Kamis, 14 Juli 2011

Pagar Nusa Jombang Unjuk Gigi

NU Jombang Online,
Salah satu Badan Otonom Nahdlatul Ulama (Banom NU) yang selama ini tidak pernah tampil di permukaan, tetapi tetap eksis dan selalu dibutuhkan dalam momen-momen penting NU adalah Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPS-NU) Jombang.

Badan Otonom NU Jombang yang bergelut dalam pembinaan pesilat-pesilat NU ini, sekarang dipimpin oleh Ali Maksum, seorang pendekar yang memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam dunia persilatan.

Dalam puncak harlah NU Jombang ke-85, Ahad (10/07/11) di GOR Merdeka Jombang, IPSNU Jombang unjuk gigi dengan menampilkan atraksi pencak silat yang dibawakan oleh seorang pemudi dan dua orang pemuda anggota IPSNU Jombang.

Penampilan atraksi anggota IPSNU Jombang yang telah mendapat juara dalam salah satu event kejuaraan silat di Jatim tersebut mendapat sambutan yang cukup hangat dari ribuan Nahdliyin yang memadati GOR Merdeka Jombang. Meskipun musik yang mengiringi cukup mengganggu telinga karena kurang tertata dengan baik, tetapi penampilan memukau anggota IPSNU membuat Nahdliyin tidak beranjak sampai penampilan usai. (mus)

Selasa, 05 Juli 2011

NU Jombang Mengirim Peserta 6 Bus Ke Harlah NU di Jakarta

NU Jombang Online,
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang pada Sabtu (16/07) akan memberangkatkan 6 bus delegasi ke peringatan hari lahir (Harlah) NU ke-85 yang akan diselenggarakan di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Sebanyak 1 bus akan dikoordinasi oleh PCNU Jombang dan 5 bus akan dikoordinasi oleh Pengurus Cabang Ansor NU Jombang yang akan mengirim Banser Ansor Jombang sebagai satuan pengamanan di Senayan.

Demikian dikatakan H. Hamid Bishri, Sekretaris PCNU Jombang kepada NU Jombang Online, Rabu (06/06) di Rumahnya. “Saat ini saya masih mencari bis untuk pemberangkatan ke Harlah NU di Jakarta, semoga segera mendapatkan” katanya.

“NU Jombang akan memberangkatkan 1 bis, sedangkan Ansor NU Jombang akan memberangkatkan 5 bis. Semoga semuanya berjalan sesuai rencana dan lancar” tambahnya.

Harlah di Jombang
Sementara itu, puncak kegiatan Harlah NU ke-85 di kabupaten Jombang akan diselenggarakan pada Minggu (10/06) di GOR Merdeka Jombang. Menurut Hamid Bishri, kegiatan harlah NU di Jombang akan dilaksanakan dengan melakukan rapat umum dan pengajian akbar.

“Dalam peringatan harlah NU di Jombang kita akan menghadirkan sedikitnya 5000 anggota NU Jombang, dan akan dihadiri oleh H. Saifullah Yusuf, dari PBNU dan KH. Mutawakkil Allah dari PWNU Jatim” kata pria yang juga berprofesi sebagai akuntan publik ini. (mus)

Minggu, 26 Juni 2011

Olimpiade Aswaja Pertama Diadakan Di Jombang

NU Jombang Online,
Nilai-nilai Aswaja yang sejak ratusan tahun yang lalu diajarkan oleh para wali dan ulahttp://www.blogger.com/img/blank.gifma dan kemudian dipertahankan melalui organisasi Nahdlatul Ulama, saat ini mendapat tantangan yang luar biasa.

Nilai-nilai Aswaja yang salah satunya termanisfestasi dalam amaliah ibadah Aswaja Annahdliyah tersebut dirongrong oleh orang-orang gerakan-gerakan Islam yang baru datang di negeri ini.

Padahal nilai-nilai Aswaja tersebut menjadi ruh bagi perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Karena itu nilai Aswaja yang mampu menjadi perekat kehidupan berbangsa bertanah air ini harus terus dijaga dengan cara memahami, menjalankan amaliahnya secara praktis serta menerapkan dalam praktek berorganisasi.

Demikian semangat yang dihembuskan dalam kegiatan Olimpiade Aswaja dan Musabqoh Tahlil tingkat SD/MI se-kabupaten Jombang yang diselenggarakan pada Kamis (16/06/2011) di Pondok Pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang.

Olimpiade yang diadakan atas kerjasama antara LP Ma’arif Jombang dan PP. Babussalam Kalibebning Mojoagung Jombang adalah olimpiade Aswaja yang diadakan pertama kali-nya di Jombang, mungkin juga di Jawa Timur dan Indonesia.

Materi yang dilombakan dalam Olimpiade Aswaja ini adalah materi Aswaja yang diajarkan di Kelas 4 dan 5 MI/SD yang disusun sesuai dengan kurikulum Pengurus Wilayah LP Ma’arif Jawa Timur, sedangkan materi dalam Musabaqoh Tahlil adalah bacaan-bacaan yang selama ini dilakukan oleh warga NU dalam menjalankan kegiatan Tahlilan.

Olimpiade Aswaja diikuti oleh 49 peserta, sedangkan Musabaoh Tahlil diikuti oleh 21 peserta. Peserta yang masuk dalam olimpiade dan musabaqoh tingkat kabupaten ini adalah peserta yang lolos dalam seleksi di tingkat MWC/kecamatan. Adapun jumlah MWC se-Jombang berjumlah 21 orang.

Dalam kesempatan tersebut, ketua DPRD Jawa Timur, Drs. H. Halim Iskandar yang menyampaikan sambutan dan membuka acara mengatakan bahwa Olimpiade Aswaja dan Musabaqoh Tahlil merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan ditengah-tengah Aswaja Annahdliyah banyak di rongrong para pendatang baru.”Bagaimana nilai-nilai Aswaja yang diajarkan oleh para wali yang kemudian dikokohkan oleh organisasi NU terus bisa kita perjuangkan melalui berbagai cara”, tambahnya.

Sedangkan menurut salah satu Ketua PCNU Jombang, H. M. Munif Khusnan, Olimpiade ini merupakan bentuk-bentuk kreatif dalam upaya terus mengajarkan Aswaja kepada Anak-anak kita.”Acara seperti ini harus terus dilakukan untuk menjaga nilai-nilai Aswaja terus dijalankan dan menjadi pedoman bagi Nahdliyin” kata pria yang juga menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang ini.

Dari hasil olimpiade Aswaja ini terpilih juara I – III dan juara harapan I – III, serta juara pertama diraih utusan dari MI Sunan Giri Perak Jombang. Sedangkan dalam Musabaqoh Tahlil dipilih juara I – III dan juara harapan I – III, serta terpilih sebagai juara I adalah MI Karobelah Mojoagung.

Menurut Ketua LP Ma’arif NU Jombang, H. Salmanudin, S.Ag, dalam rangkaian Olimpiade yang diadakan pertama kalinya ini masih diadakan satu lomba yang megiringi yaitu Musabaqoh Tahlil dan hanya untuk tingkat SD/MI saja. ”Tahun depan, Insya Allah kita akan coba untuk membuat olimpiade dengan tiga lomba yang mengiringi, yaitu Musabaqoh tahlil, diba’iyah dan manaqib, serta untuk tingkat SD/MI, MTs/SMP dan MA/SMA” tambahnya. (mus)

Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren

NU Jombang Online,
Nilai-nilai yang selama ini tumbuh dan berkembang di pesantren bisa dijadikan sebagai inspirasi dalam membangun pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkarakter. Nilai-nilai tersebut meliputi kemandirian, kesederhanaan, kesopanan dan respek.

Nilai-nilai tersebut merupakan karakter pendidikan pesantren yang bisa diringkas dalam tiga kata: al Khair (goodess), al Birr (virtues) dan al Taqwa (religion commitment). Namun secara lebih menyeluruh, karakter pesantren termuat secara luas dalam aqidah, ibadah-mu’amalah dan akhlaq. Di dalam ketiga pokok bahasan inilah karakter pesantren dibangun.

Konsep pendidikan karakter pesantren tersebut bisa digunakan sebagai konsep untuk membangun karakter di Indonesia yang saat ini tergerus, terutama oleh kekuatan arus besar materialisme dan sentimen keagamaan.

Demikian benang merah yang bisa diambil dari Seminar Nasional Membangun Karakter Berbasis Pesantren yang diadakan oleh STAIBU (Sekolah Tinggi Agama Islam Bahrul Ulum) Tambakberas dan IKABU (Ikatan Alumni Bahrul Ulum) di Aula Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada Sabtu (25/06/11).

Seminar yang dihadiri sekitar 300 orang tersebut mendatangkan dua narasumber, yaitu Prof. DR Machasin, Dirjen Pendidikan Tinggi Islam Kemenag dan Prof. DR. Imron Arifin, Direktur Pasca Sarjana IKAHA Tebuireng.

Menurut Imron Arifin, secara definitive, dengan mengutip Sigmund Freud dan Imam Gazali, karakter dapat diartikan sebagai kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan. “Sikap tersebut terjadi secara spontan karena telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi” kata Profesor yang juga pengajar di Universitas negeri Malang ini.

Dalam merespon kondisi saat ini yang terjadi, dimana sentimen keagamaan menjadi problem yang menghambat dalam membangun karakter, Machasin menyatakan: “Penggunaan kalimat Allahu Akbar yang secara letterlijk (harfiah) berarti Allah Maha Agung menjadi semacam aba-aba untuk melakukan penyerangan. Coba lihat di pengadilan-pengadilan dan diskusi-diskusi, kalimat Allahu Akbar dijadikan sebagai aba-aba untuk berbuat keras”.

Sedangkan dalam kasus yang lain misalnya di SDN Gadel Surabaya, menurut Imron terjadi kebohongan yang ditutupi dengan kebohongan. “Pemerintah menyatakan bahwa tidak ada contek missal di SDN Gadel. Kebohongan-kebohongan inilah yang merusak karakter bangsa kita” kata pria yang juga mengelola lembaga pendidikan anak ini. (mus)

Selasa, 14 Juni 2011

Program NU’preneur Lazisnu Jombang Untuk Pedagang Kecil

NU Jombang Online,
Dalam rangka peringatan Harlah NU ke-85, Lazisnu Jombang menyelenggarkan kegiatan distribusi program NU’preneur yang dilangsungkan pada Sabtu (11/06). Kelompok sasaran dalam kegiatan tersebut adalah anggota koperasi kelompok pedagang kecil dilingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Seperti yang telah diberitakan NU Jombang Online pada Minggu (14/04/11) bahwa Lazisnu Jombang memfasilitasi pembentukan koperasi pedagang kecil di lingkungan PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Koperasi yang diberi nama ‘Barokah‘ tersebut setelah berjalan selama 4 bulan ternyata berkembang cukup baik, baik dari sisi keanggotaan maupun dari sisi modal.

Koperasi pedagang yang sejak pembentukannya terus mendapatkan pendampingan intensif dari Lazisnu Jombang ini telah memiliki 23 anggota dari semula ketika didirikan berjumlah 12 anggota dan, telah memiliki aset dari simpanan pokok dan wajib anggota sebesar Rp. 6 juta.

Dalam sambutannya Drs. H. Anshori Anwar, ketua Lazisnu Jombang mengatakan bahwa, perkembangan Koperasi Barokah ini cukup menyenangkan. “Melihat perkembangan Koperasi Barokah saya cukup senang, karena baru berjalan 4 bulan sudah bisa memiliki asset yang cukup untuk dipinjamkan ke anggota” kata Anshori.

Lebih lanjut dia mengatakan: “Dengan melihat perkembangan yang cukup bagus ini, maka Lazisnu Jombang, dalam rangka Harlah NU ke-85 memberikan bantuan modal kepada Koperasi barokah sebesar Rp. 20 juta melalui program NU’preneur. Saya berharap bisa digunakan sebaik-baiknya dan bisa memberikan barokah yaitu ziyadatul khoir fi kulli haalin (bertambah baik dalam segala hal, red)”.

Dalam kegiatan yang diadakan di MTsN Tambakberas tersebut, ketua Koperasi Barokah, Ali Budiyono dalam sambutannya mengatakan: “Kami sangat berterimakasih kepada Lazisnu Jombang yang telah membimbing kami dalam membentuk kelompok dan berkoperasi, bahkan setelah kelompok mulai berjalan masih diberi bantuan modal”, yang disambut tempuk tangan anggotanya.

Di akhir acara, salah satu pengurus Lazisnu Jombang menginformasikan bahwa, Lazisnu Jombang dalam melakukan distribusi memiliki tiga program yaitu NU’preneur untuk modal usaha dan pengembangan usaha, NU’Smart untuk peningkatan skill dan, NU’care untuk bantuan kepada korban bencana dan orang yang membutuhkan bahan konsumtif. (mus)

Rabu, 08 Juni 2011

LAZISNU Adakan Rakornas

NU Jombang Online,
Bertempat di Hotel Bintang Kramat Jakarta, pada Sabtu dan Minggu (21-22/05/11) LAZISNU mengadakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas). Acara yang dibuka oleh Ra’is Syuriah PBNU KH. Masdar Farid Mas’udi di Aula lantai 8 kantor PBNU tersebut dihadiri oleh sekitar 60 utusan dari Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang seluruh Indonesia.

Dalam sambutan pembukaannya, Masdar mengatakan bahwa, LAZISNU LAZIS NU memiliki posisi yang sangat strategis dalam menjalin kehidupan dan keberlangsungan organisasi. Jika organisasi mengandalkan dana dari luar, nafasnya akan pendek karena orang luar tidak bisa diandalkan seterusnya, berbeda dengan warga sendiri.

Dia Juga mengatakan: “menurut fikih, pemberian zakat tidak boleh diberikan langsung, tetapi harus melalui amil. Aturan ini ada hikmahnya, yaitu menjaga kerahasiaan muzakki dan menghilangkan dominasi muzakki kepada mustahiq. Karena orang yang memberi itu cenderung mendominasi”.

Dalam Rakornas yang diadakan pertama kali ini, dibicarakan tentang upaya menuju penghimpunan, pendistribusian dan pelaporan LAZISNU secara nasional.

Di akhir Rakornas, peserta menyepakati beberapa hal antara lain: 1) Melakukan perencanaan strategis per Pengurus Wilayah, dengan format standar yang sama dan fasilitator dari PP LAZISNU; 2)Pembuatan software penghitung zakat dan; 3) Malakukan advokasi kelembagaan LAZISNU ke PBNU. (mus)

PMII Seharusnya Kembali Ke NU

NU Jombang Online,
Pisahnya PMII dari NU dikarenakan kepentingan-kepentingan sesaat yang terjadi ketika NU aktif menjadi partai politik. Pilihan untuk pisah atau independen dan kemudian menjadi inter-dependen dengan NU, mengakibatkan PMII tidak lagi memiliki hubungan dengan NU secara struktural organisasi. Hubungannya hanya bersifat moral, tidak ada bedanya dengan organisasi-organisasi lain yang kebetulan memiliki latar pemahaman keagamaan yang sama dengan NU.

Dari sini bisa dipahami jika kemudian dalam perjalanannya PMII memilih jalan pemahaman dan gerakan yang kurang ’agamis’ menurut NU dan, NU tidak bisa berbuat banyak untuk mengingatkan. Hal ini karena PMII berbeda organsiasi dengan NU dan tidak berada dalam garis struktural NU.

Karena itu ke depan, PMII akan berupaya untuk mengubah tampilan organisasinya menjadi lebih ’agamis’ dibanding dengan tampilan organisasi yang selama ini digunakan. Artinya PMII akan berupaya kembali kepada garis perjuangan dengan menyebarkan Aswaja Annahdliyah di kampus-kampus, serta yang kedua akan selalu mendekat ke ulama atau kiyai-kiyai NU baik di tingkat cabang maupun pusat.

Itulah isi pembicaraan yang bisa direkam dalam diksusi dan silaturrahmi antara Pengurus cabang, Pengurus Besar PMII, Alumni PMII dan Rais Syuriah PCNU Jombang, KH. Abd. Nashir Fattah pada Rabu (09/06) malam di Rumah KH. Abd. Nashir Fattah.

Dalam pertemuan yang dihadiri 20-an orang tersebut, Kiyai Abd. Nashir mengatakan bahwa keputusan pisahnya PMII dari NU itu dikarenakan kepentingan-kepentingan sesaat. ” Kepentingan-kepentingan sesaat ini terjadi mulai dari bawah sampai atas” tambah Kiyai pengasuh PP Bahrul Ulum Tambakberas tersebut.

Sedangkan ketika Didik, Ketua PC PMII Jombang menanyakan kepada Kiyai Nashir, bagaimana jika PMII kembali ke NU? Kiyai Nashir menjawab: ”Seharusnya PMII kembali ke NU”. Lebih lanjut dia mengatakan ”jika sampeyan-sampeyan mengaku anak orang NU, seharusnya kembali berjuang untuk NU dan bertanggungjawab di kampus”. ”Apalagi saat ini kampus-kampus banyak dimasuki oleh ajaran-ajaran radikal yang berbeda dengan ajaran Aswaja Annahdliyah”, tambah Kiyai Nashir.

Adapun menurut Adien Jauharudin, Ketua Umum PB PMII yang terpilih dua bulan lalu, ke depan PMII akan melakukan perubahan tampilan organisasi. Jika dalam masa-masa sebelumnya PMII kurang dalam bidang keagamaan, maka ke depan PMII harus tampil lebih agamis. Disamping itu Adien mangatakan ”PMII akan melakukan dua hal untuk mengubah tampilan, yang pertama akan mengenalkan Aswaja kepada mahasiswa-mahasiswa terutama di kampus-kampus umum, dan yang kedua akan selalu mendekat ke kiyai/ulama disemua tingkatan kepengurusan”.

Adapun kaitannya dengan keputusan PMII kembali ke NU, Andien menjelaskan ”Perlu proses yang panjang, dan harus melibatkan kader, alumni PMII serta semua pihak yang memiliki keterkaitan untuk membuat keputusan itui”.

Sedangakan menurut Azis, salah satu fungsionaris PB PMII, dalam sejarahnya PMII lahir begitu saja dari anak-anak NU yang kuliah di perguruan tinggi, tidak lahir dari organisasi NU. “Karena itu sebenarnya a-historis jika mendorong PMII untuk kembali ke NU, karena PMII tidak lahir di NU”.

Namun pernyataan ini dibantah oleh sejarah PMII sendiri, dimana PMII pernah membuat Deklarasi Murnajati yang berisi tentang independensi PMII. Jika PMII tidak pernah berada di bawah (underbow) salah satu organisasi, dalam hal ini NU, untuk apa deklarasi itu dilakukan. Pertanyaan ini masih belum terjawab dalam diskusi tersebut. (mus)

HARLAH NU Di Jombang Dilakukan di 4 Eks Kawedanan

NU Jombang Online,

Peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama ke-85 di Jombang akan dilakukan di 4 wilayah eks kawedanan. Eks kawedanan-kawedanan tersebut antara lain di Jombang, Ngoro, Mojoagung dan Ploso. Hal ini sebagaimana yang telah diputuskan dalam rapat koordinasi PSNU Jombang dengan MWC NU se-kabupaten Jombang pada tanggal 28 Mei 2011. Peringatan Harlah ini merupakan himbauan PBNU kepada seluruh wilayah dan cabang se-Indonesia melalui surat PBNU no: 517/A.II.03/04/2011.

Pernyataan diatas sebagaimana yang tertera dalam surat undangan peringatan Harlah NU ke-85 kepada jajaran PCNU, Lembaga/Lajnah dan Badan Otonom PCNU Jombang, yang ditanda tangani oleh Rais Syuriah, KH. Abd. Nashir Fattah, beserta Katib KH Wazir Ali, dan Ketua PCNU DR. KH Isrofil Amar beserta Sekretaris HM. Hamid Bishri, SE.

Dalam lampiran surat tersebut dijelaskan bahwa, Kegiatan dalam rangka memperingati Harlah Ke-87 NU, PCNU Jombang akan mengadakan kegiatan-kegiatan antara lain: Kegiatan Rapat Umum secara serentak, pertama di eks kawedanan Jombang akan diadakan pada Minggu (12/06/11) Jam 19.00 wib di lapangan Desa Temuwulan Perak Jombang.

Di eks karesidenan Ploso akan diadakan di SMA Diponegoro Rejoagung Ploso pada Sabtu (18/06/11) jam 19.30 wib, di eks karesidenan Mojoagung akan diadakan di SMK NU Mancilan Mojoagung pada Minggu (19/06/11) jam 19.00 wib dan, di eks karesidenan Ngoro akan diadakan di Masjid Baitul Makmur Banjaragung Bareng pada Minggu (26/06/11) jam 08.00 wib.

Disamping itu juga diadakan lomba-lomba antara lain: lomba Mading, Pildacil, Dongeng, jalan sehat dan mewarnai pada Sabtu-Minggu (18-19/06/11). Lomba-lomba tersebut akan dipusatkan di rumah H. Affandi Nawawi Jl. KH. Wahid Hasyim Jombang. (mus)

Senin, 25 April 2011

NU Jombang Online Adakan Latihan Jurnalistik Cara Gampang

NU Jombang Online,
”Menulis itu gampang”. Demikianlah kata-kata pertama yang disampaikan dalam pelatihan Jurnalistik yang digelar oleh NU Jombang Online bekerja sama dengan IPNU-IPPNU Cabang Jombang Pada Minggu (24/04/11).

Kata pembuka yang cukup memberikan cerah pikiran untuk memulai menulis tersebut disampaikan oleh Muslimin Abdilla, fasilitator pelatihan. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa, Jika kita akan memulai menulis, dengan perasaan dan pikiran: ”menulis itu sulit”, maka kita akan betul-betul kesulitan dalam memulai menulis. Namun jika sebelum menulis dipikiran kita dicamkan: ”menulis itu gampang”, maka hambatan pertama dalam menulis sudah kita atasi.

”Segala hal itu dimulai dari pikiran kita, jika sebelum menulis pikiran kita sudah mengatakan menulis itu sulit, maka sebelum menulis kita sudah dihambat oleh pikiran dan perasaan kita sendiri. Karena itu pikiran kita harus kita bebaskan dengan terlebih dahulu mencamkan bahwa, menulis itu gampang” kata pria yang aktif mendorong kalangan muda NU untuk menulis itu.

Dalam latihan yang diikuti oleh sekitar 60 orang perwakilan PAC seluruh Jombang, utusan dari Pondok Pesantren tersebut dibuka oleh Yusuf Suharto, Pemred NU Jombang Online. Dalam kata pembukanya Yusuf menyampaikan pengalamannya dalam menulis, khususnya dalam menulis berita.

”Pada saat saya pertama kali menulis berita di NU Online dan dimuat, saya cukup bangga, dan berita tersebut saya tempel di kantor NU biar banyak orang yang tahu. Dari kebanggaan tersebut kemudian muncul semangat untuk terus menulis” kata pria berkacamata tersebut

Latihan yang dilaksanakan di lantai II kantor PCNU Jombang tersebut dilaksanakan untuk mencetak jurnalis muda dari NU Jombang, dan secara khusus para peserta akan menjadi kontributor NU Jombang Online yang akan memberikan kontribusi berita atau tulisan dari MWC se Jombang. Pada latihan jurnalistik kali ini hanya dibicarakan tentang menulis berita dengan teknik yang paling mudah. Untuk selanjutnya jika tindak lanjut kegiatan ini bisa berjalan baik, maka akan dilakukan pelatihan lanjutan berupa latihan menulis berita secara lebih dalam dan teknik menulis artikel dan lain-lain. (ma)

Senin, 18 April 2011

LAZISNU Lumajang Study Banding dan Silaturrahim ke LAZSINU Jombang

Suasana belajar terlihat jelas, dimana sebagaian besar orang, yang mengikuti sambil duduk di belakang meja yang tertata melingkar oval, secara serius mendengarkan setiap pembicaraan yang diungkapkan secara bergilir. Suasana tersebut terjadi ketika rombongan dari Pengurus Cabang LAZISNU Lumajang mengadakan study banding dan silaturrahmi ke PCNU Jombang pada Ahad (10/04) kemarin.

Dalam acara yang dilaksanakan di aula PCNU Jombang dan dimulai tepat pukul 09.00 wib tersebut telihat Katib Syuriah PCNU Jombang KH Wazir Ali, Sekretrais PCNU KH Hamid Bishri, Bendahara PCNU H. Sa’dullah, Wakil Ketua PCNU Drs. H. Samsul Ma’arif, Ketua PC LAZISNU Jombang Drs. H. Anshori Anwar, Wakil Ketua PC Lazisnu Jombang Ir. Edy Labib Patriadin serta rombongan dari PC LAZISNU Lumajang yang berjumlah 14 orang dan dipimpin oleh Kerua PCNU Lumajang Drs. H. Fathurrahim.

Dalam sambutan awalnya, Drs. H. Fathurrahim, mewakili rombongan dari PC LAZISNU Lumajang mengatakan ”maksud kami datang ke PCNU Jombang ini adalah pertama-tama untuk silaturrahim, yang kedua untuk menimba ilmu ke PCNU Jombang khususnya ke LAZISNU Jombang tentang bagaimana mengelola lembaga LAZIS, karena kami mendengar LAZISNU Jombang sudah cukup maju dalam pengelolaannya”.

Sambutan dari Pak Rahim tersebut dilanjutkan dengan sharing pengalaman dari ketua LAZISNU Lumajang, M. Sofyan bahwa, dia selama ini sudah memulai menjalankan LAZISNU tetapi masih belum tertata dengan baik. ”Sebelum saya pegang, kondisi LAZIS di Lumajang la yamutu wa la yahya (tidak hidup tidak mati, red). Karena itu, kami memulai saja meskipun sama sekali tidak memiliki panduan” tambhanya.

Sedangkan dalam presentasi pembukanya, Drs. H. Anshori Anwar memberikan penjelasan tentang keberadaan LAZISNU Jombang bahwa, pengurus LAZISNU Jombang memulai dengan menganggap apa yang telah diberikan adalah amanah dari NU dan dalam menjalankan berpedoman pada ibda’ binafsik (mulailah dari diri kamu sendiri, red). ”Sama seperti yang disampaikan oleh LAZIS Lumajang, kami dulu ketika diberi amanah pertama-tama kami bingung dan berusaha mencari panduan kemana-mana, ke PC tidak ada sama sekali panduan, ke PWNU Jatim juga sama, bahkan kami berusaha cari ke PW Jateng, tetapi hasilnya juga sama. Akhirnya kami yakin dan berusaha berangkat dari diri kami sendiri” papar pria yang akrab disapa Abah Anshori tersebut.

Persentasi dilanjutkan oleh pengurus LAZISNU Jombang yang lain dengan menggunakan slide yang menggambarkan perjalanan LAZISNU Jombang mulai dari melakukan perencanaan strategis (strategic planning), membuat program (programming), sammapai upaya menjalankan program, yang selalu tidak mulus, tetapi terus berusaha untuk memperbaiki sesuai dengan rel hasil perencanaan.

Dalam acara yang berkahir pada pukul 13.00 wib tersebut, Katib Syuriah PCNU Jombang, KH. Wazir Ali juga memberikan motivasi sambil memberikan contoh ”Dalam Muktamar di Makasar, saya mendapatkan satu buku dari PWNU Yogyakarta, dalam buku tersebut dijelaskan tentang maksimalisasi kegiatan Lailatul Ijtima’, bagaimana kegiatan Lailatul Itjima’ dikemas secara khusus berupa pengajian bisnis yang menghadirkan orang-orang bisnis yang awam masalah agama. Dalam pengajian tersebut dibahas tentang materi akhlak, tasawuf dan masalah sosial untuk memberikan motivasi kepada mereka untuk membantu yang lain. Peserta pengajian tersebut selanjutnya bisa menularkan kepada kalangan bisnis yang lain dalam lingkup yang lebih kecil. Dari sini kemudian LAZISNU bisa menindaklanjuti”. (mus)

LAZISNU Jombang Fasilitasi pembentukan Koperasi Pedagang Kecil

Bertempat di salah satu ruang kelas di MTsN Tambakberas Jombang, pada Sabtu (13/03), pedagang kecil yang biasa berjualan di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, terutama yang berada di lingkungan MTsN Tambakberas mengadakan pertemuan.

Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Pengurus LAZISNU Cabang Jombang tersebut, diikuti oleh 16 orang pedagang kecil. Ketua LAZISNU Jombang, Drs. H. Anshori Anwar dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa, pertemuan tersebut ditujukan untuk, pertama, sebagai wahana silturrahmi. ”Karena bagai siapa saja yang ingin umurnya panjang dan rejekinya lapang, maka harus selalu melakukan silaturrahmi” Kata pak Anshori. Yang kedua, pertemuan tersebut ditujukan untuk menjawab persoalan-persoalan yang selama ini dirasakan oleh para pedagang kecil.

Dalam proses diskusi panjang yang didampingi oleh antara lain Ir. Edi Labib Patriadin tersebut para pedagang menemukan persoalan utama: masih lemahnya akses terhadap modal dan jeratan lembaga keuangan ’informal’ yang menarik bunga yang cukup tinggi. Untuk menjawab persoalan, diakhir pertemuan mereka menyepakati untuk mendirikan Koperasi Pedagang PPBU.

Dalam pertemuan mereka juga menyepakati tentang nama koperasinya, yaitu Koperasi Pedagang PPBU ”Barokah”. Setelah sepakat mendirikan koperasi, selanjutnya mereka secara langsung menyepakati besaran Simpanan Pokok (Simpo) dan Simpanan Wajib (Simwa) bagi anggota, dan dalam kesempatan itu juga dilakukan pemilihan pengurus koperasi, Terpilih sebagai ketua Ali Budiono, sekretaris Saifullah dan bendahara Solikhin.

”LAZISNU Jombang akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu berjalannya koperasi tersebut, baik dalam masalah pembukuan maupun dalam pengembangan manajemen dan keanggotaan, serta yang lebih penting dalam mengembangkan modal koperasi” kata Edi Labib.

Sebagaimana yang diinformasikan sebelumnya, LAZISNU Jombang sejak tahun 1999 mengembangkan program i’thoul mustahiq untuk mustahiq produktif. Dalam menjalankan program ini LAZISNU Jombang menggandeng organisasi-organisasi masyarakat terutama yang memiliki afiliasi ke Nahdlatul Ulama’, termasuk koperasi-koperasi yang dikelola kelompok masyarakat di wilayah Jombang. (mus)

Ma’arif Jombang Siap Mendirikan BMT

Guru-guru NU, baik yang negeri, terutama yang swasta untuk saat ini sangat membutuhkan lembaga keuangan (BMT atau koperasi) yang bisa menopang keuangan madrasah dibawah NU beserta dengan guru-gurunya. Seluruh guru MI, MTs dan MA Nahdlatul Ulama, khususnya yang ada di wilayah Jombang saat ini sekitar ada empat ribu-an orang. Jika seluruh guru ini bisa menjadi anggota lembaga keuangan ini, maka akan menjadi kekuatan yang cukup dahsyat, dan bisa menyelesaikan persoalan pendanaan madrasah.

Pernyataan tersebut merupakan salah satu kesimpulan dari halaqoh bulanan LP Ma’arif NU Cabang Jombang yang dilaksanakan pada Rabu (13/04/11) di Aula Gus Dur Denanyar Jombang.

Halaqoh yang diprogramkan LP Ma’arif NU Jombang untuk mendiskusikan persoalan-persoalan riil pendidikan di Jombang tersebut dihadiri 40 orang yang terdiri dari perwakilan MWC LP Ma’arif dan wakil dari madrasah-madrasah yang dipilih berdasar dan mewakili 4 region serta dari jajaran Pengurus Cabang LP Ma’arif.

Dalam kesempatan tersebut H. Salmanudin, ketua LP Ma’arif NU Jombang, mengatakan: ”Gagasan kami, bagaimana guru-guru NU bisa memiliki BMT atau lembaga keuangan yang menopang keuangan Madrasah dibawah NU beserta dengan guru-gurunya. Seluruh guru MI, MTs dan MA akan bisa menjadi anggota. Insya Allah hal ini akan dahsyat dengan kekuatan sekitar 4000 orang”.

Pendirian lembaga keuangan Ma’arif ini baru gagasan, menurut salah seorang peserta halaqoh, hambatan utama pendirian lembaga keuangan ini adalah kepercayaan dari warga NU sendiri. ”Banyak orang NU tidak percaya dengan NU” kata salah satu peserta yang mewakili salah satu region.

Dalam menjawab pertanyaan ini Salmanudin menjawab bahwa, pengelolaan lembaga keuangan ini nanti akan dikelola dengan ikhlas. ”Saya itu dipesani abah saya, dalam mengelola organisasi itu harus ikhlas. Ikhlas itu profesional, kalau tidak profesional tidak akan ada ikhlas. Karena itu kita akan kelola dengan orang-orang yang profesional, dan tenaga itu sudah ada di kita” jawab pria yang akrab disapa Gus Salman ini.

Untuk menindaklanjuti gagasan dalam halaqoh tersebut, peserta secara aklamasi bersepakat untuk mendirikan BMT Ma’arif. Adapun rapat pendirian akan dilakukan sekitar tanggal 16 – 20 Mei 2011, bersamaan dengan halaqoh bulan Mei 2011. Seluruh hal yang berkaitan dengan BMT: prinsip, keanggotaan, simpanan pokok, simpanan wajib dan lain-lain akan dibicarakan dalam rapat pendirian tersebut. (mus)

Aswaja Center Jombang Dibentuk

Pada pertengahan Maret 2011 yang lalu, Pengurus Harian PCNU Jombang mengadakan rapat pengurus. Rapat tersebut menindaklanjuti surat edaran PWNU Jatim tentang pembentukan Aswaja Center di masing- masing PCNU.

Dalam rapat tersebut disepakati pembentukan pengurus Aswaja Center Jombang. Ketua yang dipilih adalah Kiai Muhammad Maksum dan sekretaris Yusuf Suharto. Sedangkan KH. Wazir Ali ditunjuk sebagai ketua atau Koordinator penelaah bersama KH. Abd. Kholik Hasan dan KH. Mujib Adnan.

Selanjutnya dalam pertemuan konsolidasi tiga bulanan PCNU Jombang dengan MWC se Jombang pada Ahad (27/03) yang dilaksanakan di MWC Mojowarno, kepengurusan Aswaja Center Jombang dilantik oleh PCNU Jombang, bersamaan dengan pelantikan pengurus baru Sarbumusi, Pergunu dan beberapa lembaga baru dan pengurus lembaga/lajnah Pergantian Antar Waktu..

Sebagaimana diketahui Aswaja center adalah program yang digagas PWNU jawa Timur. Pertama kali diluncurkan pada peringatan puncak Harlah ke-85 PWNU Jatim. Wakil Sekretaris PWNU Jatim Rubaidi MA sebagaimana dilansir website Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur mengatakan, Aswaja Center ini merupakan pusat kajian tentang doktrin (ajaran) ahlu sunah waljamaah. Kajian ini berpedoman pada referensi kitab-kitab muktarobah (kitab rujukan utama para kiyai).

”Kajian dengan mengambil rujukan dari kitab muktarobah ini, bukan menunjukkan bahwa NU sebagai organisasi tekstual (berdasarkan kitab semata, red) tetapi NU akan membuktikan sebagai organisasi yang kontekstual (sesuai dengan kondisi umat,red). Karena dalam kajian itu akan ditarik benang merah antara teks yang ada di kitab muktarobah kemudian disesuaikan dengan kondisi umat saat ini,” katanya.

Dia mengatakan, dasar pemikiran peluncuran Aswaja Center ini karena di internal NU mulai ditemukan adanya disparitas (perbedaan) pemikiran mengenai paham ahlussunah waljamaah. Selain itu sudah ada sebagian internal NU yang sudah tidak sejalan dengan ruh ahlu sunah wal jamaah.


Selain itu, saat ini hubungan antara umat dengan kyai juga semakin merenggang. Renggangnya hubungan ini karena adanya distorsi (pengurangan) pemahaman yang disebabkan faktor politik, sosial dan ekonomi di masyarakat. ”Hubungan kyai dengan masyarakat renggang, karena banyak kyai yang terjun di ranah politik maupun karena kesenjangan sosial yang disebabkan faktor ekonomi. Diharapkan dengan adanya Aswaja Center ini dapat menjembati kesenjangan yang ada di masyarakat,” ungkapnya. (yus, mus)

SARBUMUSI Jombang Terbentuk

Pada hari Jum’at (11/03) telah terbentuk kepengurusan Sarbumusi (Sarekat Buruh Muslimin Indonesia) Cabang Jombang. Pembentukan yang dilaksanakan di salah satu aula organisasi para penggerak masyarakat yang ada di Jombang tersebut berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan oleh PCNU Jombang No.734/A.I/PC/L-12/III/2011.

Menurut wakil sekretaris PCNU Jombang, Minan Rahman, pembentukan cabang Sarbumusi Jombang merupakan amanat Muktamar NU XXXII di Makasar. ”Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan, pembentukan awal Sarbumusi di tingkat Cabang NU dilakukan oleh Pengurus Cabang NU, selanjutnya setelah terbentuk koordinasi Sarbumusi cabang diserahkan kepada Sarbumsi Wilayah dan Pusat” kata Minan menjelaskan.

Adapun susunan kepengurusan Sarbumusi Cabang Jombang untuk periode pertama ini terdiri dari pengurus inti: Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Pengurus inti dibantu oleh (1) Divisi Pendidikan Kader/Anggota, (2) Divisi Advokasi/Mobilisasi dan, (3) Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang).

Terpilih sebagai ketua untuk pertama kalinya ini adalah Abdul Muhaimin, aktifis perburuhan Jombang, sekretaris Novi Yulianto dan bendahara Erwantoro. (mus)

Sarbumusi akan dilantik

Sarekat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Cabang Jombang yang kepengurusannya telah terbentuk, pada Rabu (23/03) kemarin kembali mengadakan pertemuan pengurus. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan hal-hal mendasar yang berkaitan dengan organisasi buruh nahdliyin tersebut serta persiapan pelantikan Pengurus Sarbumusi yang baru.

Menurut ketua terpilih Sarbumusi Cabang Jombang periode pertama, Abdul Muhaimin, Dalam rapat kali ini dibicarakan hal-hal mendasar. ”Sebelum organisasi berjalan efektif, kami dari pengurus membicarakan hal-hal yang mendasar terutama berkaitan dengan organisasi Sarbumusi, misalnya berkaitan dengan prinsip-prinsip organisasi, yang tentunya disesuaikan dengan AD/ART Sarbumusi Pusat”, demikian dikatakan oleh pria gondrong yang akarab disapa Cak Dul ini.

Lebih lanjut Muhaimin mengatakan ”kami akan memberikan kepada PCNU Jombang seluruh hasil pertemuan pembentukan serta pertemuan-pertemuan lanjutannya, kemudian PCNU akan membuat Surat Keputusan (SK) pengangkatan dan pengesahan Pengurus Sarbumusi Cabang Jombang”.

Sebagaimana yang telah diberitakan bahwa pengurus Sarbumusi Jombang telah terbentuk. Pembentukan Sarbumusi Jombang ini, mula-mula dilakukan oleh PCNU Jombang, kemudian setelah berdiri secara sah, koordinasi dilimpahkan ke pengurus wilayah dan pengurus pusat Sarbumusi. (Mus)

PCNU Jombang Konsolidasi Tiga Bulanan

NU Jombang Online,
Setelah periode kepengurusan berjalan selama empat tahun, PCNU Jombang, pada Ahad (27/03) melakukan pergantian kepengurusan dan pembentukan Badan Otonom (Banom) dan lembaga baru. Pergantian kepengurusan ini merupakan pergantian yang kedua kalinya, setelah pergantian pada tahun lalu.

Kegiatan yang dikemas dalam kegiatan konsolidasi rutin tiga bulanan ini dilaksanakan di kantor Majlis Wakil Cabang NU Mojowarno, dan dihadiri oleh jajaran PCNU, MWC-MWC se-Jombang dan perwakilan dari Badan-badan Otonom NU.

Dalam sambutannya, Ketua PCNU Jombang, DR KH Isrofil Amar mengatakan bahwa, kegiatan ini memiliki empat manfaat: Pertama, untuk persatuan ruh dan jasad pengurus; kedua, sebagai wahana kerjasama antar PCNU dengan MWC; ketiga, untuk menyampaikan informasi kegiatan organisasi dan; keempat, penjaringan aspirasi. “kita harus saling bahu membahu”, begitu kata Pak Isrofil.

Lebih lanjut, yai Isrofil menegaskan bahwa, PCNU perlu mendapat masukan dari MWC, karena PCNU bukanlah kumpulan manusia super. “PCNU bukanlah manusia super, karena itu perlu teguran dan peringatan, asalkan untuk kemaslahatan organisasi”, tandas Kiai Isrofil.

Adapun pelantikan Pergantian pengurus Antar Waktu (PAW) dilakukan untuk Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) yang dijabat M. Adib menggantikan M. Muhdlor, Lembaga Takmir Masjid NU (LTM-NU) yang dijabat KH. Baidlawi menggantikan H. A. Kholiq Mustqim dan, Lembaga Pelayanan Kesehatan NU (LPK-NU) .

Sedangkan pembentukan lembaga antara lain Lembaga Bencana Alam N U (LBM-NU) dan Aswaja Center, serta Badan Otonom yang dibentuk adalah Sarekat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) dan Persatuan Guru NU (Pergunu).

Laporan Tentang Rumah Sakit NU

Dalam acara yang dimulai pukul 10.00 wib dan berkahir empat jam kemudian itu, juga dilaporkan tentang perkembangan Rumah Sakit NU (RSNU) Jombang yang saat dalam tahap akhir pembangunan. Laporan perkembangan ini disampaikan oleh panitia pembangunan RSNU yang juga sekretaris PCNU, H. Hamid Bishri, SE.

Pria yang akrab disapa Gus Mamik ini menyampaikan informasi tentang tahap perkembangan pembangunan RSNU beserta dengan pilihan badan hukum RSNU. Seperti yang telah diketahui badan hukum RSNU adalah PT. ”Pilihan badan hukum PT ini sudah melewati kajian yang cukup panjang, dan badan hukum itu yang terbaik” pungkasnya. (mus, yus)

Pembungan RSNU Jombang Sudah 70%

Pembangunan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama’ (RSNU) Jombang saat ini sudah mencapai 70%. Hal ini seperti yang diungkapkan ketua pembangunan RSNU H. Hamid Bishri. Sabtu (05/02), kepada NU Jombang Online. “Pembangunan fisik RSNU saat ini sudah 70%, tinggal 30% RSNU Jombang sudah bisa ditempati” Kata pria berkacamata minus ini. Kondisi di lapangan sedniri saat ini, terlihat pembangunan satu blok sudah 90%, satu blok dalam tahap finishing, dan dua blok masih dalam tahap pengerjaan pengecoran akhir.

Seperti yang pernah diberitakan oleh NU Jombang Online bahwa, warga Nahdlatul Ulama Jombang yang diinisiasi oleh PCNU Jombang membangun Rumah Sakit yang dimulai pada akhir Oktober 2010.

Dalam membangun RSNU ini, pihak PCNU memobilisir warga NU Jombang untuk memberikan wakaf tanah seluas kurang lebih 6.000 m2. Sedangkan pembangunan gedung mendapatkan dana hibah dari Pemprov Jatim sebesar 10 Milyar. Pembangunanya sendiri, PCNU Jombang bekerjasama melalui MoU dengan CV Era Muda sebagai konsultan dan PT. Wika sebagai pelaksana teknis.

Badan Hukum RSNU

Menurut H. Hamid Bishri, RSNU Jombang nantinya berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Penetapan badan hukum ini sudah melalui proses yang sangat panjang dan melibatkan berbagai pihak.

“Panitia divisi Manajemen sudah melakukan studi banding ke Jogja, RS Unisma Malang, RSI Pati, kemudian panitia juga melakukan konsultasi dengan PWNU Jatim, PBNU Jakarta, staf Kemenkumham dan beberapa notaris serta dimintakan pandangan ke seluruh pengurus MWC NU se Jombang, terakhir diputuskan dalam rapat PCNU Jombang” demikian dijelaskan oleh pria yang akrab disapa Gus Mamik ini.

Terkahir pada minggu (16/01) yang lalu, dalam kegiatan Musyawarah Kerja Cabang NU Jombang. PCNU Jombang membacakan hasil keputusan tersebut di depan seluruh pengurus MWC se Jombang, Pengurus Badan Otonom NU dan seluruh pengurus Lembaga dan Lajnah. (mus)

Halaqoh Menangkal Radikalisme

Menurut rencana, Minggu (05/12), PCNU Jombang akan menyelenggarakan Halaqoh Regional Keislaman Menjadi Muslim dan Muslimah Marhamah. Kegiatan ini sesuai dengan Kerangka Acuan yang disebar oleh panitia bertujuan untuk mempertemukan persepektif, baik yang mewakili kelompok moderat (liberal) maupun tradisional untuk bersama-sama mencari titik temu tentang muslim dan muslimah yang marhamah (yang penuh kasih sayang).

Dalam kegiatan ini nanti akan dihadiri oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH. Mutawakkil Alallah, yang akan memberikan sambutan kunci di awal kegiatan halaqoh. Sedangkan sebagai pembicara akan hadir Ifdhal Kasim, SH dari Komnas HAM, KH. Hasyim Abbas dari PWNU Jawa Timur, Prof. Dr. Kacung Marijan dan Drs. Imam Azis dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’.

Dalam Halaqoh yang akan dihadiri utusan dari kalangan akademisi, NGO, pesantren salaf dan para kiyai ini nanti akan dibicarakan dua tema besar, yaitu (1) Hak Asasi Manusia di Tengah Gelombang Radikalisme Agama dan, (2) Posisi NU dalam Memaknai Konsep Jihad.

Pada bahasan pertama tentang HAM dan radikalisme agama, akan berbicara Ifdal Kasim dan KH. Hasyim Abbas. Satu orang, yaitu Ifdal, mewakili kalangan yang selama ini aktif memperjuangkan tegaknya HAM di Indonesia dan, satu orang, kiyai Abbas, mewakili kalangan akademisi dan kiyai yang alim dalam kitab kuning.

Sedangkan dalam bahasan kedua, tentang Jihad menurut NU akan dibahas oleh dua orang narasumber yaitu Prof. Kacung Marijan dan Imam Azis, keduanya adalah Pengurus Besar Nahdaltul Ulama.

Setelah presentasi oleh narasumber dan tanya jawab dilakukan, para peserta kan mengkaji lebih dalam tentang materi tersebut yang selanjutnya akan dibukukan dan dijadikan pedoman bagi Nahdliyin khususnya dan umat Islam Indonesia umumnya ketika menghadapi persoalan yang ada kaitannya dengan dua tema diatas.

Pembangunan RSNU Jombang Dimulai

Pengurus Cabang NU Jombang., pada hari Minggu (24/10) melakukan kegiatan do’a dan istighotsah bersama di lokasi pembangunan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU). Kegiatan do’a dan istighotsah ini dilakukan berkiatan dengan dimulainya pembangunan RSNU Jombang, yang saat ini sudah selesai tahap pengurukan. Kegiatan yang dimulai tepat pukul 08.45 WIB tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB Drs. H. Abd. Halim Iskandar, Wakil Bupati Jombang Wijono Suparno, Jajaran Pengurus Cabang NU Jombang, Badan-badan Otonom NU Jombang salah satunya Ketua Muslimat Cabang Jombang H. Munjidah Wahab, Pengurus Majlis Wakil Cabang NU Jombang. Tampak hadir juga dalam kegiatan tersebut adalah pihak kontraktor proyek pembangunan yaitu PT Wika.

Dalam laporannya, Panitia pembangunan RSNU yang diwakili oleh H. Hamid Bishri menjelaskan bahwa dalam merealisasikan proyek pembangunan tersebut, panitia bekerjasama melalui MoU dengan perusahaan konstruksi yaitu PT. Wika. “Pembangunan RSNU ini bisa dimulai dan berjalan berkat bantuan dari warga NU berupa wakaf tanah, dari Pemda Jombang untuk menambahi kekurangan pembelian tanah, dari Pemprov Jatim berupa bangunan gedung dan, dari menteri kesehatan berupa alat kesehatan”. Kata pria yang akrab disapa Gus Mamik ini. “Kegiatan pembangunan RSNU ini ditarget akan selsesai sekitar bulan Januari 2010, maka dari itu panitia harus menggandeng kontraktor besar seperti Wika” tambhanya.

Dalam sambutannya dia juga menyampaikan pesan Roi’s Syuriah PCNU Jombang yang saat ini sedang menunaikan ibadah Haji. “Pesan pertama, nantinya RSNU akan melayani umat NU dan akan menarik biaya secara wajar. Kami katakan wajar, karena kalau tidak, semua minta keringanan maka umur RSNU ini nanti tidak panjang; yang kedua, pengelola RSNU harus di bawah kendali PCNU terutama dalam aspek yang hakiki”. Kata Gus Mamik mengakhiri sambutannya.

Sementara itu, dalam kesempatan selanjutnya, Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, DR. KH. Isrofil Amar mengatakan bahwa, pendirian RSNU Jombang merupakan ujian bagi PCNU Jombang. “Bisa tidak kita diberi kepercayaan oleh warga NU, Pemkab Jombang, Pemprov dan menteri kesehatan dalam membangun RSNU ini” tanyanya. Lebih lanjuta dia mengatakan: “Karena ini ujian, maka kami mohon do’a restu kepada seluruh Nahdliyin agar ujian ini bisa berjalan dengan baik”. Dia juga berharap kepada seluruh pengurus untuk menjaga al Ittihad atau persatuan dalam menghadapi ujian ini. “Jika ada yang kurang berkenan, mohon langsung dibicarakan dengan panitia atau pengurus, tidak perlu diexpose di media, seperti kejadian yang lalu” harapnya dalam mengakhiri sambutan. (mus)

Persiapan Kegiatan Ramadhan

NU Jombang Online,

Bertempat di rumah makan Heny Jombang, PCNU Jombang melakasanakan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan bulan Ramdahan dan buka bersama. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa (24/08/10) tersebut memiliki agenda: menegaskan kembali rencana kegiatan menyambut bulan Ramadhan yang sudah disusun dalam Rapat Pleno PCNU Jombang (17/08/10). Dalam rapat tersebut dibicarakan tentang kesiapan setiap tim yang akan melaksanakan beberapa kegiatan.

Sebagaimana yang teah diberitakan di NU Jombang online (13/08/10) bahwa, dalam bulan Ramdhan ini, PCNU Jombang akan dan sedang melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain: Tarawih Kelilingh (Tarling), Tadarus bersama di kantor PCNU, pengiriman da’i ke radio, pembagian zakat dan pelatihan Aswaja bagi guru Madrasah Ibtida’iyah.

“Kami berharap seluruh petugas dalam kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan bisa bersiap, terutama petugas Tarling. Jangan sampai nanti kita mengecewakan pengurus MWC yang akan menyiapkan acaranya di tempatnya masing-masing. Jika ada petugas yang berhalangan, kami berharap untuk menyampaikan kepada panitia, biar segera dicari penggantinya” Kata ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, DR. KH. Isrofil Amar.

Koperasi Ma’arif, Jawaban Ketahanan Keuangan Madrasah

Setelah pada hari Jum’at (25/02) yang lalu LP Ma’arif mengadakan Turba (konsolidasi organisasi) di Kecamatan Plandaan, pada hari ini (9/03) LP Ma’arif mengadakan Turba yang kedua di kecamatan Ploso. Kegiatan ini dilaksanakan di MI Nidzomiyah Kedungrejo Ploso Jombang.

Kegiatan konsolidasi kali ini dihadiri sekitar 25 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Dari jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang tampak hadir Ketua Tanfidziyah Dr. KH. Isrofil Amar dan Ketua LP Ma’arif NU Cabang Jombang beserta jajaran kepengurusannya. Sedangkan dari pengurus MWC NU Jombang diwakili ketua tanfizdiyah MWC NU Ploso Drs. Ainul Yaqin. Acara tersebut juga dihadiri Kepala Desa Kebonagung serta perwakilan dari lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh Nahdliyin di kecamatan Ploso.

Dalam sambutannya, H. Salmanudin mengatakan: ”LP Ma’arif akan terus melakukan konsolidasi organisasi dengan melakukan Turba ke MWC-MWC sebagai langkah untuk membangun LP Ma’arif Jombang yang lebih baik”. Selanjutnya dia juga mengatakan bahwa, saat ini banyak bantuan untuk LP Ma’arif terutama dari Kementrian Agama, tetapi sulit mencari sekolahan atau madrasah yang memakai nama Ma’arif.

Karena itu, pria yang akrab disapa Gus Salman ini selanjutnya menghimbau: ”Kalau ada pendataan sekolah/madrasah, mohon ditulis secara riil. Kalau ada 6 kelas, ditulis enam kelas, jangan ditulis 8 kelas. Kalau ada 40 murid jangan ditulis 140 murid. Ma’arif akan mencoba untuk mencarikan bantuan sekolah/madrasah”.

Sedangkan menyangkut banyaknya kepala madrasah yang menggadaikan BPKB kendaraannya untuk menalangi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah, red) yang terkadang bisa telat sampai 6 bulan, dia menyampaikan gagasan: ”saya prihatin, banyak kepala madrasah yang menggadaikan BPKB kendaraannya untuk nalangi dana BOS. Karena itu Ma’arif Jombang punya gagasan untuk mendirikan lembaga keuangan atau koperasi yang beranggotakan madrasah-madrasah yang berada di bawah naungan LP Ma’arif Jombang”.

Lebih lanjut dia menjelaskan: ”Dengan adanya lembaga keuangan atau koperasi ini, ketahanan keuangan sekolah bisa terjaga. Ibaratnya jika dana BOS belum turun sampai 8 bulan-pun, kepala madrasah tidak kelimpungan dan bisa pinjam ke lembaga keuangan tersebut”.

Sementara itu, ketua PCNU Jombang, Dr. KH. Isrofil Amar, dalam sambutannya menegaskan tentang pentingnya pengajaran Aswaja di madrasah-madrasah dibawah NU. ”Saya selalu menekankan tentang satu hal, yaitu Awaja harus menjadi menu utama di sekolah/madrasah di bawah naungan NU. Kalau yang lain ibaratnya adalah lauk dan sayurnya, kalau Asawaja adalah nasinya”, kata Kiyai yang menyelesaikan gelar doktornya di IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Dalam kesempatan Turba (konsolidasi) ini juga berhasil dipilih dan ditetapkan kepengurusan LP Ma’arif MWC Ploso. Terpilih sebagai ketua Arifudin, sekretaris Saiful Asy’ari dan bendahara: Suharno. (mus)

Raker LP Ma’arif Jombang: Merancang Program Yang Realistis

Kepengurusan pergantian tengah periode LP Ma’arif Cabang Jombang pada hari Minggu (31/10) menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) untuk masa kerja satu tahun ke depan di Graha Gus Dur Jombang. Raker diikuti oleh perwakilan dari pengurus LP Ma’arif MWC se Jombang dan perwakilan satuan unit pendidikan di bawah LP Ma’arif mulai dari tingkat dasar (MI/SD), menengah pertama (SMP/MTs) dan menengah atas (SMU/MA).

Dalam acara pembukaan Raker juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan Jombang, Kantor Kementrian Agama Jombang, Penasehat LP Ma’arif Drs. H. A. Halim Iskanadar dan Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang DR. KH. Isrofil Amar, perwakilan Lembaga dan Lajnah NU serta perwakilan dari Badan Otonom NU Jombang.

Dalam sambutannya, ketua LP Ma’arif Cabang Jombang, H. Salmanudin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu pelaksanaan Raker, baik dari kantor Kemenag Jombang berupa bantuan dana maupun dari kawan-kawan di partai politik (PKB Jombang) yang telah menyediakan tempat akomodasi.

Dia juga menegaskan bahwa masalah tempat Raker yang ada di wisma Gus Dur mohon tidak dimasalahkan. “Jika partai politik lain atau siapapun yang bisa menyediakan tempat untuk Ma’arif, maka Ma’arif Jombang tidak masalah (untuk menempati, Red), karena saat ini masih membutuhkan, kecuali nanti jika Ma’arif sudah mampu” kata H. Salman.

Menurut H. Salman, Raker kali ini adalah untuk menyusun program LP Ma’arif untuk masa satuh tahun ke depan, setelah itu program akan dilihat lagi dan kemudian membuat rencana untuk tahun-tahun selanjutnya. Dia juga berharap peserta Raker bisa merumuskan kegiatan-kegiatan LP Ma’arif Jombang ke depan secara realistis, tidak muluk-muluk.

Sedangkan Drs. Halim Iskandar selaku penasehat LP Ma’arif Jombang menjelaskan tentang masalah LP Ma’arif Jombang saat ini. “Program yang baik adalah berangkat dari masalah bukan dari keinginan, sedangkan permasalahan LP Ma’arif Jombang saat ini adalah masalah eksistensi” katanya.

“Pengurus Ma’arif jika nyambangi sekolah, kok kepala sekolahnya menyambut dengan baik, itu berarti Ma’arif sudah sukses, tetapi jika kepala sekolahnya lari jika disambangi, maka Ma’arif belum sukses” katanya lebih lanjut, yang disambut gerr dan tepukan tangan peserta dan undangan. Penjelasan ini menurut dia adalah berkaitan dengan pengakuan terhadap eksistensi LP Ma’arif Jombang.

LP Ma’arif Harus Tahu Regulasi Pendidikan

“Kita (LP Ma’arif) berkecimpung dalam bidang pendidikan, maka dari itu kita harus tahu peraturan atau regulasi tentang pendidikan, karena kalau kita tidak tahu maka kita akan sering terperosok”, demikian dikatakan DR. KH. Isrofil Amar dalam sambutannya selaku ketua PCNU Jombang. Menurut Kiyai Isrofil, beberapa regulasi tentang pendidikan yang harus diketahui oleh LP Ma’arif misalnya UU no. 14 tahun 2005 tentang Tenaga Guru dan Dosen, UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan beberapa regulasi lainnya yang memiliki hubungan dengan bidang pendidikan.

Dalam Raker dihasilkan dua program yang dibahas dalam dua komisi. Program pertama adalah program penguatan kelembagaan yang dibahas dalam komisi I dan program kedua adalah program pengembangan eksternal yang dibahas dalam komisi II. (mus)

Membangun Kesadaran Kritis Dengan Dana ZIS

Dalam pendistribusian dana zakat, infaq dan sodaqoh yang dikumpulkan dari masyarakat (publik) sebaiknya untuk meningkatkan kesadaran kritis mustahiq (masyarakat miskin, fakir dan lainnya). Karena jika tidak, maka dana zakat dan infaq justru akan menciptakan ketergantungan dan sama sekali tidak akan mengubah posisi mustahiq.

Distribusi dana zakat, infaq dan sodaqoh yang dilakukan secara karitatif (sekedar berderma), yang ditujukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, tidak akan bisa membangun kesadaran kritis mustahiq, dan karenanya dana zakat dan infaq tidak akan bisa memberantas kemiskinan, malah akan memunculkan ketergantungan.

Kesadaran kritis hanya bisa dibangun melalui pengorganisasian masyarakat dengan mendorong kegiatan-kegiatan kongkrit untuk menjawab persoalan kemiskinan. Dari kegiatan-kegiatan kongkrit yang dilakukan oleh mustahiq dan masyarakat inilah, kesadaran kritis para mustahiq akan muncul bahwa, kemiskinan dan kefakiran yang mereka alami tidak semata-mata karena takdir, tetapi karena bentukan sosial (social construction). Ada struktur ekonomi, politik dan sosial yang tidak adil yang mengakibatkan para mustahiq itu miskin. Selanjutnya, bagaimana lembaga zakat seperti LAZIS-NU bisa menjawab persoalan kemiskinan ini dengan tidak hanya memberikan bantuan secara charity, karena tidak akan pernah menyentuh akar kemiskinan.

Namun, hal ini bukan berarti distribusi zakat, infaq dan sodaqoh untuk kebutuhan konsumtif ditinggalkan, karena kebutuhan konsumtif yang sifatnya mendesak juga harus dilakukan. Misalnya kebutuhan konsumtif untuk membantu korban bencana alam, orang yang membutuhkan makan karena kelaparan.

Demikian kesimpulan yang diperoleh dari perbincangan dengan Su’udi Anis (Pengurus MWC NU Bareng Jombang) Muhammad Muklis (Mabincab PMII Jombang), Sunandar (Ketua ISNU Jombang) dan Muslimin Abdilla (LAZIS-NU Jombang). “Pemberantasan kemiskinan tidak bisa dilakukan dengan sekedar memberikan dana kepada orang miskin, karena hal itu justru akan menimbulkan ketergantungan” demikian kata Muklis.

Dia juga menambahkan “Memberantas kemiskinan harus dilakukan dengan mencari akar kemiskinan. Akar kemiskinan itu tidak ada di dalam orang miskin semata, tetapi karena pranata (politik, ekonomi dan sosial-budaya, red) yang ada disekitarnya yang membentuk orang menjadi miskin”.

Sementara itu Sunandar menimpali bahwa kemiskinan yang terjadi saat ini harus dilihat secara struktural. “LAZIS-NU harus bekerja untuk melakukan perubahan dengan melihat bahwa kemiskinan yang dialami oleh mustahiq adalah karena masalah struktural” katanya.

Sedangkan Su’udi Anis mengatakan “Yang harus dilakukan LAZIS-NU secara mendasar memang harus memberantas kemiskinan dari akarnya, tetapi jangan dilupakan juga untuk membantu masyarakat yang mengalami cobaan dan bencana, misalnya korban bencana alam atau orang yang kelaparan, kerana hal ini juga diperlukan”.

Sementara itu, Muslimin Abdilla, lebih lajut dalam menanggapi pandangan diatas mengatakan “Ke depan LAZIS-NU memang tidak hanya sekedar memberikan bantuan secara karitatif, baik berupa bantuan konsumtif atau pemberian modal usaha. Karena bantuan seperti itu tidak akan mengubah kesadaran kritis mustahiq. Saya membayangkan dan berusaha membuat perencanaan, ke depan LAZIS-NU Jombang bisa membiayai para penggerak masyarakat (fi sabilillah) yang mendorong kegiatan-kegiatan kongkrit bagi mustahiq untuk menjawab persoalan-persoalan mereka”. “Melalui kegiatan-kegiatan kongkrit inilah , Insya Allah, kesadaran kritis mustahiq bisa dibangun untuk berjuang menyelesaikan masalah kemiskinan mereka sendiri” pungkasnya. (Mus)

Distribusi LAZIS-NU Jombang: Modal Usaha Untuk Kelompok Perempuan

NU Jombang Online,

Bertempat di rumah salah seorang pengurus Muslimat NU Ranting Cangkring Ngrandu Perak Jombang, LAZIS-NU Cabang Jombang menyalurkan dana infaq, shodaqoh dan zakat untuk para mustahiq, Minggu (14/10). Kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan kegiatan rutin kelompok pra koperasi Muslimat Ranting Cangkring Ngrandu kecamatan Perak Jombang.

Kegiatan distribusi tersebut dihadiri oleh segenap pengurus Ranting Muslimat NU Cangkring Ngrandu, tokoh masyarakat dan lembaga pendamping pengembangan manajemen sosial. Dalam sambutannya, Muslimin Abdilla, selaku pegurus LAZIS-NU Jombang mengatakan bahwa, dana yang didistribusikan kepada mustahiq di kelompok tersebut pada tahap awal ini diberikan kepada tiga orang mustahiq, seluruhnya berjumlah sebesar 3 juta rupiah. Selanjutnya jika dana bisa dikelola dengan baik, maka LAZIS-NU Jombang akan kembali mendistribusikan untuk mustahiq yang lain di wilayah tersebut.

“Kami dari LAZIS-NU Jombang berharap, dana yang kami kumpulkan dari para donatur di Jombang dan tidak seberapa besar tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik untuk memulai usaha atau menambahi modal usaha” kata pria yang biasa di panggil Cak Mus tersebut.

LAZIS-NU Jombang, sejak akhir tahun 2009 secara rutin giat melakukan distribusi kepada mustahiq produktif. Hal ini dilakukan karena distribusi untuk mustahiq produktif manfaatnya betul-betul bisa dirasakan, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan mustahiq. Dana untuk mustahiq produktif digunakan untuk permodalan usaha produktif.

Menurut Cak Mus, dalam melakukan distribusi kepada mustahiq produktif, LAZIS-NU Jombang selalu bekerjasama dengan lembaga-lembaga, baik yang ada di bawah naungan Nahdlatul Ulama Cabang Jombang, maupun lembaga-lembaga lain yang selama ini melakukan kegiatan penguatan masyarakat.

Disamping melakukan distribusi untuk mustahiq produktif, LAZIS-NU Jombang juga menyalurkan dana untuk mustahiq konsumtif dan mustahiq peningkatan kapasitas. Dana untuk mustahiq konsumtif salah satunya adalah penyaluran bantuan untuk korban bencana alam, terutama dalam masa tanggap darurat (emergency response). Misalnya, sehari sebelum ini (13/10) LAZIS-NU Jombang bekerjasama dengan LP Ma’arif NU Jombang menyalurkan bantuan ke korban erupsi Gunung Merapi lewat PWNU Yogyakarta.

Sedangkan untuk mustahiq peningkatan kapasitas diberikan berupa bea siswa kepada santri atau siswa yang kurang mampu, dan kepada guru-guru di sekolah-sekolah atau TPQ, baik yang berada di lokasi-lokasi terpencil maupun guru-guru kurang mampu sekolah-sekolah di wilayah yang selama cukup terjangkau. (mus)

LAZISNU Jombang Langsung Beraksi

Wajah sumringah anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Ploso Jombang yang kurang mampu, pagi itu begitu sumringah. Karena pada pagi itu, LAZIS-NU Jombang bekerjasama dengan pengurus Ranting NU Ploso dan MI Ploso mengadakan kegiatan distribusi zakat, infaq dan shodaqoh pada Senin (15/12/08). Beberapa penerima zakat, infaq dan sodaqoh sangat berterimakasih kepada LAZIS-NU Jombang karena bisa dibantu, terutama dalam memenuhi sarana pendidikan. Di MI itu juga, pada waktu yang sama juga dilakukan pembagian zakat, infaq dan sodaqoh kepada masyarakat yang berhak menerima (mustahiq). Ada 50 paket yang diberikan kepada anak-anak yatim dan miskin serta 50 paket yang diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu.

Cerita diatas adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh LAZIS-NU Jombang yang berupa I’thoul Mustahiq (distribusi kepada yang berhak) dana dan barang zakat, infaq dan sodaqoh. Sejak bulan Oktober sampai Desember 2008, LAZIS-NU Jombang telah mendistribusikan atau menyalurkan dana sebesar Rp 8 juta. Disamping di Ploso, selama bulan Oktober sampai Desember 2008, LAZIS-NU Jombang juga menyalurkan dana zakat, infaq dan shodaqoh di Jabon dan Bandungsari Diwek. (mus)

Senin, 14 Maret 2011

LP Ma’arif Sebagai Ujung Tombak Kaderisasi

NU Jombang Online,
Bertempat di Aula Graha Gus Dur Jombang, Pengurung LP Ma’arif NU Jombang pada hari Rabu (1/09/2010) mengadakan pelatihan materi Aswaja NU (Ahlissunah wal Jama’ah Nahdlatul Ulama) bagi guru-guru Madrasah Ibtida’iyah (MI) di bawah naungan LP Ma’arif NU Jombang. Pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan PCNU Jombang dalam menyambut dan memeriahkan bulan suci Ramadhan, disamping kegiatan Tarawih Keliling (Tarling), pengiriman da’i dan pembagian zakat.

Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan guru-guru MI, khususnya guru Aswaja, tentang materi Aswaja serta metodologi pendidikannya. Dalam pelatihan ini materi yang diberikan antara lain: Ke-NU-an, Metodologi Pendidikan Aswaja, Amaliah Aswaja NU dan materi tentang peta Islam radikal dan counter terhadap alirannya.

Dalam sambutannya PCNU Jombang yang diwakili oleh H. Hamid Bisri (gus Mamik) mengatakan: “Pelatihan ini dilakukan sebagai upaya PCNU Jombang untuk meningkatkan kemampuan guru-guru MI dalam menyampaikan materi Aswaja. Disamping itu juga sebagai upaya untuk mendinamisasi LP Ma’arif NU Jombang agar bisa lebih eksis dalam menjalankan perannya”. Lebih lanjut Gus Mamik mengatakan bahwa, PCNU Jombang saat ini sedang membangun kerjasama melalui MoU dengan Dinas Pendidikan dan Kantor Kementrian Agama Jombang dalam upaya memperbaiki kondisi lembaga pendidikan di lingkungan NU Jombang.

Acara yang dihadiri 165 peserta ini juga dihadiri oleh penasehat LP Ma’arif Jombang, H. Halim Iskandar. Dalam sambutannya dia menegaskan bahwa, LP. Ma’arif merupakan ujung tombak bagi pengkaderan di organisasi NU. “Ma’rif merupakan lembaga yang melakukan kegiatan pendidikan bagi anak-anak di sekolah. Karena itu, Ma’arif memegang peran vital dalam upaya kaderisasi di tubuh NU. Hal ini karena, bagi saya, kaderisasi yang paling kongkrit adalah melalui pendidikan di sekolah” ulasnya.

Disamping materi tentang ke-NU-an, metodologi pendidikan dan Aswaja, dalam pelatihan ini juga disampaikan materi counter terhadap aliran radikal dalam Islam, yang disampaikan oleh KH. Wazir Ali, Lc. Materi ini disampaikan karena pada akhir-akhir ini, gejala Islam radikal merebak ke mana-mana, bahkan sampai ke pelosok desa. Aliran ini banyak mempersoalkan amaliah NU bahkan cenderung merongrong NU dengan ‘mencuri’ jama’ah yang ada di bawah. Aliran Islam radikal juga sangat bertentangan dengan paham yang selama ini diajarkan NU. (mus-ab)

Tarling (Tarawih Keliling): Media Konsolidasi Dalam Ramadhan

NU Jombang Online,
Pada hari kamis (26/08/2010) tujuh tim yang dibentuk oleh PCNU Jombang bergerak ke masjid-masjid di tujuh wilayah MWC NU Jombang. Tim-tim tersebut adalah tim Tarawih Keliling (Tarling) ke MWC-MWC NU di Jombang. Tim ini dibentuk menjelang bulan suci Ramadhan dan sebagai salah satu kegiatan PCNU Jombang dalam rangka memeriahkan bulan Ramadhan. Secara umum tujuan dilaksanakannya kegiatan Tarling ini adalah untuk melakukan konsolidasi organisasi dan sekaligus sebagai wahana silaturrahmi antara PCNU dan pengurus MWC dan Ranting NU.

Salah satu kegiatan Tarling tersebut dilaksanakan di MWC Mojoagung. Kegiatan di MWC Mojoagung ini diikuti oleh pengurus MWC dan pengurus Ranting se kecamatan Mojoagung dan bertempat di Masjid Anni’mah Betek Barat Mojoagung Jombang. Dalam kesempatan tersebut, wakil dari MWC Mojoagung, Zaenal MA’arif, mengatakan “Tradisi dalam NU sangat banyak, salah satunya Tarling ini. Karena itu Tarling ini bisa menjadi salah satu media silaturrahmi bagi seluruh jajaran kepengurusan NU di lingkungan cabang Jobang”. Dalam sambutannya, Zaenal juga menyinggung tentang ideologi dan jalan berfikir NU yaitu ASWAJA. “Aswaja yang kita pegangi merupakan roh bagi NU untuk membangun gerakan untuk menciptakan masyarakat, khususnya warga NU agar bisa hidup lebih baik di dunia dan bahagia di akhirat“, kata Zaenal.

Sementara itu, PCNU Jombang yang turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah H. Hamid Bisri dan Muslimin Abdilla. Dalam sambutannya, H. Hamid Bisri atau lebih dikenal dengan Gus Mamik, menguraikan tentang kegiatan-kegiatan NU selama ini dan selama bulan Ramadhan. Gus Masmik juga menjelaskan tentang pola kegiatan NU yang sederhana, seperti Tarling. “Pola pendekatan seperti yang kita lakukan saat ini (konsolidasi melalui Tarling, red) adalah pola yang terus kita kembangkan. Sederhana tetapi memiliki makna yang mendalam dan cukup indah untuk menjalin hubungan” ungkapnya.

Lebih lanjut, Gus Mamik mengatakan “Kata kunci mengabdi ke NU adalah ketulusan hati. Meskipun dalam melakukan pengabdian kelihatan tidak menguntungkan secara materi, tetapi karena ketulusan tersebut, hidup kita akan berkecukupan”.

Dalam kesempatan tersebut, Muslimin Abdilla juga memberikan sambutan. Dia menguraikan tentang kelembagaan zakat, infaq dan sodaqoh yang dimiliki PCNU Jombang. Hal ini disampaikan, disamping sebagai sosialisasi keberdaan LAZIS-NU, juga sebagai himbauan agar warga NU bisa menyalurkan dana ZIS-nya melalui LAZIS-NU. “LAZIS-NU kegiatnnya sudah cukup banyak dalam membnatgu warga kurang mampu meskipun donaturnya masih sedikit. Kami mengandaikan, jika semua dermawan NU bisa menyalurkan dana ZIS-nya melalaui LAZIS-NU, maka kami akan bisa mengembangkan kegiatan untuk membantu warga NU yang kurang mampu yang saat ini menjadi mayoritas di Jombang” imbaunya di hadapan sekitar 150-an jama’ah orang.

Menurut rencana, Tarling juga akan dilaksanakan pada hari Sabtu (28/08) dan hari Senin (31/08). Pada hari-hari tersebut, Tarling dilaksanakan serentak di tujuh MWC NU, sehingga pada hari Senin seluruh MWC telah menerima kegiatan Tarling tersebut. “Tarling dilaksanakan dalam satu hari serentak di tujuh MWC, sehingga pada hari yang ketiga, seluruh MWC yang jumlahnya 21 bisa kebagian menerima kegiatan Tarling” demikian dikatakan Hamid Bisri. (mus-ab)

Persiapan Kegiatan Ramadhan

NU Jombang Online,
Bertempat di rumah makan Heny Jombang, PCNU Jombang melakasanakan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan bulan Ramdahan dan buka bersama. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa (24/08/10) tersebut memiliki agenda: menegaskan kembali rencana kegiatan menyambut bulan Ramadhan yang sudah disusun dalam Rapat Pleno PCNU Jombang (17/08/10). Dalam rapat tersebut dibicarakan tentang kesiapan setiap tim yang akan melaksanakan beberapa kegiatan.

Sebagaimana yang teah diberitakan di NU Jombang online (13/08/10) bahwa, dalam bulan Ramdhan ini, PCNU Jombang akan dan sedang melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain: Tarawih Kelilingh (Tarling), Tadarus bersama di kantor PCNU, pengiriman da’i ke radio, pembagian zakat dan pelatihan Aswaja bagi guru Madrasah Ibtida’iyah.

“Kami berharap seluruh petugas dalam kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan bisa bersiap, terutama petugas Tarling. Jangan sampai nanti kita mengecewakan pengurus MWC yang akan menyiapkan acaranya di tempatnya masing-masing. Jika ada petugas yang berhalangan, kami berharap untuk menyampaikan kepada panitia, biar segera dicari penggantinya” Kata ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, DR. KH. Isrofil Amar.

LAZIS-NU Mulai Melakuakan Distributsi Produktif

Nahdlah, Jombang,
Sebagaimana yang sudah direncanakan dalam program, LAZIS-NU Jombang mulai bulan November 2009 ini, mulai melakukan distribusi Produktif. Distribusi produktif adalah penyaluran (distribusi) dana yang berhasil dikumpulkan oleh LAZIS-NU Jombang kepada musathiq produktif. Mustahiq produktif adalah mustahiq yang diberi dana zakat, infaq dan shodaqoh untuk kepentingan modal usaha. Karena itu besaran barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq ini berbeda dengan barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq konsumtif.

Karena untuk kepentingan modal usaha, maka barang atau uang yang diberikan dihitung berdasarkan besarnya modal usaha yang dibutuhkan, namun sebelumnya dilakukan beberapa penilaian untuk menentukan berapa dan siapa yang berhak menerima. Pemberian kepada mustahiq produktif ini, diharapkan bisa meningkatkan kemampaun mustahiq, sehingga bisa berkembang dan untuk selanjutnya bisa menjadi muzakki atau munfiq bagi masyarakat miskin (mustahiq) lainnya. Proses inilah yang akan menjawab persoalan kemiskinan yang terjadi dimasyarakat secara kongkrit. Dari sini, zakat bisa menjadi solusi untuk mengurangi kemiskinan. Mustahiq produktif ini antara lain: pedagang kecil, petani kecil, peternak dan lain-lain.

Distribusi untuk mustahiq produktif ini mulai dijalankan, setelah LAZIS-NU Jombang selama hampir dua tahun menjalankan distribusi untuk mustahiq konsumtif berupa pemberian kebutuhan bahan pokok dan bantuan financial langsung, serta untuk mustahiq peningkatan kapasitas yang berupa beasiswa dan peningkatan kesejahteraan guru, terutama guru Taman Pendidikan Alqur’an.

Pada tanggal 31 November secara serentak pemberian dana untuk mustahiq produktif ini dilakukan kepada tiga orang. Untuk sementara, sebagai bahan untuk proses pembelajaran, pemberian dana untuk mustahiq produktif sengaja dilakukan hanya kepada tiga orang. Untuk selanjutnya, jika proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik, maka LAZIS-NU Jombang akan mengembangkan dan memperluas jumlah mustahiq produktif. Jumlah modal usaha yang dilakukan juga tidak seberapa besar, namun mencukupi untuk digunakan sebagai modal awal usaha.

Pemilihan mustahiq produktif dilakukan secara selektif, dan untuk saat ini LAZIS-NU Jombang masih menggunakan pihak yang bertanggung jawab terhadap kelancaran usaha yang dilakukan. Pihak yang bertanggungjawab inilah yang akan mendampingi dalam menjalankan usaha. Sehingga diharapakn dana yang telah diberikan oleh LAZIS-NU tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. (mus)

Distribusi Terus Dilakukan, Meskipun Jumlah Donatur Stagnan

NU Jombang Online,
Setelah satu bulan yang lalu LAZIS-NU Jombang mengadakan kegiatan distribusi bagi mustahiq produktif, pada hari Rabu (28/07) LAZIS-NU Jombang kembali melakukan distribusi bagi mustahiq produktif (penerima dana zakat dan sodaqoh untuk modal usaha). Distribusi kali ini dilakukan bagi mustahiq produktif di desa Denanyar Jombang.

LAZIS-NU Jombang dalam distribusi di Denanyar ini bekerjasama dengan Pengurus Muslimat Ranting Denanyar, yang sejak dua minggu sebelumnya sudah membicarakan dengan Pengurus LAZIS-NU tentang apa dan bagaimana memanfaatkan dana zakat dan shodaqoh yang dikelola oleh LAZIS-NU.

Kegiatan distribusi diselenggarakan di aula rumah ibu Lilik Faruq Denanyar Jombang, bersamaan dengan kegiatan pengajian rutin Rabu Pahing yang diselenggarakan Muslimat Ranting Denanyar. Karena bersamaan dengan kegiatan pengajian rutin, maka yang menghadiri kegiatan distribusi ini lebih dari 200 orang, sehingga kelihatan cukup semarak.

Dalam sambutannya, pengurus LAZIS-NU Jombang yang di wakili oleh sekretaris pengurus, Muslimin Abdilla, menjelaskan tentang keberadaan LAZIS-NU Jombang dan kegiatan yang telah dilakukan. “Setelah selama hampir dua tahun LAZIS-NU Jombang melakukan distribusi dengan memberikan kebutuhan konsumtif, maka sejak tahun lalu LAZIS-NU Jombang memutuskan hanya memberikan untuk kebutuhan produktif atau modal usaha. Hal ini karena manfaat yang diperoleh lebih banyak dengan memberikan untuk kebutuhan produktif daripada kebutuhan konsumtif” tutur Cak Mus di depan pengurus dan anggota Muslimat Denanyar.

Selanjutnya dia juga menambahkan dalam sambutannya: “Meskipun donatur LAZIS-NU sejak hampir tiga tahun yang lalu tidak pernah bertambah (stagnan), bahkan sangat berkurang, tetapi LAZIS-NU Jombang tetap bisa melakukan distribusi dana untuk modal usaha. Karena manajemen LAZIS-NU Jombang berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa memanfaatkan sejumlah dana yang diperoleh meskipun tidak banyak”. Selama hampir satu tahun ini, LAZIS-NU Jombang memang hanya memgandalkan dana infaq rutin dari guru-guru dan pegawai MTSN Tambakberas dan MAN Tambakberas Jombang.

Dalam distribusi yang juga dihadiri oleh ibu Nyai Lilik faruq dan Ibu Nyai Hanik Arifin Khan ini, LAZIS-NU menyalurkan tiga juta rupiah untuk modal usaha bagi enam orang mustahiq. Dana yang disalurkan akan digunakan untuk tambahan modal bagi usaha-usaha yang dilakukan oleh anggota Muslimat dan anggota masyarakat lainnya. “Dana ini merupakan langkah awal, jika nanti bisa berjalan baik, maka LAZIS-NU akan melanjutkan kerjasama dengan Muslimat Denanyar” kata H. Anshori Anwar, ketua LAZIS-NU Jombang, ketika menyerahkan dana tersebut kepada ketua Muslimat denanyar, Mas’aroh. (mus)

DISTRIBUSI BANTUAN MODAL USAH

Nahdlah Jombang,
Setelah sukses dengan gebrakan program distribusi ke mustahiq produktif, melalui bantuan modal usaha, yang dimulai pada akhir tahun lalu, LAZIS-NU Jombang kembali melakukan distribusi untuk mustahiq produktif. Pada hari Minggu (13/06/09) LAZIS-NU Jombang menyalurkan bantuan dana modal ke 6 orang mustahiq yang berada di dusun Nglaban, Bendet, Diwek dan di desa Ngoro kecamatan Ngoro. Di dusun Nglaban, LAZIS-NU Jombang memberikan bantuan modal ke dua orang mustahiq, yaitu Salmiah Sriwijayanti (30) untuk usaha jual mamin di sekolahan dan Siti Kasanah dengan usaha yang sama. Pemberian bantuan yang tertunda hampir tiga minggu ini, diberikan oleh ketua LAZIS-NU Jombang, Drs. H. Anshori Anwar secara langsung kepada dua orang mustahiq tersebut sebesar masing-masing satu juta rupiah.

Penyerahan bantuan ini bersamaan dengan acara rutin khataman al Qu’ran yang dilaksanakan oleh Anak Ranting Muslimat NU Nglaban Bendet kecamatan Diwek. Hal ini karena yang mengajukan ke LAZIS-NU dan yang bertanggungjawab dalam pembinaan kedua mustahiq tersebut adalah pengurus Anak Ranting Muslimat NU dusun Nglaban. “Pembinaan selanjutnya kami serahkan kepada pengurus Anak Ranting Muslimat NU Nglaban” kata Drs. H. Anshori Anwar. Meskipun begitu kata pak Anshori, LAZIS-NU Jombang juga akan turut memantau perkembangannya setiap bulan.
Sementara itu, distribusi bantuan modal usaha di Ngoro bekerja sama dengan salah seorang pengurus MWC NU Ngoro. Mustahiq produktif yang dibantu modal usaha adalah Nurul Hidayati (38) digunakan untuk usaha pracangan, Kasiati (52) digunakan untuk jual bakso dan mie ayam, Sri Iswinarsih (44) digunakan untuk jual beras dan, Nur Fadilah (63) digunakan untuk usaha pracangan. Jumlah dana yang diberikan sebesar masing-masing satu juta rupiah. “pada masa-masa selanjutnya, LAZIS-NU Jombang akan berusaha untuk memberikan bantuan kepada para mustahiq lebih banyak lagi” kata Drs. H. Anshori dalam salah satu pembicaraannya. (mus)

BANTUAN MODAL USAHA YANG MENGUBAH HIDUP

Nahdlah, Jombang,
Pagi-pagi sekali sebelum adzan Shubuh berkumandang, pria paruh baya itu sudah bergulat dengan rendaman kedelai semalam untuk dipisahkan antara biji dan kulit ari, sementara sang istri sibuk mengiris-iris bahan jadi hasil olahan kemarin yang sauha jadi. Bertepatan adzan shubuh berkumandang, suami istri itu pergi jama’ah sholat shubuh di masjid dekat rumahnya. Sepulang dari masjid dengan bergegas pria tersebut menuju sepeda motor warisan dari mertuanya. Sejurus kemudian, tepat jam 5 pagi, dia sudah membelah dinginnya pagi dan, pulang kembali ke rumah ketika mentari sudah mulai merangkak tinggi, jam 8 pagi.

Itulah rutinitas Muchid Murtadlo (45) dan istrinya dalam menjalankan usaha memproduksi tempe sekaligus memasarkannya sendiri. Kegiatan usaha ini, dia jalankan setelah mendapatkan dana bantuan modal usaha dari LAZIS-NU sejak akhir tahun kemarin. Sebelumnya Muchid adalah penarik becak yang setiap harinya tidak memiliki pendapatan yang pasti.

Warga dusun Dempok, desa Sidomulyo, kecamatan Megaluh tersebut sebelumnya sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan rekreasi keluarga, untuk makan sehari-hari saja kesulitan. “Sebelum ada bantuan (dana modal LAZIS-NU, red), untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga kami sangat kesulitan” kata Muchid mengenang masa lalunya. “Meskipun begitu, waktu itu saya masih berusaha untuk bisa menyekolahkan anak. Karena bagi saya sekolah adalah harus” sambungnya dengan penuh semangat.

Muchid yang memiliki semangat yang tinggi dalam berusaha ini, bisa merasakan manfaat bantuan dana modal LAZIS-NU Jombang. Karena dengan bantuan dana modal tersebut, Muchid bisa membuka usaha dan menaikkan pendapatan keluarga setiap bulan. Bahkan saat ini, Muchid bisa menyisihkan laba bersih paling tidak 30 ribu rupiah atau paling tinggi 40 ribu rupiah setiap hari. “Dulu, jangankan untuk menabung, untuk beli makan saja kesulitan” katanya. Dari pendapatannya tersebut, Muchid masih bisa memberikan infaq ke LAZIS-NU Jombang sebesar 75 ribu rupiah setiap bulan. “Karena bantuan yang diberikan LAZIS sangat bermanfaat bagi kami sekeluarga, maka saya dengan sukarela memberikan infaq ke LAZIS, agar selanjutnya bisa diberikan kepada yang lain. Ini untuk simpanan akhirat saya” katanya dengan bangga. Bahkan sekarang, untuk memberikan uang saku sekolah kepada anak-anaknya Muchid dan istri tidak merasa kesulitan lagi.

Inilah sekilas tentang manfaat dan peran LAZIS-NU Jombang terhadap masyarakat kecil. LAZIS-NU Jombang, saat ini tidak hanya memberikan bantuan dana modal ke Muchid. Selain Muchid, masih ada puluhan mustahiq yang saat ini dibantu permodalan oleh LAZIS-NU Jombang, terutama masyarakat yang telah menjalankan usaha tetapi tidak berkembang karena kekuarangan modal. “LAZIS-NU Jombang tidak muluk-muluk dalam bekerja, asal bisa bermanfaat bagi orang kecil terutama yang memenuhi kriteria 8 ashnaf” kata Drs. H. Anshori Anwar, ketua LAZIS-NU Jombang ketika bertatap muka dengan penerima manfaat LAZIS-NU Jombang. Dia juga menghimbau kepada orang punya yang dermawan untuk bisa menyalurkan dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh melalui LAZIS-NU Jombang, karena pengelolaannya sudah terbukti amanah dan memberi manfaat pada orang kecil. “Pak Muchid saja bisa memberikan Infaq ke LAZIS secara rutin, masak para dermawan yang bergelimang harta tidak bisa” tantangnya. Selanjutnya, Anshori menyatakan “Saya berharap LAZIS-NU Jombang bisa memberi harapan kepada Muchid-muchid lain untuk melakukan perubahan hidup yang lebih baik”. (mus)

Distribusi LAZIS NU Jombang

Nahdlah, Jombang,
LAZIS NU Jombang selama bulan November 2009 sampai bulan Februari 2010 telah menyalurkan dana kepada 8 orang musthiq produktif dan 7 orang musthiq konsumtif. Musthiq produktif yang telah diberi dana untuk kebutuhan produktif antara lain:
1. M. Fathurrazi bertimpat tinggal di Pandean Ngoro Jombang untuk modal usaha toko peracangan
2. Mustaqim bertimpat tinggal di Pandena Ngoro Jombang digunakan sebagai modal jual sayur
3. Winarsih bertempat tinggal di Jl. PB Sudirman Denanyar Jombang untuk modal usaha jual beli sprei dan pakaian perempuan
4. Suhada’ bertimpat tinggal di Tambakberas Jombang untuk usaha toko peracangan
5. Muchid Murtadlo bertimpat tinggal di Dempok Sidomulyo Megaluh untuk modal usaha jual tempe
6. Hantok Denanyar Jombang untuk modal usaha pertukangan (alat pertukangan)
7. Mustajib bertimpat tinggal di Dempok Sidomulyo Megaluh untuk modal usaha warung kopi
8. Mbak Mus bertimpat tinggal di Sawahan Kepatihan Jombang untuk modal usaha warung kopi
Dana yang diberikan kepada para mustahiq produktif tersebut berkisar antara Rp. 500.000 sampai Rp. 1.000.000, yang diberikan dimuka secara keseluruhan. Total dana yang telah disalurkan untuk distribusi produktif ini adalah sebesar Rp. 8.300.000

PENGEMBANGAN STRATEGI DISTRIBUSI

Mengubah Mustahiq menjadi Muzakki atau Munfiq

Nahdlah, Jombang,
Setelah rapat pengurus yang dilakukan pada bulan November 2009, LAZIS-NU Jombang mengembangkan strategi distribusi-nya. Dari semula distribusi hanya untuk kebutuhan konsumtif (pemberian bantuan untuk kebutuhan konsumsi) dan peningkatan kapasitas (beasiswa dan bantuan bagi Guru), dikembangkan dengan melakukan distribusi produktif. Distribusi produktif ini adalah penyaluran dana zakat, infaq dan sodaqoh kepada mustahiq dengan memberikan modal usaha. Dalam penyaluran ini, mustahiq diberi dana zakat, infaq dan sodaqoh (dengan titik tekan) bukan untuk kebutuhan-kebutuhan konsumtif yang langsung habis.

Namun, distribusi produktif ini bukanlah strategi yang baru disusun, tetapi strategi yang sejak pembentukan LAZIS NU Jombang dan penyusunan program pada tahun 2008 sudah di rencanakan. Walaupun pelaksanaan strategi ini baru dilakukan sejak akhir tahun kemarin (akhir 2009). Karena LAZIS NU Jombang sejak awal memiliki tiga strategi distribusi dana zakat, infaq dan sodaqoh: distribusi konsumtif, produktif dan untuk peningkatan kapasitas.

Dalam menjalankan distribusi ini, LAZIS NU Jombang terlebih dahulu membuat pilot (percontohan) selama 2 bulan. Pilot kegiatan ini diberikan kepada 3 orang. Setelah tiga sampai bulan ternyata kegiatan bisa berjalan dengan baik, maka selanjutnya kegiatan distribusi produktif ini dikembangkan kepada 8 orang mustahiq.

Di awal kegiatan, LAZIS NU Jombang membuat pilot dengan pendekatan mengangkat penanggungjawab. LAZIS NU Jombang mencari orang yang bertanggungjawab dalam distribusi. Ketika sudah ada orang mau bertanggungjawab, kemudian si penanggungjawab menunjuk musthiq yang akan diajukan sebagai penerima dana. LAZIS NU melakukan kontrak dengan penanggungjawab. Kontrak berisi penangungjawab diberi dana oleh LAZIS NU untuk disalurkan kepada mustahiq, dan penanggung jawab memiliki kewajiban untuk melakukan pembinaan dan pendampingan kepada musthiq agar dana yang disalurkan dari LAZIS NU Jombang digunakan sesuai dengan kebutuhan mustahiq sebagai modal usaha. Penangunggungjawab juga mendampingi msutahiq jika ada persoalan-persoalan yang berkaitan dengan usahanya musthiq.

Selama kurang lebih 5 bulan ini, ternyata pendekatan tersebut cukup efektif dan selama empat bulan ini dana yang diberikan kepada mustahiq bisa berkembang. Dana yang diberikan oleh LAZIS NU tidak habis seketika itu juga, tetapi bisa berkembang menjadi dana modal. Diharapkan dari sini, mustahiq untuk selanjutnya bisa menjadi munfiq dan memberikan dana infaq kepada LAZIS NU Jombang yang kemudian bisa disalurkan lagi kepada mustahiq yang lain. Melalui strategi dan pendekatan seperti ini, misi LAZIS NU Jombang untuk melakukan penyadaran kepada masyarakat untuk berzakat, infaq dan sodaqoh diharapak juga bisa berjalan dengan baik. (Mus)

LANGKAH KEDEPAN LAZIS NU JOMBANG

NU Jombang Online,
LAZIS-NU Jombang adalah lembaga pelaksana program Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama’ (PCNU) Jombang yang bergerak mengelola zakat, infaq dan shodaqoh. Mandat pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh yang diberikan kepada LAZIS-NU adalah segala hal upaya mengumpulkan zakat, infaq dan shodaqoh dan kemudian menyalurkan kepada yang berhak (mustahiq). Dalam penyalurannya LAZIS-NU bekerjasama dengan lembaga atau organisasi pelaksana baik dari lingkungan Nahdaltul Ulama’ atau dari luar lingkungan Nahdlatul Ulama’.

Saat ini, LAZIS-NU Jombang telah memiliki acuan dalam menjalankan mandat yang telah diberikan oleh PCNU Jombang. Acuan tersebut disusun oleh pengurus LAZIS-NU Jombang melalui proses perencanaan startegis (strategic planning) lembaga dan pemrograman (programming), selanjutnya hasil dari perencanaan dan pemrograman tersebut disahkan oleh PCNU Jombang berupa program LAZIS-NU Jombang. Untuk menjalankan program tersebut Pengurus LAZIS-NU Jombang juga membuat sistem kelembagaan. Sistem yang telah dibuat adalah sistem keuangan dan tugas pokok, fungsi dan wewenang, serta selanjutnya juga akan dibuat sistem pengambilan keputusan dan sistem perencanaan, monitoring dan evaluasi (PME). Sistem-sistem atau aturan main ini akan menopang pelaksanaan program, sehingga bisa berjalan dengan baik dan bisa memenuhi tujuan yang telah ditentukan..

Lebih lanjut, dalam melihat LAZIS-NU Jombang tiga tahun kedepan, bisa ditelusuri melalui kerangka kerja logis (logical framework) program LAZIS-NU Jombang. Kerangka kerja logis tersebut adalah kerangka kerja yang disusun berdasarkan hasil dari perencanaan strategis (strategic planning). Perencanaan strategis adalah proses melakukan analisis orientasi (visi-misi), analisis penopang LAZIS-NU, analisis kekuatan-kelemahan yang dimiliki LAZIS-NU dan peluang-ancaman yang dihadapi LAZIS-NU.

Proses melakukan analisis tersebut menghasilkan permasalahan-permasalahan strategis yang harus diselesaikan oleh LAZIS-NU dalam jangka waktu tiga tahun, karena jika permasalahan-permasalahan tersebut tidak diselesaikan atau ditangani, maka akan berdampak buruk bagi kondisi warga miskin NU khususnya, dan orang miskin secara umum, terkahir dan yang paling penting, permasalahan tersebut mampu dan realistis untuk ditangani.

Upaya-upaya untuk menyelesaikan dan menangani permasalahn-permasalahan strategis tersebut menjadi program LAZIS-NU Jombang untuk tiga tahun kedepan. Setelah tiga tahun ke depan, sejak tahun 2008, pengurus LAZIS-NU akan melihat kembali (review) seluruh perencanaan yang telah dilakukan. Apakah perencanaan yang telah dilakukan tiga tahun yang lalu berjalan dengan baik, apa dampak yang telah terjadi dan pelajaran (al-hikmah) apa yang bisa dipetik dari proses pelaksanaan program.

Kerangka Kerja Logis LAZIS-NU Jombang
Kerangka kerja LAZIS-NU Jombang adalah kerangka kerja yang dibuat, sehingga logika program tersusun secara sistematis mengikuti cara berfikir logis. Cara berfikir logis disini mengacu pada hukum kausalitas (sebab-akibat). Jika pekerjaan/kegiatan utama dilakukan, maka akan menghasilkan output (keluaran); jika output (keluaran) dihasilkan, maka akan berakibat pada pencapaian tujuan strategis; dan jika tujuan strategis tercapai, maka akan menghasilkan outcome; dan jika outcome dihasilkan, maka goal akan bisa diraih; dan jika goal diraih, maka akan berdampak pada pencapaian visi organiasi.

Kerangkan kerja logis LAZIS-NU Jombang memiliki goal (tujuan umum) “Menjadi Lembaga Terpercaya Untuk Menciptakan Masyarakat Yang Sejahtera, Adil dan, Mandiri”, dan hasil yang diharapkan (impact) dari goal ini adalah berkurangnya masyarakat miskin (mustahiq) yang selanjutnya menjadi muzakki, munfiq atau mutashoddiq.

Sedangkan tujuan strategis yang menjadi sebab dari goal ini adalah: (1) Mewujudkan LAZIS-NU Jombang sebagai lembaga yg kuat dalam mengelola zakat, infaq dan, shodaqoh; (2) Memunculkan kepercayaan Muzakki pada LAZIS-NU Jombang sebagai lembaga pengelola zakat yg terpercaya dan; (3) Terpenuhinya hak-hak mustahiq sehingga bisa lebih sejahtera.

Hasil yang diharapkan (outcome) ketika tujuan strategis ini tercapai adalah: (1) Terbangunnya sistem manejemen yang baik; (2) Tersedianya staf yang memiliki kemampuan dalam mengelola program; (3) Meningkatkanya kepercayaan muzakki kepada LAZIS-NU Jombang; (4) Meningkatnya kondisi ekonomi mustahiq produktif; (5) Meningkatnya kualitas kesehatan, makanan dan perumahan mustahiq konsumtif; (6) Meningkatnya kapsitas anak-anak miskin yatim piatu, serta guru-guru di pedesaan.

Untuk meraih tujuan strategis diatas, dibuatlah strategi atau kegiatan utama. Strategi atau kegiatan utama untuk meraih tujuan strategis antara lain: (1) Penyusunan dan pengembangan sistem lembaga; (2) Pengadaan sarana dan prasarana kantor; (3) Pendidikan dan latihan; (4) Kampanye, promosi dan pelayanan dalam rangka jalbul muzakki; (5) Penyaluran (distribusi) zakat, infaq dan shodaqoh.

Program Tiga Tahunan
Selama tiga ini, LAZIS-NU akan selalu fokus pada: (1) upaya penguatan lembaga LAZIS-NU, (2) membangun kepercayaan dan menumbuhkan kesadaran muzakki, munfiq dan mutashoddiq atau donator melalui kampanye dan, (3) memberikan bantuan atau mendistribusikan barang ke mustahiq (orang yang berhak menerima zakat, infaq dan shodaqoh). Tiga hal ini akan dilakukan secara bersamaan, karena ketiganya saling terkait. Mengurangi yang satu dan melebihkan yang lain akan menegakkan LAZIS-NU Jombang dalam kondisi miring.

Upaya penguatan lembaga LAZIS-NU akan dilakukan melalui, secara umum, membangun tim yang kuat agar bisa menjalankan kegiatan kampanye/penyadaran dan melakukan distribusi ke mustahiq. Hal ini dilakukan karena LAZIS-NU Jombang secara ruhiah merupakan ‘lembaga baru’, meskipun secara badaniah sudah ada sejak berpuluh tahun yang lalu. Bangunan tim yang kuat ini merupakan pondasi (al-ushul) bagi kelembagaan LAZIS-NU Jombang kedepan. Tanpa bangunan tim yang kuat, yang ditopang oleh (a) kuatnya sistem (aturan main), (b) patuhnya dan terbiasanya personalia pada aturan yang main yang dibuat, serta (c) tercukupinya sarana dan prasarana lembaga, maka bangunan kelembagaan LAZIS-NU Jombang akan rapuh dan mudah runtuh.

Penguatan LAZIS-NU secara khusus dilakukan dengan memperbanyak diskusi dan konsultasi, karena melalui diskusi dan konsultasi ini, pikiran-pikiran majemuk dari setiap person yang bergelut di LAZIS-NU Jombang bisa diikat dalam satu titik temu, kemudian secara bersama-sama didorong menjadi kekuatan lembaga. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam hal ini adalah rapat reguler antar pengurus membicarakan tentang perencanaan, monitoring dan evaluasi, pertemuan dengan Pengurus Cabang NU Jombang, pelatihan dan pendidikan, serta pertemuan-pertemuan (workshop) dalam upaya mengembangkan sistem kelembagaan.

Kedua, membangun kepercayaan dan menumbuhkan kesadaran muzakki, munfiq dan mutahsoddiq (donatur) untuk menjalankan kewajibannya, memiliki keterkaitan dengan upaya pertama memperkuat LAZIS-NU Jombang, karena dengan kuatnya LAZIS-NU Jombang, maka LAZIS-NU Jombang menjadi lembaga yang terpercaya, terutama bagi muzakki, munfiq dan mutahsoddiq (donatur), sehingga muzakki, munfiq dan mutahsoddiq (donatur) mempercayakan (memberikan amanah) kepada LAZIS-NU Jombang untuk menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh mereka. Upaya ini secara khusus dilakukan dengan selalu memberikan informasi, mendatangi dan memebrikan konsultasi kepada , munfiq dan mutahsoddiq (donatur) tentang LAZIS-NU Jombang dan tentang zakat, infaq dan shodaqoh.

Ketiga, menyalurkan atau menditribusikan barang ke mustahiq dilakukan dengan pembagian pada tiga jenis mustahiq: (1) mustahiq konsumtif, (2) mustahiq produktif dan, (3) mustahiq untuk peningkatan kapasitas.

Mustahiq konsumtif adalah mustahiq yang akan diberi barang-barang atau uang zakat, infaq dan shodaqoh untuk kebutuhan-kebutuhan konsumsi atau kebutuhan sekali habis, misalnya untuk makan, minum, pakaian dan papan (rumah). Barang-barang konsumsi ini, berupa sembilan bahan pokok (sembako), air bersih, obat-obatan, pakaian baru dan lama layak pakai, serta pembenahan rumah (bedah rumah). Barang-barang tersebut didistribusikan bagi yang berhak terutama di wilayah-wilayah kantong kemiskinan, wilayah yang terkena bencana alam, panti asuhan yatim piatu secara langsung, cepat dan tepat setelah melalui proses penilaian secara cermat.

Mustahiq produktif adalah mustahiq yang diberi zakat, infaq dan shodaqoh untuk kepentingan modal usaha. Karena itu besaran barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq ini berbeda dengan barang atau uang yang diberikan kepada mustahiq konsumtif. Karena untuk kepentingan modal usaha, maka barang atau uang yang diberikan dihitung berdasarkan besarnya modal usaha yang dibutuhkan, namun sebelumnya dilakukan beberapa penilaian untuk menentukan berapa dan siapa yang berhak menerima. Pemberian kepada mustahiq produktif ini, diharapkan bisa meningkatkan kemampaun mustahiq, sehingga bisa berkembang dan untuk selanjutnya bisa menjadi muzakki atau munfiq bagi masyarakat miskin (mustahiq) lainnya. Proses inilah yang akan menjawab persoalan kemiskinan yang terjadi dimasyarakat secara kongkrit. Dari sini, zakat bisa menjadi solusi untuk mengurangi kemiskinan. Mustahiq produktif ini antara lain: pedagang kecil, petani kecil, peternak dan lain-lain.

Sedangkan mustahiq untuk peningkatan kapasitas adalah mustahiq yang diberi untuk meningkatkan kemampuan, misalnya melalui beasiswa sekolah bagi anak-anak miskin dan pemberian uang saku (bisyaroh) untuk guru sekolah atau ngaji terutama yang berada di wilayah-wilayah dimana mereka sulit mengakses sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Dari keseluruhan hasil pengumpulan zakat, infaq dan shodaqoh, secara lebih tegas, barang atau uang yang berasal dari zakat akan dibedakan dengan uang atau barang yang diperoleh dari infaq dan shodaqoh. Pendistribusian (tasharruf) barang atau uang yang berasal dari zakat akan selalu diberikan kepada kepada 8 golongan yang berhak menerima zakat (al ashnaf al tsamaniyah): fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil (catatan: pengurus LAZIS-NU Jombang, selama ini bukan termasuk amil, tetapi panitai zakat, sehingga pengurus LAZIS-NU Jombang tidak termasuk 8 golongan tersebut, karena itu tidak berhak menerima zakat)

Proses pemilihan dan penentuan mustahiq di LAZIS-NU Jombang dilakukan melalui rapat yang diatur dalam sistem pengambilan keputusan. Dalam sistem pengambilan keputusan ini diatur proses pengambilan keputusan dimana dan siapa mustahiq yang akan diberi dalam satu periode pendistribusian. Sedangkan penentuan tempat dan besaran yang akan didistribusikan tidak dibicarakan dalam sistem ini.

Secara programatik, seperti yang telah disebutkan di atas tidak ada prioritas dari ketiga program untuk tahun 2008 namun secara prinsipil dalam tahun pertama ini, titik tekan, LAZIS-NU Jombang akan lebih berkonsentrasi untuk memperkuat kelembagaan ke dalam, dengan membangun sistem dan upaya internalisasi sistem: bagaimana hubungan antar orang diatur dan dikelola dengan baik, bagaimana pikiran-pikiran yang mulai menyatu terus dikonsolidasikan; bagaimana aturan main-aturan main (sistem-sistem) yang lain bisa diinternalisasi (dibumikan) terus sehingga bisa menjadi kebutuhan, bukan lagi sekedar kewajiban dan; bagaimana LAZIS-NU Jombang bisa memenuhi sarana – prasarana sehingga bisa bekerja dengan baik.

Namun untuk keluar akan tetap dilakukan. Untuk tahun pertama ini LAZIS-NU Jombang mulai dan terus mendekati dan memperkenalkan diri ke sebanyak-banyaknya muzakki, munfiq dan mutashoddiq khususnya warga NU Jombang. Upaya pendekatan ini dilakukan sebagai cara untuk membangun kepercayaan. Dalam tahun pertama ini, LAZIS-NU masih mencari-cari peta kondisi muzakki, munfiq dan mutashoddiq, kemudian memasukkan dalam data base, sama halnya ketika berkaitan dengan mustahiq. Sampai saat ini LAZIS-NU Jombang masih terus mencari bentuk, bagaiamana teknis pendistribusian yang paling efektif. Meskipun secara konseptual sudah memiliki mekanisme, tetapi masih perlu terus diuji.

Untuk tahun-tahun selanjutnya, secara prinsipil, prioritas akan lebih ditekankan pada upaya keluar, setelah kondisi di dalam cukup meyakinkan untuk menopang kegiatan-kegiatan yang mengarah keluar. Karena tanpa kekuatan di dalam, tidak dimungkinkan untuk mengembangkan keluar, tetapi kekuatan di dalam juga ditentukan oleh berkembangnya kondisi diluar.

Terkahir, berjalan dan tidaknya LAZIS-NU Jombang dalam mengambil, mengelola dan menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh tergantung pada kepedulian, kesadaran dan andil seluruh penopang yang terdiri dari pengurus LAZIS-NU Jombang, seluruh Pengurus Cabang NU Jombang beserta Badan-badan Otonom NU Jombang, para bapak Kiyai dan ibu Nyai, Pondok-pondok Pesantren dan sekolah/madrasah di Jombang, serta seluruh warga NU Jombang. Tanpa kepedulian dan kesadaran seluruh penopang tersebut, sulit bagi LAZIS-NU untuk berkembang dan bisa menjalankan amanah yang telah diberikan. (Muslimin Abdilla)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger