Tidak terasa, LAZIS-NU Jombang sudah berjalan selama setahun. LAZIS-NU Jombang secara resmi diluncurkan (launching) pada bulan Maret 2008. Dalam peluncuran lembaga yang seratus persen dibiayai dan ditopang dari dana umat tersebut dihadiri oleh sebagain besar pimpinan kunci Pengurus Cabang NU Jombang. Meskipun peluncuran dilakukan pada awal tahun 2008, namun proses peletakan pondasi dilakukan jauh sebelum peluncuran tersebut, yaitu sejak bulan September 2007. Proses peletakan pondasi dilakukan pertama-tama dengan melakukan analisis secara tajam sebagai langkah awal dalam membuat perencanaan lembaga LAZIS-NU Jombang. Perencanaan awal ini harus dilakukan, karena LAZIS-NU Jombang, meskipun nama sudah ada sejak lama, tetapi baru dalam kepengurusan periode ini (2007-2012) mulai dijalankan dan dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh.
Setelah setahun berjalan, ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan, baik secara langsung oleh penerima manfaat (mustahiq) maupun oleh NU secara. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
Pertama, Secara langsung hasil pengumpulan dana zakat, infaq dan shodaqoh telah membantu atau paling tidak mengurangi beban masyarakat, khususnya warga NU yang kurang beruntung di beberapa tempat yang telah ditentukan atas dasar permintaan dari pihak pelaksana (institusi pendidikan, pondok pesantren, pengurus ranting/MWC NU dan organisasi-organisasi yang menjadi pelaksana penyaluran/distribusi). Hal ini dilakukan karena LAZIS-NU Jombang, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam prinsip dasarnya, tidak akan melaksanakan (implementing) kegiatan, tetapi sebagai lembaga yang mencari dan menyalurkan (grant making). Selama setahun ini sampai bulan Maret 2009, dana yang berhasil dikumpulkan sekitar Rp. 85.500.000, yang terbagi dalam dua kategori: (1) dana masuk untuk disalurkan sebesar Rp. 61.800.000, (2) dana yang diterima untuk pembelian atau berupa inventaris kantor sebesar Rp. 23.700.000. Dana ini
Sebagai sebuah lembaga pengelola dana zakat, infaq dan sodaqoh yang baru memulai perjalanan, pengumpulan dana sebesar ini merupakan prestasi yang luar biasa, karena dana ini dikumpulkan tidak langsung dari bilangan yang besar, tetapi dikumpulkan rupiah demi rupiah dari bilangan yang paling kecil. Pengumpulan dana ini seluruhnya dari donatur yang saat ini telah mencapai 325 orang, terdiri dari (1) donatur infaq dan sodaqoh sebanyak 306 orang dan, (2) donatur zakat sebanyak 19 orang.
Dari dana sebesar itu, LAZIS-NU Jombang telah menyalurkan kepada sekitar 1.306 penerima manfaat (mustahiq). Mustahiq yang telah menerima terdiri dari: (1) Mustahiq konsumtif sebanyak 395 orang miskin, (2) Mustahiq untuk pengembangan kemampuan diberikan kepada 911 orang/anak.
Pengumpulan dana sebesar itu sudah mendekati target yang telah ditetapkan dalam perencanaan yang tertuang dalam kerangka kerja logis LAZIS-NU Jombang tahun 2007-2010. Dalam kerangka kerja logis disebutkan bahwa target pengumpulan dana zakat, infaq dan sodaqoh selama tiga tahun sebesar 300 juta rupiah. Jika dibagi pertahun, maka dana yang ditargetkan oleh LAZIS-NU sekitar 100 juta rupiah/tahun. Jika pada tahun 2008, LAZIS mampu mengumpulkan dana sebesar 85 juta rupiah, maka target tahun 2008 sudah sedikit lagi terpenuhi. Kenapa tidak sampai 100 juta rupiah, sesuai yang ditargetkan? Ada beberapa hal kenapa target tersebut belum terpenuhi. Pertama, secara kelembagaan LAZIS-NU Jombang merupakan lembaga yang baru berjalan, sehingga masih butuh waktu untuk memantapkan hubungan antar unit dan antar orang; kedua, Program dan sistem lembaga masih belum berjalan dengan baik. Masih dalam tahap experimentasi (pengujian-pengujian), sehingga strategi trial and error masih terus dilakukan. Tentu kondisi-kondisi ini mengakibatkan belum optimalnya kerja keluar. Hal ini jamak dilalui oleh seluruh organisasi/lembaga yang baru didirikan atau baru berjalan.
Untuk saat ini kondisi sudah semakin membaik, meskipun disana-sini masih terus butuh pembenahan. Upaya pembenahan yang terus dilakukan ini, merupakan bukti bahwa LAZIS-NU akan terus berkembang dan terus dikembangkan oleh seluruh orang yang ada didalamnya menuju lembaga yang memiliki kekuatan baik secara internal maupun eksternalnya. Karena tanpa ada niatan untuk pembenahan, maka sebuah organisasi/lembaga akan berhenti, semenjak niatan untuk berhenti pertama kali muncul.
Kedua, manfaat yang tidak kalah pentingnya adalah LAZIS-NU Jombang merupakan salah satu lembaga di bawah PCNU Jombang yang dibiayai dari dana umat yang sampai saat ini bisa bekerja secara reguler (terus menerus) dan memiliki jam kerja bagi para stafnya secara rutin, meskipun kompensasi yang diberikan kepada stafnya sampai saat ini masih belum sebanding dengan kerutinan dan keprofesionalannya (profesional yang dimaksud: berfikir dan bekerja 100% untuk LAZIS-NU).
Karena itu, LAZIS-NU merupakan lembaga dibawah NU Jombang yang menjadi wadah bagi kader-kader muda NU untuk mengais pengalaman dalam mengelola dana zakat, infaq dan sodaqoh secara berkelanjutan, yang sejauh ini belum pernah dilakukan oleh NU. Diharapkan dari pengalaman ini, bisa memberi manfaat bagi berkembangnya pengetahuan, tidak saja bagi orang per-orang yang terlibat secara langsung dengan pengembangan LAZIS-NU, tetapi juga bagi Nahdaltul Ulama secara organisasional: pengalaman dan pengetahuan tentang pengelolaan dana zakat, infaq dan sodaqoh secara berkelanjutan dan pengetahuan tentang bagaimana mengelola organisasi yang baik menjadi pengetahuan seluruh orang yang menjadi anggota organisasi Nahdlatul Ulama. Lebih jauh lagi, jika dianggap cukup baik, diharapkan manajemen yang dikembangkan di LAZIS-NU bisa dijadikan sebagai arena belajar bagi kader-kader NU dalam mengelola manajemen NU di masa-masa yang akan datang, sehingga organisasi NU bisa dikelola secara modern, sebagaimana mimpi para pendiri yang mendirikan oraganisasi NU sebagai organisasi modern yang salah satunya ditandai dengan adanya pembagian kekuasaan dan perencanaan langkah ke depan.
Kendala Yang Masih Saja Menghadang
Meskipun beberapa manfaat sudah bisa dipetik, tetapi masih ada beberapa kendala yang belum bisa diselesaikan. Dalam analisis yang dilakukan ketika dalam proses perencanaan, salah satu tantangan utama LAZIS-NU Jombang adalah belum adanya kepercayaan dari para dermawan, khususnya dermawan yang menjadi pengurus NU, umumnya dermawan warga NU dan masyarakat umum. Tantangan ini muncul dalam analisis karena LAZIS-NU Jombang, ketika analisis itu dilakukan, belum dijalankan. Untuk menyelesaikan tantangan yang menjadi salah satu persoalan (issue) utama, maka dibuatlah program Jalbul Muzakki yang tujuannya adalah untuk meyakinkan atau membangun kepercayaan masyarakat, khususnya warga NU kepada LAZIS-NU Jombang sehingga mereka meyalurkan zakat, infaq dan sodaqohnya melalui LAZIS-NU Jombang.
Tetapi dalam pelaksanaannya, program ini masih banyak kendala. Mulai dari kendala sulitnya menemukan personal yang bisa menjalankan program tersebut dengan baik, yang kemudian berakibat pada belum optimalnya pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ada dalam program tersebut, sampai pada kendala kurang mendukungnya situasi sosial dan politik eksternal yang menyedot hampir seluruh perhatian dan kekuatan masyarakat yang berdampak secara langsung dan tidak langsung kepada LAZIS-NU Jombang. Kendala kedua ini, tidak saja menekan kinerja LAZIS-NU, bahkan juga secara umum, jika kita mencermati, sangat menekan kinerja organisasi NU Jombang secara keseluruhan.
Menghalau Tantangan: Membentuk Tenaga Volunteer
Untuk lebih mengefektifkan kinerja serta mengurangi tantangan yang menjadi persoalan utama selama ini, terutama dalam membangun kepercayaan dan melakukan penggalian dana zakat, infaq dan sodaqoh, maka sejak bulan Januari 2009, LAZIS-NU, sesuai dengan program yang telah direncanakan, mulai melaksanakan kegiatan pelatihan bagi volunteer (sukarelawan). Pelatihan ini untuk pertama kali diikuti oleh 6 orang calon volunteer. Materi yang diberikan dalam pelatihan terdiri dari: Orientasi Ke-lazis-an (organisasi, program dan sistem/aturan main) serta tugas, fungsi dan posisi volunteer. Tugas utama volunteer untuk sementara adalah melakukan pencarian/penarikan dana zakat, infaq dan sodaqoh serta membantu pendistribusiannya. Namun ke depan bisa sangat beragam sesuai dengan keragaman kebutuhan di masa mendatang.
Kegiatan pelatihan ini direncanakan dan dilakukan karena tidak mungkin LAZIS-NU Jombang bisa mengembangkan kegiatannya dengan hanya mengandalkan pegurus dan staf yang sekarang ada. LAZIS-NU Jombang butuh tenaga-tenaga yang mampu bekerja secara ikhlas dan memiliki semangat yang tinggi untuk turut serta memajukan tidak saja LAZIS-NU tetapi juga NU secara keseluruhan sebagaimana yang selama sudah terjadi.
Pembentukan tenaga volunteer yang untuk pertama kalinya diikuti oleh 6 orang ini merupakan pilot project bagi upaya meraih target satu ranting satu volunteer. Jika LAZIS-NU Jombang memiliki tenaga volunteer, taruh saja di separuh dari jumlah ranting yang ada di Jombang saat ini (sekitar 150 ranting dari 300 ranting), maka LAZIS-NU Jombang memiliki tenaga volunteer yang berjumlah 150 orang yang siap bekerja secara ikhlas dan bersemangat tinggi untuk mengabdi bagi usaha untuk mengurangi beban saudara-saudara yang kurang beruntung, turut serta memberantas kemiskinan dan sebagai upaya untuk memajukan organisasi Nahdlatul Ulama. Siapa lagi yang mau memajukan organisasi NU yang sejak dulu memang selalu digerakkan oleh para tenaga sukarela (volunteer), jika bukan warga NU sendiri.
Karena itu, tidak bosan-bosannya kami selalu mengatakan bahwa segala upaya yang kami lakukan diatas, tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada bantuan dari seluruh pihak, terutama pengurus cabang NU Jombang, seluruh warga NU Jombang serta seluruh masyarakat Jombang yang kami yakin memiliki semangat yang sama dengan kami, LAZIS-NU Jombang, untuk memajukan masyarakat menuju masyarakat yang adil dan sejahtera. (Mus Abdilla)
Senin, 14 Maret 2011
LAZIS-NU Jombang: Setahun Setelah Diluncurkan


0 komentar:
Posting Komentar