Senin, 17 Juni 2013

PCNU Membahas Laporan Monitoring Program 6 Bulan

NU Jombang Online, 
Untuk merespon hasil Rapat Koordinasi Monitoring Lembaga/Lajnah PCNU Jombang yang telah diselenggarakan pada Ahad (24/03), maka Pengurus Harian PCNU Jombang mengadakan rapat Pengurus Harian pada Selasa (27/03). 

 Rapat yang diselenggarakan di Aula PCNU Jombang tersebut hadir dari jajaran Syuriah antara lain, KH M Irfan Sholeh, KH Mujib Adnan, KH Maksum Zain, KH. Abdussalam Sochib dan H. Abdul Muz Azis. Sedangkan dari unsur Tanfidziyah antara lain Dr KH Isrofil Amar dan jajaran tanfidziyah. 

Dalam rapat tersebut disampaikan Laporan Program selama 6 bulan, yang terdiri dari kegiatan yang telah direncanakan dan kegiatan yang sudah dijalankan oleh masing-masing Lembaga/Lajnah, serta kesimpulan pelakasanaan program selama 6 bulan yang antara lain berisi: 

 1. Dari 18 Lembaga/Lajnah yang menjadi pelaksana program PCNU, yang hadir dalam pertemuan monitoring 14 Lembaga/Lajnah. Empat lembaga yang tidak hadir adalah LP Maarif NU, LWPNU, LAZISNU dan RMINU 

2. Dari 14 Lembaga/Lajnah yang telah melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan adalah: LTMNU, LKKNU, LBMNU, LESBUMI, LPNU, LPBH dan LFNU. Sedangkan yang belum, masih merencanakan dan menjalankan sebagian kegiatan adalah LAKPESDAM NU, LDNU, LTNNU, Aswaja Center, LKNU, LPPNU dan LPBINU 

3. Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan-kegiatan masih berada dalam kendali sesuai dengan perencanaan, meskipun ada yang perlu disesuaikan lagi dengan mandat perencanaan. 

4. Pengurus Tanfidziyah dan Syuriah yang telah diberi amanah menjadi penanggungjawab bagi Lembaga/Lajnah belum secara kesuluruhan menjalankan amanah sesuai dengan tangggungjawabnya. 

5. Berkaitan dengan Kartanu, PCNU akan mengundang MWC untuk membicarakan hal ini 

6. Sehubungan dengan LAZISNU, akan segera diselesaikan masalah kepengurusannya dan ada usulan untuk manajer. Akhir bulan ini harus sudah selesai 

7. RMINU: yang belum berjalan akan dicariakan solusinya dan yang bertugas Gus Muis dan kiyai Irfan (mus)

BMTNU Jombang Resmi Berdiri

NU Jombang Online, 
Setelah melalui persiapan teknis selama hampir 6 bulan, akhirnya Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Jombang sukses memfasilitasi berdirinya Baitul Maal Wa Tamwil Nahdlatul Ulama (BMTNU), yang secara resmi didirikan pada Minggu (31/03). Peresmian pendirian BMTNU Jombang yang akan beroperasi dengan prinsip-prsinsip koperasi tersebut dilakukan melalui Rapat Anggota Pertama yang diadakan di Aula PCNU Jombang. 

Hadir dalam pembukaan Rapat Anggota tersebut antara lain Rais Syuriah PCNU Jombang, KH Abd Nashir Fattah, Wakil Rais PCNU Jombang, KH M Irfan Soleh dan KH Mahrus, Wakil Ketua Tanfidziyah HM Munif Khusnan, Ir. H. Edy Labib Patriadin dan, Sekretaris PCNU, H. Muslimin Abdilla, serta sekitar 30-an calon anggota BMTNU Jombang yang terdiri dari pengurus NU dan guru-guru Maarif NU. 

Dalam sambutannya, HM Munif Khusnan, penanggungjawab LPPNU Jombang, berharap agar BMTNU yang didirikan ini bisa berjalan dengan baik. "Saya berharap BMTNU ini tidak seperti lembaga-lembaga ekonomi milik NU Jombang yang telah didirikan di masa lalu yang berhenti di tengah jalan", kata pria yang sekarang menjabat sebagai Sekretaris Daerah Pemkab Jombang itu. 

Setelah pembukaan yang berlangsung cukup singkat, kegiatan dilanjutkan dengan Rapat Anggota Pertama BMTNU Jombang. Alur pertama dalam Rapat Anggota itu adalah pemilihan pimpinan rapat. Dalam pemilihan tersebut peserta menyepakati Abdul Muhaimin sebagai pimpinan rapat dan Rusdiyah sebagai sekretaris rapat. Sebelum membahas Anggaran Dasar, pimpinan rapat menawarkan kepada seluruh peserta rapat, apakah bersepakat untuk mendirikan BMTNU atau tidak. 

Setelah mendapat persetujuan dari seluruh peserta rapat, akhirnya secara resmi pimpinan rapat mengetok palu sidang, menandai berdirinya BMTNU pada hari Minggu tanggal 31 Maret 2013 untuk waktu yang tidak ditentukan. 

Rapat selanjutnya membahas dan menyepakati Anggaran Dasar termasuk menyepakati besaran Simpanan Pokok (Simpo) dan Simpanan Wajib (Simwa). Simpo disepakati sebasar Rp. 500.000 dan Simwa sebasar Rp. 10.000. Di akhir acara, rapat tertinggi BMTNU Jombang tersebut juga memilih secara aklamasi H. Khoirul Anam S.Ag sebagai ketua pengurus BMTNU Jombang yang pertama untuk periode 2013-2016. (mus)

Lailatul Ijtimak PCNU Jombang Putaran Kedua Berakhir

NU Jombang Online, 
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, melanjutkan kegiatan Lailatul Ijtimak putaran kedua pada malam ini, Rabu (27/03) di Kabuh Jombang. 

Pelaksanaan di Kabuh ini merupakan kegiatan terkahir putara kedua. Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Masjid An-Nur tersebut, dihadiri oleh sekitar 250 orang dari pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU, pengurus Ranting NU dan warga Nahdilyin dari wilayah kecamatan Ploso, Kudu, Ngusikan, Plandaan dan Kabuh. 

 Tampak hdadir dari PCNU Jombang antara lain Rais Syuriah PCNU Jombang, KH Abd Nashir Fattah, Ketua PCNU Jombang, Dr KH Isrofil Amar serta jajaran pengurus Tanfidziyah dan Syuriah PCNU Jombang. 

 Materi yang diberikan sama seperti di lailatul ijtimak sebelumnya yaitu tentang ajaran Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah, keorganisasian NU dan sosialisasi hasil Bahtsul Masail yang telah dilakukan oleh Lembaga Bahtsul Masail NU di MWC Ngoro tanggal 13 Maret 2013. 

 Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid An-Nur Kabuh ini merupakan kegiatan putaran kedua untuk wilayah eks-kawedanan Ploso. Selanjutnya Lailatul Ijtimak PCNU Jombang akan memasuki putaran ketiga, dengan materi yang berbeda dari putaran kedua. Setiap satu kali putaran, pelaksanaan lailatul ijtimak dilaksanakan secara bergilir di empat wilayah eks-kawedanan yang ada di Jombang. (mus)

PMII Jombang Menggelar PKL Nasional

NU Jombang Online, 
Dengan mengusung tema "Mencetak Kader Mujahid Untuk PMII, Nusa dan Bangsa", Pelatihan Kader Lanjut Nasional Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMMI) resmi dibuka pada Ahad (07/04). 

Menurut Ketua PMII Jombang, Heriyanto, pelatihan ini diikuti oleh 40 orang kader dari Pengurus Cabang PMII yang ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Lampung, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur. Dalam sambutannya, perwakilan Pengurus Besar PMII, Abidurrahman mengatakan "PMII perlu dilihat dri lima perspektif". 

Lima perspektif itu antara lain organisai, kaderisasi, strategi gerakan, kepemimpinan dan komunikasi. Pelatihan yang diadakan mulai tanggal 7-11 April ini bertempat di Gedung Islamic Center Masjid Jamik Baitul Mukminin Alon-alon Jombang. (ma)

NU Jombang Sepakat Usulkan Ahlul Halli Wal Aqdi

NU Jombang Online, 
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) yang akan diadakan pada Selasa (16/04) mendatang, akan mengusulkan mekanisme pemilihan pimpinan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dalam Konferensi Wilayah (Konferwil NU Jawa Timur, dilakukan secara musyawarah mufakat. 

 Hal tersebut sesuai dengan kesepakatan dalam Rapat Pengurus Harian PCNU Jombang yang diadakan tadi malam, Sabtu (13/04). Tampak hadir dalam rapat tersebut Rais Syuriah, KH Abd Nashir Fattah, beserta jajaran Syuriah, Ketua PCNU Jombang, Dr. KH Isrofil Amar beserta jajaran pengurus tanfidziyah. 

Rapat yang diadakan secara rutin dan kali ini diadakan di rumah KH Isrofil Amar tersebut, membahas beberapa hal. Salah satu bahasannya adalah tentang surat undangan Muskerwil dari PWNU Jatim. Karena agenda utama dalam Muskerwil sesuai dengan surat tersebut adalah akan membicarakan tentang mekanisme pemilihan pimpinan PWNU Jatim periode mendatang dalam Konferwil, maka rapat juga membicarakan tentang apa usulan dari PCNU Jombang dalam Muskerwil. 

Di dalam rapat berkembang dua usulan, yang pertama PCNU Jombang akan membawa usulan pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat, dan yang kedua pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara. Dua usulan ini sesuai dengan AD/ART Nahdlatul Ulama Bab XIV Pasal 42 ayat (1) point a dan b yang berbunyi "Rais (Ketua) dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam Konferensi Wilayah setelah yang bersangkutan menyampaikan kesediaannya". 

Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang dan alot dengan berbagai argumentasi yang saling menguatkan, sebagaimana yang sering terjadi di NU, akhirnya disepakati, utusan dari PCNU Jombang yang akan diwakili oleh ketua Tanfidziyah KH Isrofil Amar dan Katib Syuriah, KH Abd Kholiq Hasan akan membawa mandat: PCNU Jombang mendukung dan mengusulkan mekanisme pemilihan pimpinan PWNU Jatim melalui musyawarah mufakat, dengan teknis pelaksanaannya melalui mekanisme Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA). 

Alasan utama pemilihan mekanisme musyawarah mufakat melalui Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) adalah memilih resiko yang lebih ringan dari dua resiko (akhoffudzararain) yang berkaitan dengan praktek riswah yang saat ini marak di mana-mana. Mekanisme AHWA akan melokalisir praktek riswah, jika terjadi, hanya pada lingkaran kecil, tidak melebar pada semua peserta Konferwil. Sebagaimana yang telah diberitakan, PWNU Jawa Timur akan menyelenggarakan Konferwil nanti pada 29 Mei - 2 Juni 2013 di Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat desa Lebo Kecamatan Sidoarjo. (mus)

Pengurus RMI NU Jombang Dilantik

NU Jombang Online, 
Jajaran kepengurusan Robithoh Maahid Indonesia Nahdlatul Ulama (RMI NU) untuk periode 2013-2014 pada Senin (10/06) kemarin secara resmi dilantik oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang. 

RMI NU adalah salah satu perangkat departemen PCNU Jombang yang mengurus keberadaan Pondok Pesantren. Pelantikan yang diadakan di Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in Paculgowang Diwek tersebut dihadiri oleh sekitar 100-an undangan dari jajaran PCNU Jombang, Lembaga/Lajnah NU Jombang, dan dari pondok-pondok pesantren di Jombang. 

Dari Jajaran PCNU Jombang, tampak Wakil Rais Syuriah, KH Wazir Ali dan KH Abdussalam Sochieb, serta dari jajaran Tanfidziyah, tampak ketua Tanfidziyah dan sekretaris umum. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh pengasuh PP Tarbiyatun Nasyi’in, KH Abd. Azis Mansyur. 

Pelantikannya sendiri dipimpin oleh KH Wazir Ali yang mewakili jajaran PCNU Jombang, sedangkan yang memebrikan sambutan atas nama PCNU adalah ketua Tanfidziyah, KH Isrofil Amar. Dalam sambutannya Kiyai Isrofil menyampaikan bahwa, dalam sebuah kepengurusan yang terpenting adalah selalu menjaga persatuan diantara pengurus. Karena tanpa ada persatuan, maka kepengurusan tidak akan berjalan efektif. “Kepengurusan akan berjalan tidak baik, jika masing-masing pengurus memiliki kebijakan sendiri-sendiri”. 

Sedangkan, KH A Azis Mansyur dalam mauidloh-nya menyampaikan tentang tantangan RMI atau NU dalam menghadapi orang-orang sesama Islam dari kelompok lain yang suka mengkufur-kufurkan akidah dan amaliah Nahdliyin. “Kelompok-kelompok yang selalu melakukan itu misalnya, Salafi/Wahabi dan yang baru-baru ini, MTA”, kata Kiyai Azis. 

Lebih lanjut, Kiyai Azis mengatakan, “Kita arus bisa memberi penjelasan kepada warga Nahdliyin tentang, Ma huwa MTA? Wa ma adrokama MTA? Ma huwa Wahabi? Wa ma adrokama Wahabi? secara baik, agar mereka bisa mengerti”. “Serta yang paling penting, kita haris menghadapi mereka dengan lemah lembut. Kita sering dipancing-pancing, jika kita mengamuk dengan menggunakan otot, maka selanjutnya, kita yang akan disalahkan”, pungkas Kiyai Azis. (mus)

LTMNU Jombang Mendata Dan Meregistrasi Masjid NU

NU Jombang Online, 
Pengurus Cabang Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (PC LTMNU) Jombang, pada Jum’at (31/05) mengadakan kegiatan penyerahan secara simbolik papan nama masjid untuk masjid-masjid yang sudah terdaftar dalam database LTMNU. 

Acara yang berlangsung di dusun Siwalan, desa Mejoyolosari Gudo tersebut dihadiri oleh hampir semua perwakilan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) yang ada di Jombang. disamping itu juga tampak hadir Rasi Syuriah PCNU Jombang, KH Mujib Adnan, ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, KH Isrofil Amar, dan Wakil Ketua, Ir H. Edy Labib Patriadin. Dalam sambutannya, ketua LTMNU Jombang, Drs. H. Ahsan Sutari menyatakan bahwa, pendataan masjid-masjid di Jombang sangat penting dilakukan. 

“Dalam papan nama yang dibuat, akan diberi nomor registrasi masjid. Jadi masjid-masjid yang dibangun dan dimiliki warga NU tidak akan lagi bisa dikuasai oleh pihak lain”, kata pak Sutari. 

 Lebih lanjut, Pak Ahsan Sutari menyampaikan, “LTMNU Jombang disamping melakukan pendataan masjid, juga berupaya memperkuat takmir dalam mengelola masjid, dengan melakukan pelatihan-pelatihan kepada takmir”. 

“Kami juga berupaya agar amalan-amalan ciri khas Nahdliyin tetap selalu dijaga di dalam masjid, misalnya pujian sebelum sholat fardlu, membaca usholli saat takbir, membaca qunut, wiridan setelah sholat fardlu, melakukan kegiatan diba’an, tahlilan, manaqiban dan lain-lain”, tambahnya. 

Disamping acara penyerahan papan nama, pada pagi itu juga diserahakan bisyaroh bagi operator pendataan masjid-musholla yang dikelola oleh orang-orang NU se kabupaten Jombang. “Bisyaroh yang kami berikan tidak seberapa, hanya sebagai ganti transport dan sekedar konsumsi. Jadi bukan apa-apa jika dibandingkan dengan jerih payah para operator”, kata pak Sutari mengakhiri sambutannya. (mus)

Program Ranting Harus Kongkrit

NU Jombang Online, 
Selama dua malam, Senin-Selasa (27-28/05), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang menyelenggarakan kegiatan Lailatul Ijtimak (Malam Konsolidasi). 

Pada Senin (27/05) pelaksanaan Lailatul Ijtimak dilakukan di pengurus MWC Peterongan, dan bertempat di Masjid Roudlatul Muttaqin Mancar Peterongan. 

Sedangkan pada Selasa (28/05) dilaksanakan di Masjid Al Ikhlas Karangmojo Plandaan, yang dilaksanakan oleh pengurus MWC Plandaan. Lailatul ijtimak di Peterongan diikuti oleh sekitar 100 orang dari pengurus MWC dan Ranting yang ada di kecamatan Peterongan, Mojoagung, Jogoroto, Kesamben dan Sumobito.

Sedangkan dari pengurus cabang NU Jombang hadir Wakil Rais Syuriah PCNU Jombang, KH Wazir Ali dan KH Abdussalam Sochib beserta jajaran pengurus tanfidziyah. Sementara itu lailatul ijtimak di Plandaan dihadiri sekitar 150 orang dari pengurus MWC dan Ranting serta Banom NU yang ada di kecamatan Plandaan, Plosos, Kudu, Kabuh dan Ngusikan. Dari PCNU Jombang tampak hadir Rais Syuriah, KH Abd Nashir Fattah, beserta jajaran syuriah, dan jajaran pengurus tanfidziyah. 

Materi yang disampaikan dalam lailatul ijtimak tersebut meliputi materi Aswaja, sosialisasi hasil Bahtsul Masasil NU Jombang dan materi keorganisasian. Materi Aswaja membahas tentang sunnah dan bid’ah yang disampaikan oleh KH Abdussalam Sochieb dan KH Kholiq Hasan. Dalam paparannya kedua pemateri menyampaiakn tentang definisi dan perbedaan sunnah dan bid’ah, pembagian bid’ah, pengelompokan bid’ah, dalil bid’ah hasanah dan lain-lain. Menurut Gus Kholiq, bid’ah tidak selamanya madzmumah (buruk), karena ada juga bid’ah yang hasanah (baik).

“Nahdlatul Ulama memiliki dasar-dasar kuat dalam menjalankan bid’ah hasanah”, kata Gus Kholiq. Sementara itu, materi keorganisasian disampaikan tentang tujuan Nahdlatul Ulama, tujuan strategis dan program Nahdaltul Ulama Jombang selama 5 tahun ke depan, serta indikatr tujuan strategis selama lima tahun. Program NU Jombang sudah disusun secara, kongkrit, riil dan integral melalui proses perencanaan strategis yang melibatkan MWC, Ranting dan semua pemangku kepentingan utama. 

Karena itu diharapkan MWC dan Ranting bisa menyesuaikan programnya dengan program PCNU. Serta yang terpenting adalah, program Ranting hars disusun secara kongkrit untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan riil anggota NU, terutama anggota pemegang Kartanu. 

Sedangkan program MWC adalah dalam ranka memfasilitasi Ranting agar bisa menyusun dan menjalankan program-program. Kenapa demikian? karena kegiata riil warga NU adalah di Ranting. Lailatul ijtimak di dua tempat tersebut merupakan lailatul ijtimak putaran III, bulan depan PCNU Jombang sudah masuk pada lailatul Ijtimak putaran IV. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, dalam menjalankan program konsolidasi organisasi, PCNU Jombang melalui lailtaul ijtimak telah menyusun kurikulum yang berkesinambungan, baik dalam hal penguatan Aswaja maupun dalama hal keorganisasian. (mus)

Ranting NU Se-Mojowarno Dilantik Dan Dibekali

Untuk meningkatkan pemahaman pengurus tentang Nahdlatul Ulama, serta meningkatkan kemampuan pengurus Ranting, pada Ahad (26/05), pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Mojowarno menyelenggarakan pembekalan bagi pengurus Ranting se Mojowarno.

Kegiatan yang dijadikan satu dengan acara Pelantikan Pengurus Ranting se-MWC NU Mojowarno tersebut, dilaksanakan di Aula kantor MWC NU Mojowarno, dan dihadiri oleh 18 pengurus Ranting. 

Tampak hadir juga dalam kegiatan tersebut KH Mujib Adnan, Rais Syuriah PCNU, Dr Nurhamid Saidi, Wakil Ketua PCNU, Muslimin Abdilla, S.Ag, Sekretaris Umum PCNU, serta seluruh jajaran pengurus MWC NU Mojowarno. 

Dalam kegiatan pembekalan, sesi pertama diisi oleh Muslimin Abdilla menyampaikan tentang program PCNU Jombang 2012-2017. Dalam paparannya dia menyampaikan tentang latar belakang pendirian NU, tujuan NU, usaha-usaha NU, tujuan program NU Jombang selama 5 tahun ke depan dan, kegiatan-kegiatan yang dijalankan selama lima tahun. Sedangkan dalam sesi kedua diisi oleh KH Mujib Adnan. Dalam paparannya, dia menyampaikan tentang sunnah dan bid’ah. Sunnah disini bukan yang dimaksud seperti halnya hadist, tetapi sebagai kebalikan dari bid’ah. Dan bid’ah tidak juga ada bid’ah hasanah.

Tidak Cukup Fatwa Rentenir Haram

NU Jombang Online, Fatwa rentenir haram sudah berkali-kali disampaikan NU. Namun tetap saja banyak warganya yang menjadi korban rentenir. ’’Dakwah dengan perbuatan memang lebih efektif dibanding lisan, makanya sekarang kita tak hanya memfatwakan, tapi juga mendirikan lembaga keuangan yang membentengi warga dari rentenir,’’ kata Ketua PCNU Jombang DR KH Isrofil Amar, kemarin. Pembentukan lembaga keuangan itu sendiri diserahkan sepenuhnya pada Lembaga Perekonomian (LP) NU. Yang jelas menurutnya, pembentukan lembaga keuangan itu mutlak diperlukan. ’’Sekarang ini fatwa saja tanpa ada solusi kurang efektif, makanya kita juga melakukan dakwah melalui pemberdayaan ekonomi umat,’’ paparnya. Dia menambahkan, gerak lembaga keuangan yang diperlukan sekarang ini setidaknya harus menyentuh dua hal. Yakni pembiayaan atau kredit dan asuransi. ’’Karena warga kita itu banyak yang sangat membutuhkan kredit, tapi belum memenuhi syarat pinjam ke bank. Makanya NU harus mengulurkan kail dengan menggandeng berbagai pihak,’’ tegasnya. Meski demikian, nafas lembaga keuangan itu sendiri haruslah tetap mengusung visi NU. Yakni untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang berfaham Islam ahlusunnah waljamaah. ’’Makanya lembaga keuangan itu harus tetap digerakkan dalam kerangka dakwah. Juga dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah,’’ tegasnya. Selain itu, lembaga tersebut menurutnya juga harus mencerminkan wejangan Sunan Drajat. ’’Wenehono teken marang wong wuto itu juga bisa diartikan berikan pinjaman kepada orang-orang yang selama ini terjerat rentenir karena ketidaktahuannya,’’ tegasnya. Dia berharap lembaga keuangan tersebut bisa segera eksis dan beroperasi. ’’Mulai minggu ini lembaga yang diharapkan PCNU itu sudah beroperasi. Bentuknya koperasi BMT NU,’’ kata Muhlis, ketua LPNU Jombang. Adapun kepengurusan BMT NU yang berbedan hukum koperasi tersebut diketuai oleh H Khoirul Anam

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger