada mustahiq produktif, LAZIS-NU Jombang selalu bekerjasama dengan lembaga-lembaga, baik yang ada di bawah naungan Nahdlatul Ulama Cabang Jombang, maupun lembaga-lembaga lain yang selama ini melakukan kegiatan penguatan masyarakat.

Disamping melakukan distribusi untuk mustahiq produktif, LAZIS-NU Jombang juga menyalurkan dana untuk mustahiq konsumtif dan mustahiq peningkatan kapasitas. Dana untuk mustahiq konsumtif salah satunya adalah penyaluran bantuan untuk korban bencana alam, terutama dalam masa tanggap darurat (emergency response). Misalnya, sehari sebelum ini (13/10) LAZIS-NU Jombang bekerjasama dengan LP Ma’arif NU Jombang menyalurkan bantuan ke korban erupsi Gunung Merapi lewat PWNU Yogyakarta.

Sedangkan untuk mustahiq peningkatan kapasitas diberikan berupa bea siswa kepada santri atau siswa yang kurang mampu, dan kepada guru-guru di sekolah-sekolah atau TPQ, baik yang berada di lokasi-lokasi terpencil maupun guru-guru kurang mampu sekolah-sekolah di wilayah yang selama cukup terjangkau. (mus)

LAZISNU Jombang Langsung Beraksi

Wajah sumringah anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Ploso Jombang yang kurang mampu, pagi itu begitu sumringah. Karena pada pagi itu, LAZIS-NU Jombang bekerjasama dengan pengurus Ranting NU Ploso dan MI Ploso mengadakan kegiatan distribusi zakat, infaq dan shodaqoh pada Senin (15/12/08). Beberapa penerima zakat, infaq dan sodaqoh sangat berterimakasih kepada LAZIS-NU Jombang karena bisa dibantu, terutama dalam memenuhi sarana pendidikan. Di MI itu juga, pada waktu yang sama juga dilakukan pembagian zakat, infaq dan sodaqoh kepada masyarakat yang berhak menerima (mustahiq). Ada 50 paket yang diberikan kepada anak-anak yatim dan miskin serta 50 paket yang diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu.

Cerita diatas adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh LAZIS-NU Jombang yang berupa I’thoul Mustahiq (distribusi kepada yang berhak) dana dan barang zakat, infaq dan sodaqoh. Sejak bulan Oktober sampai Desember 2008, LAZIS-NU Jombang telah mendistribusikan atau menyalurkan dana sebesar Rp 8 juta. Disamping di Ploso, selama bulan Oktober sampai Desember 2008, LAZIS-NU Jombang juga menyalurkan dana zakat, infaq dan shodaqoh di Jabon dan Bandungsari Diwek. (mus)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger