Senin, 14 Maret 2011

Di Jatim, Lazis-NU Hanya Jombang Yang Sudah Jalan

NU Jombang Online,
“Dari sekitar duapuluh dua undangan dari PC Lazis-NU yang hadir dalam rapat konsolidasi ini, hanya ada satu Lazis-NU yang sudah berjalan efektif dan memiliki sistem yang sudah berjalan, yaitu Lazis-NU Jombang” kalimat itu diutarakan oleh Drs. H. Soleh Qosim, salah satu Pengurus Wilayah Lazis-NU, ketika menyimpulkan hasil sharing (berbagi pengalaman) antar Pengurus Cabang Lazis-NU se Jawa Timur yang dihadiri sekitar 22 Pengurus Cabang, dalam rapat Konsolidasi PW Lazis-NU Jawa Timur pada hari sabtu (22/05/2009) bertempat di ruang Salsabila gedung kantor PWNU Jawa Timur. Dari Pengurus Pusat Lazis-NU diwakili Mabrur, dari PW Lazis-NU Jawa Timur hadir Drs. H. Soleh Qosim, Drs. H. Akhyar, Drs. H. Hamdan Wahab dan seseorang dari PWNU Jatim yang terus mengikuti sejak awal sampai akhir acara.

Kalimat tersebut muncul karena dari sekian pengurus cabang Lazis-NU di Jawa Timur yang hadir tidak ada satupun yang menyatakan bahwa Lazis-NU di wilayahnya sudah berjalan secara berkesinambungan dan di kelola dengan baik, kecuali PC Lazis-NU Jombang. Bahkan PW Lazis-NU Jawa Timur sendiri belum dikelola dengan baik, karena dari tujuh pengurus PW Lazis-NU Jatim, 5 diantaranya sibuk mencalonkan diri dalam Pileg 2009 kemarin. “Lazis-NU Jombang mulai berjalan secara efektif sejak Februari 2008 sampai sekarang. Ada dua staf yang bekerja secara reguler mulai hari Senin-sampai Jum’at di kantor Lazis-NU Jombang” demikian dikatakan sekretaris Lazis-NU Jombang dalam sharingnya dihadapan seluruh wakil dari PC Lazis-NU se Jatim. Lebih lanjut dia mengatakan: “sebelum berjalan seperti sekarang, Lazis-NU Jombang terlebih dahulu membuat perencanaan strategis, dilanjutkan pembuatan program, kemudian menyusun berbagai sistem. Selama satu tahun ini, Lazis-NU Jombang bisa mengumpulkan dana sekitar 85 juta rupiah. Kurang dari target kami sebesar 100 juta setahun. 300 juta selama tiga tahun, dan 500 donator selama tiga tahun”.

Dalam kesempatan itu pula Sekretaris Lazis-NU Jombang juga menyampaikan “dalam menjalankan dan mengelola Lazis-NU di Jombang, bukan berarti tanpa ada kendala, banyak sekali kendala. Kendala utama tidak datang dari luar, tetapi justru datang dari dalam. Mulai dari kurang siapnya beberapa orang yang bisa bekerja secara profesional dan terus menerus sehingga keluar dari Lazis. Meskipun keluarnya beberapa personel tersebut tidak mempengaruhi secara manajemen, karena sudah ada sistem yang mulai jalan. Kendala selanjutnya bersifat sangat politis, dimana Lazis-NU dituduh ditunggangi salah satu calon legislatif. Tuduhan yang kurang menguntungkan tersebut tidak datang dari luar tetapi dari dalam NU sendiri”.

Dalam acara tanya jawab, ada satu pertanyaan yang cukup mendapat perhatian. Pertanyaan tersebut adalah “darimana Lazis-NU Jombang membiayai staf-nya?”. Pertanyaan tersebut dijawab: “untuk membiayai staf, Pengurus Lazis-NU yang berjumlah 6 orang setiap bulan ‘wajib’ infaq sebesar 200 ribu. Hal ini karena Lazis-NU Jombang selalu menerapkan prinsip Ibda’ Binafsik”.

Selanjutnya banyak sekali permintaan dari pengurus-pengurus cabang Lazis-NU di Jatim yang meminta Lazis-NU Jombang untuk bisa membantu bagaimana menghidupkan Lazis-NU di daerahnya, terutama dalam melakukan perencanaan dan menjalankan perencanaan. Bahkan salah satu pengurus Lazis-NU dari wilayah ujung timur Jawa Timur secara jelas tanpa tedeng aling-aling menunjuk Lazis-NU Jombang untuk ngurusi Lazis-NU Jatim. Meskipun hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena persoalan struktural dan institusional, tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa Lazis-NU Jombang sudah mulai mendapatkan kepercayaan dari luar Jombang. Walaupun di Jombang sendiri, Lazis-NU masih belum sepenuhnya mendapat kepercayaan, terutama oleh warga NU Jombang sendiri. Hal ini dibuktikan dengan, dari sekitar 800-an ribu warga NU Jombang, baru ada seiktar 300-an yang menjadi donatur Lazis-NU Jombang. (Mus)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger