Minggu, 26 Juni 2011

Olimpiade Aswaja Pertama Diadakan Di Jombang

NU Jombang Online,
Nilai-nilai Aswaja yang sejak ratusan tahun yang lalu diajarkan oleh para wali dan ulahttp://www.blogger.com/img/blank.gifma dan kemudian dipertahankan melalui organisasi Nahdlatul Ulama, saat ini mendapat tantangan yang luar biasa.

Nilai-nilai Aswaja yang salah satunya termanisfestasi dalam amaliah ibadah Aswaja Annahdliyah tersebut dirongrong oleh orang-orang gerakan-gerakan Islam yang baru datang di negeri ini.

Padahal nilai-nilai Aswaja tersebut menjadi ruh bagi perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Karena itu nilai Aswaja yang mampu menjadi perekat kehidupan berbangsa bertanah air ini harus terus dijaga dengan cara memahami, menjalankan amaliahnya secara praktis serta menerapkan dalam praktek berorganisasi.

Demikian semangat yang dihembuskan dalam kegiatan Olimpiade Aswaja dan Musabqoh Tahlil tingkat SD/MI se-kabupaten Jombang yang diselenggarakan pada Kamis (16/06/2011) di Pondok Pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang.

Olimpiade yang diadakan atas kerjasama antara LP Ma’arif Jombang dan PP. Babussalam Kalibebning Mojoagung Jombang adalah olimpiade Aswaja yang diadakan pertama kali-nya di Jombang, mungkin juga di Jawa Timur dan Indonesia.

Materi yang dilombakan dalam Olimpiade Aswaja ini adalah materi Aswaja yang diajarkan di Kelas 4 dan 5 MI/SD yang disusun sesuai dengan kurikulum Pengurus Wilayah LP Ma’arif Jawa Timur, sedangkan materi dalam Musabaqoh Tahlil adalah bacaan-bacaan yang selama ini dilakukan oleh warga NU dalam menjalankan kegiatan Tahlilan.

Olimpiade Aswaja diikuti oleh 49 peserta, sedangkan Musabaoh Tahlil diikuti oleh 21 peserta. Peserta yang masuk dalam olimpiade dan musabaqoh tingkat kabupaten ini adalah peserta yang lolos dalam seleksi di tingkat MWC/kecamatan. Adapun jumlah MWC se-Jombang berjumlah 21 orang.

Dalam kesempatan tersebut, ketua DPRD Jawa Timur, Drs. H. Halim Iskandar yang menyampaikan sambutan dan membuka acara mengatakan bahwa Olimpiade Aswaja dan Musabaqoh Tahlil merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan ditengah-tengah Aswaja Annahdliyah banyak di rongrong para pendatang baru.”Bagaimana nilai-nilai Aswaja yang diajarkan oleh para wali yang kemudian dikokohkan oleh organisasi NU terus bisa kita perjuangkan melalui berbagai cara”, tambahnya.

Sedangkan menurut salah satu Ketua PCNU Jombang, H. M. Munif Khusnan, Olimpiade ini merupakan bentuk-bentuk kreatif dalam upaya terus mengajarkan Aswaja kepada Anak-anak kita.”Acara seperti ini harus terus dilakukan untuk menjaga nilai-nilai Aswaja terus dijalankan dan menjadi pedoman bagi Nahdliyin” kata pria yang juga menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang ini.

Dari hasil olimpiade Aswaja ini terpilih juara I – III dan juara harapan I – III, serta juara pertama diraih utusan dari MI Sunan Giri Perak Jombang. Sedangkan dalam Musabaqoh Tahlil dipilih juara I – III dan juara harapan I – III, serta terpilih sebagai juara I adalah MI Karobelah Mojoagung.

Menurut Ketua LP Ma’arif NU Jombang, H. Salmanudin, S.Ag, dalam rangkaian Olimpiade yang diadakan pertama kalinya ini masih diadakan satu lomba yang megiringi yaitu Musabaqoh Tahlil dan hanya untuk tingkat SD/MI saja. ”Tahun depan, Insya Allah kita akan coba untuk membuat olimpiade dengan tiga lomba yang mengiringi, yaitu Musabaqoh tahlil, diba’iyah dan manaqib, serta untuk tingkat SD/MI, MTs/SMP dan MA/SMA” tambahnya. (mus)

Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren

NU Jombang Online,
Nilai-nilai yang selama ini tumbuh dan berkembang di pesantren bisa dijadikan sebagai inspirasi dalam membangun pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkarakter. Nilai-nilai tersebut meliputi kemandirian, kesederhanaan, kesopanan dan respek.

Nilai-nilai tersebut merupakan karakter pendidikan pesantren yang bisa diringkas dalam tiga kata: al Khair (goodess), al Birr (virtues) dan al Taqwa (religion commitment). Namun secara lebih menyeluruh, karakter pesantren termuat secara luas dalam aqidah, ibadah-mu’amalah dan akhlaq. Di dalam ketiga pokok bahasan inilah karakter pesantren dibangun.

Konsep pendidikan karakter pesantren tersebut bisa digunakan sebagai konsep untuk membangun karakter di Indonesia yang saat ini tergerus, terutama oleh kekuatan arus besar materialisme dan sentimen keagamaan.

Demikian benang merah yang bisa diambil dari Seminar Nasional Membangun Karakter Berbasis Pesantren yang diadakan oleh STAIBU (Sekolah Tinggi Agama Islam Bahrul Ulum) Tambakberas dan IKABU (Ikatan Alumni Bahrul Ulum) di Aula Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada Sabtu (25/06/11).

Seminar yang dihadiri sekitar 300 orang tersebut mendatangkan dua narasumber, yaitu Prof. DR Machasin, Dirjen Pendidikan Tinggi Islam Kemenag dan Prof. DR. Imron Arifin, Direktur Pasca Sarjana IKAHA Tebuireng.

Menurut Imron Arifin, secara definitive, dengan mengutip Sigmund Freud dan Imam Gazali, karakter dapat diartikan sebagai kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan. “Sikap tersebut terjadi secara spontan karena telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi” kata Profesor yang juga pengajar di Universitas negeri Malang ini.

Dalam merespon kondisi saat ini yang terjadi, dimana sentimen keagamaan menjadi problem yang menghambat dalam membangun karakter, Machasin menyatakan: “Penggunaan kalimat Allahu Akbar yang secara letterlijk (harfiah) berarti Allah Maha Agung menjadi semacam aba-aba untuk melakukan penyerangan. Coba lihat di pengadilan-pengadilan dan diskusi-diskusi, kalimat Allahu Akbar dijadikan sebagai aba-aba untuk berbuat keras”.

Sedangkan dalam kasus yang lain misalnya di SDN Gadel Surabaya, menurut Imron terjadi kebohongan yang ditutupi dengan kebohongan. “Pemerintah menyatakan bahwa tidak ada contek missal di SDN Gadel. Kebohongan-kebohongan inilah yang merusak karakter bangsa kita” kata pria yang juga mengelola lembaga pendidikan anak ini. (mus)

Selasa, 14 Juni 2011

Program NU’preneur Lazisnu Jombang Untuk Pedagang Kecil

NU Jombang Online,
Dalam rangka peringatan Harlah NU ke-85, Lazisnu Jombang menyelenggarkan kegiatan distribusi program NU’preneur yang dilangsungkan pada Sabtu (11/06). Kelompok sasaran dalam kegiatan tersebut adalah anggota koperasi kelompok pedagang kecil dilingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Seperti yang telah diberitakan NU Jombang Online pada Minggu (14/04/11) bahwa Lazisnu Jombang memfasilitasi pembentukan koperasi pedagang kecil di lingkungan PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Koperasi yang diberi nama ‘Barokah‘ tersebut setelah berjalan selama 4 bulan ternyata berkembang cukup baik, baik dari sisi keanggotaan maupun dari sisi modal.

Koperasi pedagang yang sejak pembentukannya terus mendapatkan pendampingan intensif dari Lazisnu Jombang ini telah memiliki 23 anggota dari semula ketika didirikan berjumlah 12 anggota dan, telah memiliki aset dari simpanan pokok dan wajib anggota sebesar Rp. 6 juta.

Dalam sambutannya Drs. H. Anshori Anwar, ketua Lazisnu Jombang mengatakan bahwa, perkembangan Koperasi Barokah ini cukup menyenangkan. “Melihat perkembangan Koperasi Barokah saya cukup senang, karena baru berjalan 4 bulan sudah bisa memiliki asset yang cukup untuk dipinjamkan ke anggota” kata Anshori.

Lebih lanjut dia mengatakan: “Dengan melihat perkembangan yang cukup bagus ini, maka Lazisnu Jombang, dalam rangka Harlah NU ke-85 memberikan bantuan modal kepada Koperasi barokah sebesar Rp. 20 juta melalui program NU’preneur. Saya berharap bisa digunakan sebaik-baiknya dan bisa memberikan barokah yaitu ziyadatul khoir fi kulli haalin (bertambah baik dalam segala hal, red)”.

Dalam kegiatan yang diadakan di MTsN Tambakberas tersebut, ketua Koperasi Barokah, Ali Budiyono dalam sambutannya mengatakan: “Kami sangat berterimakasih kepada Lazisnu Jombang yang telah membimbing kami dalam membentuk kelompok dan berkoperasi, bahkan setelah kelompok mulai berjalan masih diberi bantuan modal”, yang disambut tempuk tangan anggotanya.

Di akhir acara, salah satu pengurus Lazisnu Jombang menginformasikan bahwa, Lazisnu Jombang dalam melakukan distribusi memiliki tiga program yaitu NU’preneur untuk modal usaha dan pengembangan usaha, NU’Smart untuk peningkatan skill dan, NU’care untuk bantuan kepada korban bencana dan orang yang membutuhkan bahan konsumtif. (mus)

Rabu, 08 Juni 2011

LAZISNU Adakan Rakornas

NU Jombang Online,
Bertempat di Hotel Bintang Kramat Jakarta, pada Sabtu dan Minggu (21-22/05/11) LAZISNU mengadakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas). Acara yang dibuka oleh Ra’is Syuriah PBNU KH. Masdar Farid Mas’udi di Aula lantai 8 kantor PBNU tersebut dihadiri oleh sekitar 60 utusan dari Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang seluruh Indonesia.

Dalam sambutan pembukaannya, Masdar mengatakan bahwa, LAZISNU LAZIS NU memiliki posisi yang sangat strategis dalam menjalin kehidupan dan keberlangsungan organisasi. Jika organisasi mengandalkan dana dari luar, nafasnya akan pendek karena orang luar tidak bisa diandalkan seterusnya, berbeda dengan warga sendiri.

Dia Juga mengatakan: “menurut fikih, pemberian zakat tidak boleh diberikan langsung, tetapi harus melalui amil. Aturan ini ada hikmahnya, yaitu menjaga kerahasiaan muzakki dan menghilangkan dominasi muzakki kepada mustahiq. Karena orang yang memberi itu cenderung mendominasi”.

Dalam Rakornas yang diadakan pertama kali ini, dibicarakan tentang upaya menuju penghimpunan, pendistribusian dan pelaporan LAZISNU secara nasional.

Di akhir Rakornas, peserta menyepakati beberapa hal antara lain: 1) Melakukan perencanaan strategis per Pengurus Wilayah, dengan format standar yang sama dan fasilitator dari PP LAZISNU; 2)Pembuatan software penghitung zakat dan; 3) Malakukan advokasi kelembagaan LAZISNU ke PBNU. (mus)

PMII Seharusnya Kembali Ke NU

NU Jombang Online,
Pisahnya PMII dari NU dikarenakan kepentingan-kepentingan sesaat yang terjadi ketika NU aktif menjadi partai politik. Pilihan untuk pisah atau independen dan kemudian menjadi inter-dependen dengan NU, mengakibatkan PMII tidak lagi memiliki hubungan dengan NU secara struktural organisasi. Hubungannya hanya bersifat moral, tidak ada bedanya dengan organisasi-organisasi lain yang kebetulan memiliki latar pemahaman keagamaan yang sama dengan NU.

Dari sini bisa dipahami jika kemudian dalam perjalanannya PMII memilih jalan pemahaman dan gerakan yang kurang ’agamis’ menurut NU dan, NU tidak bisa berbuat banyak untuk mengingatkan. Hal ini karena PMII berbeda organsiasi dengan NU dan tidak berada dalam garis struktural NU.

Karena itu ke depan, PMII akan berupaya untuk mengubah tampilan organisasinya menjadi lebih ’agamis’ dibanding dengan tampilan organisasi yang selama ini digunakan. Artinya PMII akan berupaya kembali kepada garis perjuangan dengan menyebarkan Aswaja Annahdliyah di kampus-kampus, serta yang kedua akan selalu mendekat ke ulama atau kiyai-kiyai NU baik di tingkat cabang maupun pusat.

Itulah isi pembicaraan yang bisa direkam dalam diksusi dan silaturrahmi antara Pengurus cabang, Pengurus Besar PMII, Alumni PMII dan Rais Syuriah PCNU Jombang, KH. Abd. Nashir Fattah pada Rabu (09/06) malam di Rumah KH. Abd. Nashir Fattah.

Dalam pertemuan yang dihadiri 20-an orang tersebut, Kiyai Abd. Nashir mengatakan bahwa keputusan pisahnya PMII dari NU itu dikarenakan kepentingan-kepentingan sesaat. ” Kepentingan-kepentingan sesaat ini terjadi mulai dari bawah sampai atas” tambah Kiyai pengasuh PP Bahrul Ulum Tambakberas tersebut.

Sedangkan ketika Didik, Ketua PC PMII Jombang menanyakan kepada Kiyai Nashir, bagaimana jika PMII kembali ke NU? Kiyai Nashir menjawab: ”Seharusnya PMII kembali ke NU”. Lebih lanjut dia mengatakan ”jika sampeyan-sampeyan mengaku anak orang NU, seharusnya kembali berjuang untuk NU dan bertanggungjawab di kampus”. ”Apalagi saat ini kampus-kampus banyak dimasuki oleh ajaran-ajaran radikal yang berbeda dengan ajaran Aswaja Annahdliyah”, tambah Kiyai Nashir.

Adapun menurut Adien Jauharudin, Ketua Umum PB PMII yang terpilih dua bulan lalu, ke depan PMII akan melakukan perubahan tampilan organisasi. Jika dalam masa-masa sebelumnya PMII kurang dalam bidang keagamaan, maka ke depan PMII harus tampil lebih agamis. Disamping itu Adien mangatakan ”PMII akan melakukan dua hal untuk mengubah tampilan, yang pertama akan mengenalkan Aswaja kepada mahasiswa-mahasiswa terutama di kampus-kampus umum, dan yang kedua akan selalu mendekat ke kiyai/ulama disemua tingkatan kepengurusan”.

Adapun kaitannya dengan keputusan PMII kembali ke NU, Andien menjelaskan ”Perlu proses yang panjang, dan harus melibatkan kader, alumni PMII serta semua pihak yang memiliki keterkaitan untuk membuat keputusan itui”.

Sedangakan menurut Azis, salah satu fungsionaris PB PMII, dalam sejarahnya PMII lahir begitu saja dari anak-anak NU yang kuliah di perguruan tinggi, tidak lahir dari organisasi NU. “Karena itu sebenarnya a-historis jika mendorong PMII untuk kembali ke NU, karena PMII tidak lahir di NU”.

Namun pernyataan ini dibantah oleh sejarah PMII sendiri, dimana PMII pernah membuat Deklarasi Murnajati yang berisi tentang independensi PMII. Jika PMII tidak pernah berada di bawah (underbow) salah satu organisasi, dalam hal ini NU, untuk apa deklarasi itu dilakukan. Pertanyaan ini masih belum terjawab dalam diskusi tersebut. (mus)

HARLAH NU Di Jombang Dilakukan di 4 Eks Kawedanan

NU Jombang Online,

Peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama ke-85 di Jombang akan dilakukan di 4 wilayah eks kawedanan. Eks kawedanan-kawedanan tersebut antara lain di Jombang, Ngoro, Mojoagung dan Ploso. Hal ini sebagaimana yang telah diputuskan dalam rapat koordinasi PSNU Jombang dengan MWC NU se-kabupaten Jombang pada tanggal 28 Mei 2011. Peringatan Harlah ini merupakan himbauan PBNU kepada seluruh wilayah dan cabang se-Indonesia melalui surat PBNU no: 517/A.II.03/04/2011.

Pernyataan diatas sebagaimana yang tertera dalam surat undangan peringatan Harlah NU ke-85 kepada jajaran PCNU, Lembaga/Lajnah dan Badan Otonom PCNU Jombang, yang ditanda tangani oleh Rais Syuriah, KH. Abd. Nashir Fattah, beserta Katib KH Wazir Ali, dan Ketua PCNU DR. KH Isrofil Amar beserta Sekretaris HM. Hamid Bishri, SE.

Dalam lampiran surat tersebut dijelaskan bahwa, Kegiatan dalam rangka memperingati Harlah Ke-87 NU, PCNU Jombang akan mengadakan kegiatan-kegiatan antara lain: Kegiatan Rapat Umum secara serentak, pertama di eks kawedanan Jombang akan diadakan pada Minggu (12/06/11) Jam 19.00 wib di lapangan Desa Temuwulan Perak Jombang.

Di eks karesidenan Ploso akan diadakan di SMA Diponegoro Rejoagung Ploso pada Sabtu (18/06/11) jam 19.30 wib, di eks karesidenan Mojoagung akan diadakan di SMK NU Mancilan Mojoagung pada Minggu (19/06/11) jam 19.00 wib dan, di eks karesidenan Ngoro akan diadakan di Masjid Baitul Makmur Banjaragung Bareng pada Minggu (26/06/11) jam 08.00 wib.

Disamping itu juga diadakan lomba-lomba antara lain: lomba Mading, Pildacil, Dongeng, jalan sehat dan mewarnai pada Sabtu-Minggu (18-19/06/11). Lomba-lomba tersebut akan dipusatkan di rumah H. Affandi Nawawi Jl. KH. Wahid Hasyim Jombang. (mus)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger